26

59 16 0
                                    

; few days later

“prima..” gadis itu menolehkan kepalanya. “udah mendingan?”

“udah.” richelle melangkahkan kakinya mendekati prima yang merentangkan tangan. “lo jijik ngga kalau gue minta peluk?” ucap prima sembari menatap tubuhnya yang dipenuhi banyak luka.

“bodoh.” richelle segera memeluk erat tubuh prima.

“orang itu udah dipenjara?”

richelle mengangguk perlahan. “semuanya udah diurus.” prima menepuk punggung richelle sebelum pandangannya teralih pada sagara yang berada di ujung pintu.

“makasih sag.” laki laki itu tersenyum tipis.

“kok gue ngga sih?” protes richelle.

thank you so much richelle vasyl dirgantara.”

“gue sekarang richelle vasyl anastasia.” prima mencubit pipinya lumayan kuat. “mana bisa gitu.”

“bisa!”

“ngga.”

“bisa lah habis ini gue ganti.”

“ayah lo di rumah sakit ini kan?” richelle terdiam. “ngga tau.”

“gue kemarin ketemu kak mave.”

“oh.”

“ngga mau ketemu juga?” gadis itu tidak bersuara.

“males ah.” ucapnya selang beberapa saat.

Whisper.

whisperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang