Bab III : officially become Ankko's pawrents

50 8 2
                                    

Dalam waktu singkat, ketiga wanita itu telah melahap seluruh Ayam Goreng yang mereka pesan dan beberapa botol alkohol dan itu membuat mereka tidak ingat apa yang mereka bicarakan setelah percakapan berakhir. Yang mereka tahu adalah mereka mendapatkan tawa yang bagus sebagai hasil dari semua itu.

Dan sekarang Yerin ada di kamar mandi, tidak ada yang tahu dia tertidur atau apa. Dia sudah di sana cukup lama. Eunha membuat keputusan untuk mencari Unnienya sebelum semuanya menjadi buruk. Tapi dia digagalkan oleh sesuatu.

"Untuk apa obat-obatan itu?" Dia bertanya pada SinB yang baru saja mengeluarkan tablet dari kotak kecil transparan.

"Hanya, kau tahu, obat-obatan biasa"

Eunha tidak mengerti apa yang dikatakan gadis itu, jadi dia hanya bisa menjawab, "oke, tapi sebaiknya kamu tidak meminumnya sekarang,-" Eunha berkata.

Bagaimanapun , Eunha adalah seorang mahasiswa keperawatan. bahkan ketika dia mabuk dia masih bisa sedikit mengontrol tubuhnya "kamu habis minum alkohol, SinB-ssi" lanjutnya

"Oh" Kata SinB sebelum mengangguk. "Ya, kamu benar" jawabnya sambil mengembalikan pil ke wadahnya. SinB menyembunyikan di sakunya tanpa mengatakan apa-apa lagi.

"Maaf, Aku akan mencari Yerin, dia sudah terlalu pergi, aku khawatir terjadi sesuatu padanya" Eunha berkata kepada SinB. Gadis termuda itu awalnya ingin ikut mencari tetapi di tolak oleh Eunha.

"Kurasa ada yang salah," gumam Yerin saat Eunha mengikutinya. Mereka sekarang berjalan kembali ke meja , dimana SinB telah menunggu dengan sabar.

"Apa?" Eunha bertanya; suaranya berubah menjadi khawatir.

"Setiap kali aku mengonsumsi alkohol, ada yang tidak beres "

"Ya? Ada apa? Apa Unnie baik-baik saja?"

"Perutku sakit, dan itu membuatku buang air besar" kata Yerin lemah.

Eunha hanya menggaruk alis dan menggelengkan kepalanya setelah menyadari bahwa itu tidak terlalu serius.

"Ini mirip dengan minum kopi, tapi sedikit lebih buruk, asalkan tidak membunuhmu Unnie" kata Eunha sebelum menunjuk ke arah SinB yang berdiri di pintu masuk.

"Aku pusing" ucap SinB pelan, yang sudah pasti di dengar Yerin.

"Peminum yang malang" gadis yang lebih tua bercanda sambil menepuk lembut kepala SinB.

"Kurasa kita harus minum kopi sebelum pulang" saran Eunha

"Kamu baru saja mengatakan bahwa mengonsumsi alkohol mirip dengan minum kopi, dan saya baru saja keluar dari toilet? Apa kamu ingin membunuh unniemu Jung Eunha??"

"Hahaha bukan itu maksudku, tapi aku bilang bahwa kopi sedikit lebih baik daripada alkohol; aku harus tetap sadar unnie. Jika tidak maka tugasku akan tertunda lagi" Rengek Eunha

"Baiklah, bagaimana denganmu SinB" dan hanya di jawab oleh anggukan saja.


Yerin terus bersenandung sambil menyeruput kopi, langit pun perlahan sudah berubah menjadi gelap. Dia sudah menghabiskan secangkir kopinya, jadi yang harus dia lakukan hanyalah menunggu dua wanita lainnya ikut menhabiskan kopi mereka lalu pulang.

Akhirnya, tatapannya tertujupada SinB yang masih meniup minumannya. Dia telah melakukan ini untuk waktu yang cukup lama.

"Aku rasa itu sudah tidak terlalu panas" kata Yerin, menarik perhatian SinB, tatapannya beralih ke cangkir Yerin yang sudah kosong. Dia berkedip beberapa kali dibuat heran karena Yerin benar-benar cepat dalam segala hal, SinB menganggukan kepalanya.

"Kecuali kamu ingin membekukan kopinya, maka kamu harus terus meniupnya" canda Yerin

SinB mengerenyit saat dia mencicipi rasa kopi pertamanya, tidak seperti saat dia meminum bir, tapi dia selalu memiliki ekspresi tajam yang sama di wajahnya. Saat itulah Yerin memperhatikan dan berpikir dalam hati, "dia tidak boleh melanjutkannya"

Sebuah Mimpi (SinRin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang