01🍄 Mata ke Mata

286 41 23
                                    

HAPPY READING!!

******
*****************

2 Tahun kemudian...

Asta sudah menyelesaikan study nya di luar negri. Ia menjemput adiknya di Jogja, untuk kembali ke Jakarta melanjutkan bisnis almarhumah Gita-ibu Asta dan Aqeela. Selama ini bisnis mereka di urus oleh Irene -adik ayah Aqeela aka ibu Rey.

Setelah berpamitan dengan nek Rumi, mbak Ayu, Deka, dan orang orang yang dekat dengannya selama dua tahun terakhir ini, Aqeela dan Asta pulang dengan menggunakan kereta.

Asta melirik kesamping, Aqeela yang terus melihat keluar jendela. Ditangannya ada buku novel Sagaras, koleksi ke-13 dari cerita bumi milik Tere Liye. "Siap balik Jakarta?"

Aqeela menoleh, lalu menggeleng. "Aqeela nggak siap, tapi Aqeela bisa coba."

Asta menarik kepala Aqeela untuk bersandar di pundaknya. Mengelusnya pelan, ia sangat tau perasaan Aqeela bagaimana. Semua ini nggak mudah buat adiknya ini, begitupun dengannya. Harus bekerja sambil kuliah dan harus mempertahankan beasiswanya, dan lulus tepat waktu.

Sesampainya di Jakarta, mereka dijemput oleh Rey ditemani Sandrinna. Asta melakukan tos dengan Rey. Dan Sandrinna yang langsung heboh memeluk Aqeela, dan jangan lupakan Aqeela sudah live Instagram dari setengah jam yang lalu.

"Udah tinggi aja lo. Terakhir masih sepundak," ucap Asta.

"Ye, udah 17 nih bang, bukan 15 lagi," ujar Rey malas.

"Yelah si paling tua." Rey refleks melotot pada Asta.

"Kangen banget!" Ujar Sandrinna masih setia memeluk Aqeela.

*****

Aqeela duduk di kursi depan rumah. Menatap banyaknya jenis bunga mama nya dulu yang masih terawat sampai sekarang.

Pandangannya beralih melihat rumah dua lantai disebrang rumahnya. Ah Aqeela jadi teringat Dinda. Gimana dia sekarang? Rumahnya tampak sepi.

Dari arah kanan, terlihat seorang gadis tengah berlari tergopoh gopoh dengan banyak barang bawaannya. Aqeela langsung membantu menurunkan bawaan gadis tadi ketika dia sudah sampai didepannya.

"Bawa apaan banyak banget?" Aqeela berjongkok hendak membukanya, ia mendongak meminta persetujuan dari si pemilik.

Gadis itu terdiam, melihat Aqeela cukup lama, tak lama ada air menggenang di pelupuk matanya. Aqeela langsung berdiri, "eh jangan nangis."

Gadis tadi langsung berhamburan ke pelukan Aqeela, "kangen banget! Kenapa baru balik lagi? Janji cuma setahun, huaaa," teriaknya histeris.

Aqeela mengelus punggungnya, "gue disana juga belajar, Saskia."

Saskia melepas pelukannya, "tapi lo nggak ngabarin mau pulang hari ini, coba aja kalok Sandrinna nggak bilang, dah ngang ngong ngang ngong gue dirumah. Sebenernya gue masih temen lo nggak sih?"

Aqeela kembali memeluknya, "cup cup, maafin gue yaa. Nggak bermaksud gitu kok."

Mereka kini tengah duduk berdua, menikmati kue yang Saskia bawa tadi. Gadis itu tidak hanya membawa kue melainkan juga beberapa oleh oleh yang Emil bawa saat pulang ke Indonesia kemarin.

Dari Jendela SMA #syaqeel (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang