Seorang wanita muda mengambil langkah ragu-ragu menuju meja kayu sambil memegang panci berisi sup yang masih beruap. Menaruh dimeja dengan santai tanpa memperdulikan ada seseorang disana yang sedang tertidur, Rambutnya acak-acakan, dan dalam sekejap wajahnya tampak basah, kulitnya langsung terkena asap dari rebusan.
"Dimana aku?" Dia bertanya-tanya saat wajahnya terasa panas karena uap tersebut
"Tidak kemana-mana" bisik wanita muda lainnya sebelum menggeser kursi di sebrang meja untuk duduk
"Yahh Unnie, Kenapa kamu menaruh ini tepat didepan wajahku?" Ucap Yerin kepada sahabatnya Sowon
"Hahaha maafkan aku,ohya sebelum aku menaruh makanan ini, sepertinya kamu sedang mengalami mimpi yang sangat indah dan luar biasa Yerin-ah? Karena aku melihat kamu sedikit tersenyum saat tertidur" wanita itu terkikik sebelum mengangkat sendok berisi sedikit sup. Dia menghirup aroma kaldu yang begitu lezat, segera mencicipinya dan bergumam. "Yang ini sangat luar biasa dan lezat, Yerin-ah, cobalah?"
"Makanan buatanmu tidak pernah gagal unnie, itu akan selalu berakhir dengan nikmat" ucap gadis Jung dengan manis
"Yahh apakah moodmu sedang bagus, tidak biasanya kamu menjadi pembicara yang manis" goda Sowon
"Yah, kurasa aku moodku sangat bagus hari ini karena itulah yang membuat makananmu terasa lebih enak, unnie" canda Yerin
"Kau adalah salah satu teman yang buruk, Jung," kata Sowon kepada Yerin mengerutkan kening.
"Unnie, aku baru saja memujimu" ucap Yerin tertawa
"Terserah," Sowon hanya bisa berkata dengan nada pelan. Dia menggunakan bibirnya untuk menyeruput kuah sup.
Disisi lain Yerin mengigit ujung garpu saat dia mencoba mengingat mimpinya secara akurat. "Ljubljana," katanya, matanya berbinar senang.
"Hmm? Apakah itu di mana kamu berada dalam mimpimu tadi?" Kata Sowon dengan tenang, berharap mendapat infomasi tambahan.
"Ya! Di Slovenia" Yerin berkata sebelum meneriakan paru-parunya tanpa terdengar. "Unnie, disana aku memiliki pondok liburan kecil dengan anak anjing di sampingku ketika aku sedang merajut beberapa--Aku tidak yakin apa--sweater mungkin?" Jelas Yerin
Sowon tertawa, "kedengarannya seperti nenekku di pagi hari," dan Yerin berhenti sejenak menyadari bahwa itu memang tampak seperti kehidupan orang tua.
"Unnie!!" Ucap Yerin cemberut. "Aku akan memiliki pagi yang lebih menyenangkan ketika saya lebih tua, siapa tahu, mungkin saya akan paralayang di pegunungan saat itu."
Sowon hanya bisa berkomentar mendengar pengakuan sahabatnya dengan pikirannya yang aneh dan sulit dimengerti "cucu-cucumu akan sangat bangga memiliki nenek yang begitu keren."
'Ya, persis bagaimana mereka seharusnya"
Sowon berdeham seolah sedang memikirkan apa yang akan ia katakan. "Kamu benar-benar ingin pergi ke sana, bukan?" Dia bertanya, mendorong Yerin untuk tersenyum dan dengan lembut menganggukan kepalanya. "Bahkan kamu telah mengaturnya dengan--"
"Ya," Yerin memotongnya tiba-tiba, karena tidak ingin mendengar nama itu lagi. "Pergi kesana awalnya adalah niatku, bagaimanapun juga orang itu hanya ingin ikut dan--berjanji kami akan men--" Yerin menghela nafas mengingat kejadian itu lagi.
"lalu tiba-tiba dia berubah pikiran" sambil tersenyum sinis "Dia hanya seorang wanita brengsek yang pernah ada di hidupku"
Sowon tidak bisa menahan tawa pada komentar sahabatnya begitu saja. Bagaimanapun juga, Yerin mengatakan yang sebenarnya tentang mantan kekasihnya, dan Sowon juga membenci orang itu karena sudah menghancurkan hati sahabatnya yang sudah dia anggap seperti adik kandungnya. "Kali ini aku setuju dengan ucapanmu" katanya pelan. "Dan Yah, kamu harus menunjukan kepadanya bahwa kamu mampu dan bisa mencapainya sendiri." Tambahnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Mimpi (SinRin)
FanfictionJung Yerin, Seorang gadis berusia 24 Tahun yang menjalani sekolah perguruan tinggi di Jepang kembali ke negara tempat ia di lahirkan untuk mengisi kekosongan liburan musim panasnya, Gadis berparas Cantik itu mencari pekerjaan ketika dia bertemu deng...