Hallo semua, saya kembali dengan chapter 4!! Dan aku rasa ini agak sedikit pendek dari biasanya. Lalu, bagaimana? Ada tidak yang rindu dengan cerita ini? Hoho, disini Gempa masih memanggil Halilintar dengan 'niisan'. Baiklah tanpa banyak cakap, mari kita mulai!
Happy Reading guys ;)
Dan awas typo kemudian juga tidak menggunakan EYD, harap maklum karena masih kecil ^3^ #KecilApanya
.
.
Gempa's P.O.V
Saat ini aku sedang berada di sebuah kedai kecil karena bekerja. Yah.. bekerja, jika tidak bagaimana aku bisa mencari uang. Setiap hari setelah pulang sekolah, aku langsung datang kesini. Jam kerja dari jam 3 sore sampai jam 7 malam, kadang kala sampai toko ini tutup ketika pelanggannya banyak.
Kadang aku diberi jam kerja yang singkat,dan itu kugunakan untuk pergi ke makam keluargaku. Hmm, betapa sakitnya ketika aku masih ingat saat ditinggal Halilintar-niisan. Tak disangka ia sangat menyayangiku, dan aku hanya menyiak-nyiakan saat yang berharga itu. Aku ingin kembali seperti dulu. Bersama ayah, ibu, Taufan, dan tentunya Halilintar-niisan. Bercanda dan tertawa bersama. Merasakan kehangatan dan kebahagian. Sayang... itu semua telah hilang dari hidupku.
Saat ini aku pulang kerja pada jam 5 sore; seperti yang aku katakan tadi, aku bisa pergi ke kuburan dimana semua keluargaku ada disana. Sambil membawakan 3 bouquet lily dan 1 mawar putih. Oh betapa ingatnya aku saat ibuku mengatakan ia sangat menyukai mawar putih.
Sesampainya di makam keluargaku, aku menaruh 1 per 1 bouquet bunga itu di samping makamnya. Sampai di makam Halilintar-niisan, aku langsung berlutut sambil mengucapkan, "Halilintar-niisan.. bagaimana keadaan niisan disana? Apakah niisan bertemu dengan Taufan? Apakah niisan masih sayang terhadapku yang sudah membuatmu pergi? Aku... merindukanmu, Halilintar-niisan." Mungkin jika dilihat orang, aku bisa disangka gila. Tapi, bukankah ini wajar jika ingin berbicara terhadap orang yang sudah tiada dan berharga bagi kita?
Setelah berbicara, aku langsung beranjak pergi untuk pulang ke rumah. "Aku pulang." Oh, aku tahu kalau aku tinggal sendiri tapi... ah sudahlah. 'Besok adalah hari libur di tempat kerjaku.. apa yang akan aku lakukan..' ucapku dalam hati.
Langsung aku menuju dapur untuk memasak, lagipula aku'pun juga belum makan apa-apa dari siang. Setelah selesai, kutaruh mangkung sup itu di meja makan. Hmm... betapa rindunya aku ketika makan bersama dengan niisan, Taufan, serta ibu dan ayah. Tanpa sadar air mataku jatuh, segera aku hapuskan. 'Aku tidak boleh menangis, itu tandanya aku tidak ikhlas.'
Aku makan dalam diam. Setelah selesai, aku mencuci piring dan alat memasak yang telah aku gunakan. Kemudian, aku menggosok gigiku dan menuju kamarku. Saat aku berjalan ke kamarku, aku melihat loteng yang berada di lantai atas yang sudah lama tidak dibersihkan. 'Hmm... mungkin aku tahu apa yang akan aku lakukan besok' ucapku dalam hati sambil tersenyum.
=Brother's smille and I'm sorry=
Cuit cuit cuit
Terdengar suara kicauan burung yang bertengger di jendela kamarku. Ah sudah pagi ternyata. Segera aku beranjak dari tempat tidur dan merapikannya. Setelah mandi dan menggosok gigiku, aku pergi menuju dapur untuk memasak. Selesai sarapan, kucuci peralatan masak dan membersihkan rumah, karena hari ini juga libur. Jam menunjukkan 7.45 pagi.
Saatnya untuk membersihkan rumah ini. Mulai menyapu, mengepel, mengelap kaca juga mencuci pakaian yang menumpuk karena tidak dapat dicuci setiap hari, dan yang terakhir adalah membersihkan loteng diatas.
Saat aku berhenti di kamar Halilintar-niisan, aku terdiam. Ingin rasanya, saat ini juga ia memelukku. Aku segera masuk ke dalam kamarnya untuk menyapu. Hmm... kosong. Hanya ada kasur, lemari pakaian, dan meja belajar. Mungkin jika aku menemukan barang di loteng yang dimilikinya, akan aku taruh dikamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother's smile and I'm sorry
RandomGempa masih menyesal dengan sikap egoisnya saat Halilintar masih hidup. Karena sikapnya itu, Halilintar pergi meninggalkannya. Tapi akankah hari-harinya berubah setelah bertemu dengan seseorang yang seumuran dengannya? Ditambah dia adalah kakak tiri...