He Xuan tidak nyaman, disukai oleh makhluk berisik bernama Shi Qingxuan sungguh membuatnya kesal hampir setiap hari. Entah sudah berapa kali kalimat penolakan ia lontarkan, namun pemuda pemilik senyum manis itu akan terus mengejarnya dengan gigih.
Shi Qingxuan sebenarnya tampan tapi tetap saja He Xuan tidak suka. Ini bukan soal tampan atau tidak, semua tentang perasaan. Perasaan tidak dapat dipaksa. Begitulah yang terjadi, sekuat usaha Shi Qingxuan tidak pernah membuahkan hasil. Yang ada hanya He Xuan semakin kesal dan benci.
Perbedaan jurusan tidak membuat Shi Qingxuan menyerah untuk menghampiri He Xuan, sekadar memberikan makan siang atau camilan. He Xuan tidak bisa menolak kalau soal makanan, salahkan perutnya yang selalu lapar hingga tak berani menolak makanan dari siapapun apalagi ini gratis.
Di luar kampus pun sama, contohnya di asrama. Mereka tidak di asrama yang sama dan Shi Qingxuan selalu punya alasan untuk bisa menemui He Xuan. He Xuan satu kamar dengan Hua Cheng. Hua Cheng mempunyai pacar bernama Xie Lian yang merupakan sahabat dekat Shi Qingxuan.
Shi Qingxuan akan menemani Xie Lian untuk menemui Hua Cheng sehingga ia pun bisa melihat He Xuan. Jika sudah seperti itu, He Xuan tidak bisa berbuat apa-apa. Lebih baik mendengar ocehan tak penting Shi Qingxuan daripada melihat Hua Cheng dan Xie Lian pacaran di depan matanya.
"Ini Selasa malam?" He Xuan menuruni tangga ranjang dengan tergesa.
"Ya." Hua Cheng menyisir rambut, ia tersenyum, "Jadwal Lian berkunjung."
"Kenapa kau tidak mengingatkanku, berengsek?" He Xuan semakin gelisah, ia tidak mau bertemu.
Terlambat, pintu kamar mereka sudah terbuka menampakkan Xie Lian dengan senyum manisnya dan diikuti orang yang ingin He Xuan hindari, yaitu Shi Qingxuan.
"He-ge." Sapa Shi Qingxuan, riang seperti biasa. Malam ini laki-laki bersurai cokelat itu memakai kaos putih dengan dilapisi kemeja berwarna senada dan blue jeans terlihat semakin tampan dan manis. Jika saja He Xuan mempunyai perasaan padanya, ia akan bangga dan memamerkan kemanisan pacarnya. Namun sekali lagi, He Xuan tegaskan bahwa ia tidak memiliki perasaan apapun pada Shi Qingxuan. Tangan itu menjingjing sebuah tote bag berwarna putih dengan logo restoran fastfood yang mempunyai tagline 'Jagonya Ayam!'.
Hua Cheng sudah duduk manis berdua dengan Xie Lian. He Xuan terpaksa menggelar sebuah karpet kecil untuk dirinya sendiri dan Shi Qingxuan. Shi Qingxuan mengucapkan terima kasih sebelum duduk, lalu ia membuka bungkusan makanan itu. Aroma ayam tepung mengusik hidung He Xuan, membuat perutnya menjerit meminta untuk diisi.
"Makanlah, ini ayam kesukaanmu." Shi Qingxuan menyodorkan bucket berisi ayam tepung itu.
Tanpa sepatah kata, He Xuan mengulurkan tangan untuk mengambil potongan ayam yang menggoda namun secepat kilat menarik kembali tangannya, membuat Shi Qingxuan mengerutkan kening heran. He Xuan sudah memantapkan hati, tidak menerima dan memakan semua makanan pemberian Shi Qingxuan. Sebuah langkah agar Shi Qingxuan tidak lagi berharap padanya.
Shi Qingxuan menatap He Xuan, "Kenapa?"
"Aku lupa, sudah makan." Jawab He Xuan bohong, padahal ia belum makan dari tadi siang.
"Biasanya kau tidak masalah makan lagi setelah makan." Shi Qingxuan mengambil potongan ayam lalu memakannya, "Ini enak. Tidak ada racun ataupun sihir."
Hua Cheng dan Xie Lian pamit keluar kamar meninggalkan mereka berdua. Suasana semakin canggung. Shi Qingxuan makan dalam diam, He Xuan berdiri dan duduk di kursi milik Hua Cheng.
"Kau tidak suka aku ke sini?" Tanya Shi Qingxuan polos.
"Ya. Berhenti datang ke sini." He Xuan berdiri, menatap Shi Qingxuan tepat di mata. "Qingxuan, harus kukatakan berapa kali agar kau paham? Apa penolakanku belum jelas? Aku tidak menyukaimu. Jadi aku mohon berhenti menemuiku, memberiku makanan, atau apapun itu. Karena aku tidak akan pernah menyukaimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shot || Beefleaf • ShuangXuan
FanficKumpulan Oneshot beefleaf and other pair.