03🍄 Bocah Gendeng

63 8 25
                                    


Sesampainya dirumah Aqeela turun sambil melepas helm nya. Melihat ke arah Rassya yang masih diam saja, lewat gerakan matanya ia memberi kode pada Rassya untuk segera pulang.

"Nggak ditawarin masuk dulu nih?"

Aqeela menghela napas jengah, "sibuk, makasih ya, udah sana pulang."

Rassya mengangguk angguk paham, ekor matanya melirik kebelakang. Terlihat bunga yang dulu sempat ia berikan pada Aqeela sekarang sudah dipindah ke tempat yang lebih besar.

Masih ada bunganya, berarti masih ada cintanya. Ganbare Rassya!

Begitulah pikir Rassya.

Rassya ini sebenarnya hanya tinggal membelokkan motornya juga sudah sampai rumah itu.

Aqeela memasuki rumahnya, menjatuhkan tubuhnya di sofa empuk depan TV. Rumahnya tampak sepi sekali.

Tling

Pesan masuk, Aqeela langsung membuka hpnya.

Bunda
Qeel, kerumah ya, makan! Tadi Asta nitipin kamu ke bunda beberapa hari kedepan soalnya Asta lagi ada kerjaan diluar, keliatannya teh tadi buru-buru jadi nggak sempet ngabarin kamu.

Okey Bun, makasih yaa

Aqeela menghela napas pasrah setelah membaca pesan dari bunda nya Rassya. Ia berjalan gontai menuju kamarnya mengganti pakaian dan berpindah rumah ke depan.

Selama perjalanan yang tak seberapa jauh itu, Aqeela berpikir kenapa kakaknya tidak mengabari langsung, di chat saja tidak dibalas. Kenapa tidak dititip kan ke Tante Irene aka ibu Rey. Kan masih satu keluarga. Ini malah dititipin ke tetangga. Heran...

Sesampainya disana gadis manis ini mengetuk pintu, "assalamualaikum bunda."

Terdengar suara teriakan dari dalam, "wa'alaikumsalam, masuk aja Qeel!"

Aqeela lantas membuka pintu, mencari di ruang depan tidak nampak hilalnya, Aqeela memilih langsung ke dapur.

Disana ada Dinda aka bundanya Rassya tengah sibuk dengan bentuk cokies cokies lucunya di loyang.

"Hey gelis! Lama pisan nggak ketemu teh." Ujar Dinda sambil merentangkan tangannya bersiap memeluk Aqeela.

Dengan senang hati Aqeela menyambut pelukan itu. Lama tak memeluk sosok 'ibu' membuatnya rindu akan sosok Gita, mamanya sendiri.

Dinda mengelus punggung Aqeela dengan sayang, Aqeela tersenyum nyaman lalu berkata, "Kangen bunda."

Dinda melepas pelukannya, tersenyum sambil menoel hidung si manis, "bunda kangen kamu juga."

Aqeela memposisikan dirinya duduk dikursi. Dengan banyaknya loyang dan toples kosong berjejer.

"Bunda udah nggak jualan kue lagi?"

"Masih tapi dari rumah aja, tapi semenjak waktu itu bunda pindah ke Bandung, tokonya ikut pindah."

Aqeela mengerutkan keningnya, "bunda sempet ke Bandung? Ke tempatnya kak Karly?"

Informasi pengulangan, buat yang lupa Karly itu kakaknya Rassya, udah menikah, jarak usianya 8 tahun dari Rassya. Ini udah ada ya dicerita pertama.

"Iya atuh, disini sepi, Rassya nya pergi. Mending bunda disana. Terus sekarang toko nya di pegang Karly, bunda ini lagi coba bikin cokies buat menu baru. Cobain."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dari Jendela SMA #syaqeel (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang