Masih latihan

1.5K 160 5
                                    

"Wahh kenapa ada banyak sekali makanan?"

Dengan sedikit kesusahan, Jisung berjalan ke meja makan yang sudah penuh makanan. Jaemin menarik kursi untuk Jisung, agar Jisung duduk di sampingnya.

"Iya. Haechan yang memesannya," ucap Renjun santai seraya memakan ayamnya.

Jisung menatap Renjun, mengernyit. "Haechan hyung?"

Jisung mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, tapi tidak menemukan sosok Haechan.

"Iya, Haechan memesannya tadi saat masih di ruang latihan. Haechan menanyakan makanan apa yang ingin kau makan pada Jaemin, jadi aku mengatakan ayam. Dan Haechan memesan banyak ayam."

Jisung terdiam beberapa saat, melihat meja makan yang penuh. Bukan hanya ayam, ada pizza dan makanan lainnya. Jika seperti ini, Jisung menjadi merasa bersalah kepada Haechan.

"Uri Jisungie ayo makan, setelah ini Hyung akan mengompres kaki mu."

Jisung menggelengkan kepalanya cepat, mengibaskan kedua tangannya. "Tidak perlu Hyung, aku akan tidur saja. Jaemin Hyung juga pasti lelah."

"Aku tidak apa-apa, jadi tidak perlu khawatir. Jja! Habiskan makananmu."

Jisung menatap Renjun, dan Jeno yang tersenyum tipis melihat interaksinya dan Jaemin. Jisung juga tau, kalau mereka menyayangi Jisung. Tapi, apakah mereka tidak kesal pada Jisung karena sudah membuat mereka bekerja keras dua kali lipat? Kenapa mereka sangat perhatian pada Jisung?

Kalau begitu Jisung harus cepat sembuh, dan bekerja keras bersama mereka. Atau setidaknya, Jisung harus menjadi penyemangat mereka. Benar begitu?

Sesuai janji, setelah makan Jaemin mengompres lutut Jisung. Ya, memang rasanya lebih baik. Sedikit bercanda dan berbincang, akhirnya pukul satu dini hari mereka berdua tidur.

•••

"Ini jam berapa?"

Seorang laki-laki yang tergulung oleh selimutnya itu mencoba menyibakkan selimut dan mencari benda persegi panjang, mengecek waktu. Matanya sudah sipit semakin sipit, mencoba memfokuskan pandangannya pada ponselnya itu.

"Heol!!"

Akhh

Kini mata sipitnya itu terbelalak, dan seketika ia bangun secara tiba-tiba membuat kakinya yang memang sedang cedera terasa berdenyut. Tangannya mengelus lututnya.

"Akhh ... "

"Kenapa? Apa sakit?"

Laki-laki itu menoleh ke arah pintu, lalu mengangguk. "Kenapa tidak ada yang membangunkan ku? Apa kita tidak pergi berlatih? Kenapa kita masih di dorm?"

Jeno mengambil sebungkus ramyeon di laci meja dekat tempat tidur Jisung. "Hari ini libur," ucapnya.

"Hyung masih pagi mau makan ramyeon?" tanya Jisung melihat Jeno mengambil ramyeonya tanpa ijin.

"Pagi? Park Jisung, sekarang sudah sore!"

"Ah iya."

"Oiya Hyung, kenapa kita libur?"

Jisung bangkit dengan perlahan dan berjalan menyusul Jeno ke dapur, dengan tangan memegang dinding atau apapun yang ada untuk membantunya.

[✓] My Accident : Park Jisung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang