Pagi nya Renjun bangun dengan wajah pucat menghampiri meja makan, disana sudah ada Haechan yang memakan buah bersama Jeno yang tengah sarapan
"Renjun.. kau baik baik saja?" tanya Haechan pada Renjun yang sedang menuang air putih ke dalam gelas
Renjun tidak merespon apa apa, ia sedang malas bicara dengan siapapun sekarang dan memang kepalanya sedang cukup pusing
Jeno juga tak buta melihat betapa pucat nya wajah Renjun
Haechan mengkode Jeno untuk mendekati Renjun, yang di balas dengan helaan napas malas oleh Jeno
pria itu mulai berdiri dan mendekati Renjun, melihat ada seseorang yang mendekatinya.. Renjun meringsut mundur dengan gerakan waspada .
itu membuat Haechan semakin mengernyit, "kau baik baik saja?" tanya Haechan sekali lagi
Renjun menatap Haechan dan mengangguk ribut sebelum ia berjalan menjauhi dua orang yang kini bertatapan merasa aneh dan heran .
"ku rasa dia sedang sakit.." gumam Haechan pada Jeno
"Jeno... dia istrimu.." tambah Haechan menatap Jeno dengan pandangan serius
"setidaknya perhatikan dia juga" pinta Haechan yang hanya di respon anggukan kecil oleh Jeno
setelah itu mereka kembali makan dengan hening, Haechan memang sosok paling bijaksana dari tiga bersahabat .
usai mengantar Haechan ke kamar, Jeno membawa langkah nya ke kamar Renjun..
pintu tidak terkunci memudahkan nya untuk masukdapat ia lihat kini Renjun berbaring di bawah selimut yang menutupi badan nya, 'apa dia sakit?' pikir Jeno mulai membawa tangan nya memeriksa suhu tubuh Renjun
dan benar, Renjun sedang demam.. mungkin itu yang membuat nya lebih sensitif pagi ini
Jeno keluar dari sana dan menuju kamar Haechan yang memang tersedia banyak obat
"Renjun baik baik saja?" tanya Haechan
"dia demam, dan kekurangan cairan" jawab Jeno apa adanya
mendengar itu Haechan berdiri dari kursi rodanya dan terlihat ikut memilah obat demam dosis rendah, serta mengambil cairan infus dan seperangkatnya
"aku senang kau bisa lebih menghargainya dirumah ini.." gumam Haechan
"dia kesepian disaat kita menikmati harta yang ia miliki.. dia kesakitan disaat kau selalu memperhatikan ku.. dia manusia.." ucap Haechan pelan di ujung kalimat nya
itu membuat Jeno hanya mampu terdiam
setelah mendapatkan beberapa obat, Haechan kembali duduk di kursi roda yang di dorong oleh Jeno menuju kamar Renjun .
di ambang pintu, dapat terdengar kini Renjun merintih karna sakit kepala
"Renjun.." panggil Haechan yang kini sudah di dekatnya