🔞

963 28 0
                                    

Pertama kali di hidupnya, Na Jaemin. Pemuda manis bertubuh ramping itu menginjakkan kaki di sebuah club malam.

Pemuda manis itu terpaksa, lebih tepatnya di paksa oleh kedua temannya. Pakaian nya pun berbeda dari teman temannya atau orang orang yang berada di club itu.

Hoodie mint dan juga celana jeans biru abu. Jaemin terlihat berkali kali menguap, ini sudah pukul 23.30 dan biasanya ia sudah tidur.

"Gue balik duluan ya? Ngantuk tau." Ujar Jaemin.

Ia hendak beranjak, tapi Haechan menarik tangan nya dan membuat pemuda manis itu kembali duduk.

"Udah temenin kita aja, nanti kalo kita mabok kan ada lo yang masih sadar." Ucap Haechan.

Jaemin memutar matanya malas. Ia memang memiliki kadar alkohol yang rendah, maka nya ia hanya menemani saja. Untung saja ia tadi sempat membeli americano, jadi ia tak akan kehausan dan juga mengantuk. Walaupun sudah berkali kali menguap.

Sebenarnya, mungkin di sini ada minuman yang tidak alkoholnya, tapi Jaemin terlalu takut untuk memesan. Bunda nya selalu bilang, kalau ingin sesuatu itu harus hati hati apalagi di club malam.

Jaemin bergidik saat membayangkan minumannya di masukan sesuatu, seperti obat perangsang.

Bunda mau pulang hhuuweee (>~<)

"Gue ke toilet dulu deh. Lo berdua minum nya jangan banyak banyak! Males gue ngurus orang mabok, apa lagi itu lo pada." Ujar Jaemin.

"Yaelah gitu banget. Ya udah santai, sana ke toilet aja." Usir Renjun.

Jaemin mendengus kesal, ia menunjukkan jari tengahnya dan mengucapkan kata 'fuck' tanpa suara.

Jaemin keluar dari bilik toilet, ia menuju wastafel dan mencuci kedua tangannya. Tanpa sadar, sedari tadi Jaemin ditatap intens oleh pria di sampingnya.

"Rasanya gue bener bener mau pulang, akh! Harusnya tadi gak usah ikut." Gumam Jaemin.

Pemuda manis itu segera melangkah pergi, tapi tiba tiba seseorang menahan nya.

"Tunggu!" Seru orang itu.

Jaemin lantas menoleh. "Iya?" bingung Jaemin, ia melihat sekitar dan hanya ada dirinya dan juga pria di hadapan nya.

"Kau Na Jaemin? Anak dari Na Siwon dan Na Yoona, benar?" Tanya orang itu.

Dahi Jaemin berkerut, ia menatap orang itu heran. Kok tau, apa jangan jangan nih orang rekan kerja ayah. Wah bisa gawat nih kalo ketauan ayah, batin Jaemin.

"Iya, bener. Lo rekan kerja ayah, ya? Plis jangan aduin gue sama ayah." Mohon Jaemin.

"Saya tidak akan mengadu. Tapi, dengan satu syarat." Ucap Orang itu.

Jaemin lagi lagi mengerutkan keningnya. Astaga, apa pula ini, kenapa juga harus dengan syarat? Batin Jaemin lagi. Ia menghela nafas, lebih baik setuju dari pada kena hukum ayahnya.

"Oke. Apa syarat nya?" Tanya Jaemin.

.
.
.
.
.


Tubuh yang berbalut hoddie itu sekarang sudah terlepas, bahkan dengan jeans biru abu miliknya. Sekarang Na Jaemin mengenakan lingerie maroon.

Terlihat sangat cantik, apa lagi kulitnya seputih susu. Sangat cocok di tubuh ramping itu. Lingerie yang hanya sampai paha itu membuat Jaemin bergidik. Sebenarnya lebih pendek dari itu, hanya saja lingerie maroon itu memiliki renda di bawahnya.

Benar benar hanya memakai lingerie tanpa dalaman apapun. Ia menatap pria tampan di hadapannya dengan tajam.

"Syaratnya gak bisa ganti? Ini namanya pemerkosaan, anjing!" Umpat Jaemin. Pemuda manis itu menunjuk wajah tampan di hadapannya dengan kesal.

Oneshoot/Twoshoot {Nomin}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang