2. My Cousin's Friend

174 23 1
                                    

Shi Qingxuan membuka mata karena mencium aroma masakan yang selalu ia rindukan, masakan ibu tersayang. Dengan tak sabar, ia menendang selimut, melompat dari ranjang, dan berlari keluar dari kamarnya.

"Mama." Shi Qingxuan memeluk erat seorang wanita yang sedang menata makanan di meja, menciumi wajah sang ibu dengan sayang. "Kenapa pulang tidak bilang?"

Sudah satu bulan wanita berwajah cantik itu pergi dinas ke luar negeri bersama suami dan anaknya yang lain. Wajar jika Shi Qingxuan sangat merindukan wanita yang merupakan adik dari Ayahnya tersebut. Ya, wanita yang dipanggil Mama oleh Shi Qingxuan bukanlah ibu kandungnya. Nyonya Hua yang merawatnya semenjak kedua orangtua Shi Qingxuan meninggal karena kecelakaan 20 tahun yang lalu.

"Kejutan dong." Nyonya Hua melepas tangan keponakannya yang malah semakin erat. Shi Qingxuan hanya nyengir ketika dipelototi. "Qingxuan, anakku yang tampan. Kabarmu baik?"

"Tidak baik tanpa Mama." Jawaban Shi Qingxuan membuat Nyonya Hua tertawa dan sedikit merasa bersalah karena tidak membawa serta keponakan tampannya. Andai Shi Qingxuan tidak sedang mengerjakan skripsi, mungkin sudah dibawa serta kemana pun.

"Huahua mana?" Akhirnya, Shi Qingxuan melepaskan pelukannya pada Nyonya Hua. Matanya memandang sekitar. Huahua adalah panggilan yang ia berikan untuk Hua Cheng, sepupunya.

"Masih tidur. Sarapan dulu. Kau pasti tidak makan dengan baik selama Mama pergi." Piring-piring di meja sudah penuh dengan menu sarapan.

"Aku cari si Hua dulu." Shi Qingxuan setengah berlari menaiki tangga dan berakhir di sebuah kamar yang ternyata pintunya terbuka.

Tanpa berpikir panjang, ia masuk dan BUGH! Ia menendang bokong orang yang tengah meringkuk terbalut selimut berwarna Charcoal.

"Bangun! Huahua." Pemuda berparas tampan itu melemparkan dirinya di samping buntelan selimut itu.

"Hm." Orang di balik selimut menyahut.

Shi Qingxuan melirik sebentar lalu beralih menatap langit-langit kamar. "Apa temanmu bernama He Xuan itu ikut ke Xian Le?"

"Ya."

"Apa tidak apa-apa kalau aku mengajaknya nongkrong? Aku malu. Bagaimana kalau dia tidak menyukai laki-laki?"

Shi Qingxuan kembali menendang bokong Hua Cheng. Ia kesal membayangkan jika teman Hua Cheng yang bernama He Xuan tidak menyukai laki-laki, jika seperti itu maka kesempatan untuk dekat sebagai 'calon pacar' akan semakin tipis. Semakin kesal, ia menendang lagi bokong Hua Cheng. Seolah mengerti perasaan gundah sepupunnya, Hua Cheng hanya diam tidak seperti biasanya yang akan protes jika Shi Qingxuan menendangnya.

"Kenapa menyukainya?" Tanya Hua Cheng dengan suara serak khas bangun tidur.

"Bukankah aku sudah pernah cerita? Ck. Lupakan." Shi Qingxuan berdecak, "dengan senang hati aku akan menceritakannya kembali."

Dengan bibir tersungging, Shi Qingxuan menceritakan pertemuan pertamanya dengan He Xuan. Lima tahun lalu saat Shi Qingxuan masih duduk di sekolah menengah atas. Itu adalah tahun terakhir ia bersekolah. Hua Cheng sudah kuliah, tingkat tiga, dan ia terkadang masih suka menjemput Shi Qingxuan atas perintah ibunya.

Hari itu berbeda, Hua Cheng membawa teman satu jurusannya yang bernama He Xuan, lelaki dengan postur tubuh tinggi, tampan, dan sangat tampan. Shi Qingxuan langsung jatuh cinta pada pandangan pertama, sulit baginya menolak pesona wajah tampan. He Xuan tidak banyak berbicara, kaku, dan tidak peka. Itu yang Shi Qingxuan pikirkan. Namun hal itu membuat Shi Qingxuan semakin tertarik dan penasaran untuk mengenal  He Xuan.

Usaha Shi Qingxuan untuk mengenal He Xuan berhasil, meskipun masih sekadar saling sapa. Hua Cheng yang merasa kasihan pada sepupu kecilnya itu mencoba membuat mereka dekat sebagai teman terlebih dahulu.

One Shot || Beefleaf • ShuangXuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang