3rd

71 13 1
                                    


Waktu berjalan begitu saja. Sudah satu bulan Pluem berteman dengan Frank. Pertemanan keduanya sepertinya semakin dekat. Terlihat seperti hari ini di jam istirahat sekolah keduanya, mereka berniat menelpon New.

“Pluem, ayok telephone mamah Newiie, Frank kangen banget”. Pinta Frank.

Wajar saja anak kedua New itu kangen, pasalnya New seminggu ini tidak mengantar Pluem ke sekolah melainkan diantar oleh sang Nenek. Jadilah Frank ingin menelphone Mamah Newiie.

“Em, Pluem juga kangen sama Mamah”.

Beberapa dering kemudian, telephone terangkat menampakan wajah Pluem dan Frank

“Hallo, anak-anak mamah!” Jawab New semangat.
“Mamah, Pluem kangen”.
“Frank juga kangen”.
“Mamah juga kangen banget sama kalian” jawab New.

Tay yang kebetulan melintasi tempat New bekerja mendengar telephone tersebut pun berhenti.

“Ada apa, Pak? Apa bapak berubah pikiran mau makan siang di kantor saja?” tanya Off yang menemani Tay.
“Tidak, kamu pergi saja terlebih dahulu. Aku ada urusan”. Jawab Tay.
“Tapi, Pak”.
“Pergilah Off”.
“Baik, Pak. Jika bapak ada perlu sesuatu segera hubungi saya. Saya berada di kantin kantor”. Kata Off yang diangguli Tay.

Setelah kepergian Off, Tay mendekat ke arah New. Sementara itu, New masih asik berbincang dengan Pluem dan Frank.

“Apa kalian sudah makan siang?” tanya New.
“Sudah. Bagaimana dengan mamah?” tanya Pluem
“Mamah setelah ini baru mau makan.”
“Oh, Mamah Newiie bekerja di kantor Daddy ya?” tanya Frank tiba-tiba.
“Bagaimana Frank tahu? Mamah tidak pernah memberi tahu kalian loh”. Heran New.
“Daddy sekarang ada di situ, di belakang mamah Newiie”.

New yang mendengar itu, terdiam seketika karena terkejut. Ia kemudian membalikan badannya dan benar saja Tay sudah berdiri di belakangnya. New langsung berdiri memberi hormat kepada Tay.

“Bapak sejak kapan disini?” tanya New
Tay hanya diam, kemudian ia mengambil handphone New yang di letakan di atas meja.

“Frank, Pluem, sudah dulu ya, biarkan Mamah Newiie makan siang dulu sebelum jam istirahatnya selesai.” Kata Tay denngan lembut.
Entah mengapa New tiba-tiba tersipu mendengar kelembutan suara Tay pada anak-anak. Ditambah Tay ikut memanggilnya dengan "mamah newiie"  membuatnya semakin memerah.

“Sudah ku matikan. It’s time to take a break. Makanlah dengan baik dan jaga kesehatanmu untuk dirimu sendiri dan anak-anak” kata Tay datar kemudian berlalu meninggalkan New.

Merasa New tak bergerak mengikuti kepergiannya, Tay berbalik dan berkata “Apa kau tidak mendengar apa yang ku katakana barusan?”

“Eee, iya pak. Maafkan saya” kata New kemudian menyusul Tay pergi dan makan siang di tempat masing-masing.

***

Sore ini, New tengah menikmati waktunya menonton TV bersama dengan kedua orang tuanya. Pluem berada di kamarnya entah apa yang dilakukannya, terakhir kali New cek Pluem sedang bermain dengan mobil-mobilan miliknya.

“New, kamu enggak ada rencana menikah?” tanya sang Ibu.

New yang sedang asyik menikmati cemilannya  berhenti mengunyah seketika. Ada apa tiba-tiba mereka membicarakan ini? Begitu pikir New.

“Kenapa tiba-tiba ngebicarain pernikahan? Lagian aku juga belum ada pasangannya ngapain ngebahas pernikahan?” Heran New.

“Enggak ada maksud apa-apa New. Kita cuma mau lihat kamu bahagia aja sama pasangan kamu nanti”. Kata sang ayah.

“I’m happy right now.”
“New, Pluem juga butuh seorang ayah”. Tambah sang Ibu.
“Aku bisa jadi ibu sekaligus ayah untuknya, Mah”.
“Itu beda New”. Kata sang Ibu.
“Cuma beda jenis kelamin doang, Mah. Kasih sayang ibu dan ayah ke anaknya sama aja kan”. Kata New
“Kamu ini kalau dibilangin selalu aja ngejawab” heran sang ayah.
“Yang kamu rasain dari kita berdua sama apa enggak?” tanya sang ayah lagi. Sementara itu New hanya terdiam memikirkan hal itu.

***


Frank Vikhokratana tengah menikmati waktu santai di kamarnya bermain game diponsel miliknya. Tiba-tiba Tay membuka pintu kamar sang anak dan duduk di tepi ranjang Frank.

“Kamu sedang apa?” tanya Tay.
“Main game, Dad”. Jawab Frank
“Sudah berapa lama?”
Frank melihat jam di ponselnya, “satu jam lebih, Dad”.
“Sudah cukup dan matikan ponselmu”. Printah Tay dan Frank menurutinya.
“Sini, Ayah mau bicarain sesuatu sama kamu”. Kata Tay menepuk pahanya dan Frank pun menjadikanya sebagai bantal.
“Frank, kamu sudah sedekat apa sama mamahnya Pluem?” tanya Tay
“Mamah Newiie? Emm, Frank pikir sedekat Daddy ke Grandma” kata Frank.
Sedekat itu? Pikir Tay dalam Hati.
“Bagaimana bisa? Kalian hanya bertemu di sekolah kan?” tanya Tay lagi.
“Tapi kita sering video call. Aku, Pluem sama Mamah Newiie, Dad”.
“Perasaan kamu ke mamahnya Pluem gimana?”
“Aku sayang sama mamah Newiie. Mamah Newiie seperti mommyku” jawab Frank polos.


***

Hari ini, New berangkat kerja seperti biasanya. New berpakaian sangat santai namun formal juga dengan atasan turtle neck berwarna maroon, bawahan celana bahan yang senada dengan atasannya ditambah blazer hitam becorak kotak-kotak sedang. Penampilannya dipermanis dengan rambut yang dikuncir kuda yang memberi kesan casual juga.
New melangkah dengan percaya diri. Energinya sudah diisi oleh kedua anaknya di sekolah tadi. Di tambah anak lain yang membuatnya seolah seperti ibu beranak banyak. Namun New menyukai itu.

“Ibu New, semangat dan cantik sekali hari ini”. Puji Gun
“Ada kemauan apa ya Ibu Gun?” kata New tahu maksud dibalik pujian itu.
“Wah, tahu sekali ya Ibu New maksud saya”.
“Ada apa? To the poin aja deh”.
“Jadi gini, meeting yang sebelumnya ditunda diadakan hari ini jam 9. Sorry banget nih baru ngabarin”. Jelas Gun dengan menyatukan kedua telapak tangganya memohon maaf pada New.

“Gila ya Gun!”
“Gila bener-bener gila kamu Gun!” semangatnya hancur seketika
“New, sorry banget aku juga lupa”.
“Tapi meetinganya masih sama tentang pembahasan pesta ulang tahun VF Company”.
“Ah, nggak tahu aku Gun, pasrah aja deh. Tanggung jawab ya kalau aku di pecat habis meeting”. Pasrah New
“Enggak bakal. New Thitipom kan wanita terpintar sedivisi”.
“kita bisa gunain ide kamu yang kemaren, New”.
“Pak Erth pacarmu setuju kok” kata Gun
“Pacar kepalamu! Okelah kalau Pak Erth setuju”.

Erth adalah kepala bagian di divisi dimana New berada, kalau kalian lupa Erth lah yang menegur New dan Gun saat mereka asyik mengobrol atau bisa dibilang berdebat.
Beberapa jam kemudian tibalah waktu meeting. Semua perwakilan divisi sudah berkumpul di ruang meeting dan beberapa menit kemudian Tay dan sekretarisnya Off memasuki ruang meeting. Semua yang berada diruangan tersebut berdiri dan duduk setelah Tay Tawan duduk.

“Meeting dimulai”. Kata Tay tegas.

***
TBC

13 Juli 2022

TayNew | Fanfiction | GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang