8

7.3K 1.1K 111
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






mereka tiba dirumah jam 9 malam dengan kondisi Renjun yang sudah tidur, hari yang cukup lelah walau hanya untuk menikmati serba serbi seoul hari ini..

mulai dari bersepeda, berburu jajanan enak, memasuki sebuah pameran seni, hingga tiba makan malam yang hanya mereka berdua..
Renjun yang senang juga membuat Jeno ikut menikmati hari libur .

sampai dirumah, Renjun di gendong sampai kamarnya, dan itu tak luput dari penglihatan Haechan yang hanya mampu diam..
berbicara tentang perasaan, rasanya sangat mustahil Haechan tidak ikut menaruh rasa pada orang selembut Jeno.. tapi ia cukup sadar diri tentang dirinya yang memang tidak selayak itu .
sangat berbeda dengan Renjun yang masih muda dan sehat, di tambah lagi dengan perangai nya yang menyenangkan .
cepat lambat Jeno tentu akan menjatuhkan hati nya, seperti sekarang.. Jeno keluar dari kamar Renjun dengan senyum terpatri di wajahnya

"apa menyenangkan..?" tanya Haechan tersenyum pada Jeno

"ya.. begitulah.. kenapa belum tidur?" Jeno memberi kecupan hangat di puncak kepala istri pertama

"aku menunggumu.." jujur Haechan

"ayo ke kamar.." Jeno mendorong kursi roda Haechan serta menaruh tubuh rapuh itu di peristirahatan

"apa hari ini terasa sakit?" Jeno ikut berbaring menyamping menatap Haechan

Haechan ikut menatap Jeno beberapa saat, sebenarnya tidak ada yang sakit hari ini.. tapi ada sedikit luka yang baru saja datang

"sedikit.. tapi aku tidak apa apa" jawab nya pelan

Jeno tersenyum tipis dan menggenggam tangan Haechan lalu mengecup jari jari yang ada disana

"aku menyayangimu.." ungkap Jeno

Haechan terhenyak, "jangan berharap banyak.." lirih nya

"kau tahu aku bisa pergi kapan saja.." tambah Haechan membalas genggaman Jeno

"jangan mengatakan hal yang tidak tidak.." tegur Jeno tak suka

"aku bisa lebih tenang karna kau sudah memiliki istri yang benar benar akan menjadi teman hidup dan mati mu.."

"dia memang terlihat kekanakan dan ceroboh.. tapi aku yakin dia mampu membuatmu jatuh cinta, persis seperti kau mencintai teman masa kecil kalian.." ucap Haechan yang terlihat senang namun sudut mata mengalirkan tetesan air bening

Jeno mengusap air mata Haechan dengan lembut, hati nya begitu sakit dan bersalah.. karna sejauh ini ia belum mampu mencintai Haechan sebesar ia mencintai sosok anak yang kini entah berada dimana

"maafkan aku yang belum layak untuk mu Lee Haechan.." serak Jeno

Haechan menggeleng, "jangan cintai aku.."

"dan aku... punya satu permintaan.." ucap Haechan pada Jeno

"apa itu.."

"bisakah aku punya sehari saja memiliki waktu bersama Renjun?" pinta nya

The LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang