Yoo Seungho terjaga di atas ranjang rumah sakit dengan lemas. Kondisinya tidak bisa dikatakan baik. Namun, juga tidak buruk karena dia tidak kritis. Dia mendapat gips di lengan kanan karena tabrakan mobil sebelumnya. Perban dan beberapa plester di wajah yang lebam.
Taeyong mengawasi dari samping dan menghela napas. Entah apa masalah antara Yoo Seungho dan pria yang dia temui tadi.
"Langsung ke inti," ujar Taeyong datar.
Yoo Seungho melirik Taeyong sejenak. Lalu dia meringis kecil ketika melihat tatapan membunuh Mark dan Jeno yang berdiri di ujung ranjang.
"Shim Euntae dan Min Ryeohi. Kau mengenal mereka?"
Yoo Seungho terlihat berusaha mengingat sesuatu. Alisnya memicing, berpikir tentang dua nama asing yang diucapkan Taeyong. Dia menggeleng. "Tidak. Aku tidak mengenal mereka."
Taeyong mengangguk. Dia meraih foto di dalam saku mantelnya dan menunjukkan dua lembar foto pada Yoo Seungho.
Mata Yoo Seungho menyipit, mengamati foto yang dipegang Taeyong dengan saksama. Tak lama, dia berujar lagi sambil mengalihkan pandangan. "Tidak. Mereka tidak pernah ke kelabku."
"Kau berbohong."
"Apa?"
"Kau mengalihkan pandangan." Taeyong menatap Yoo Seungho dengan tajam. "Dan aku tidak pernah menanyakan apa mereka datang ke kelabmu. Kau bisa saja mengenali mereka di mana pun, tidak harus di sana. Jadi, mengapa kau mengatakan sesuatu tentang kelab?"
Yoo Seungho tersentak. Dia memandang Taeyong dengan ketakutan. "Tidak! Aku tidak berbohong! Aku—"
"Kau histeris," potong Taeyong.
"Tunggu—"
"Shim Euntae dan Min Ryeohi, di bawah nama Small Pie dan Door278. Timku telah mencari tahu siapa host situs itu. Ini kau dan mereka adalah klienmu." Taeyong meraih ponselnya, menunjukkan rekaman CCTV yang menangkap Shim Euntae dan Min Ryeohi keluar dari Voyage Club. "Kami pun telah bertanya pada para pekerjamu. Beberapa dari mereka mengatakan pernah melihat Shim Euntae dan Min Ryeohi masuk ke dalam kantormu."
"Aku tidak mengenal mereka?" cibir Taeyong. "Lucu sekali."
Yoo Seungho gemetar di tempatnya.
"Kau membunuh mereka."
Yoo Seungho menggeleng kuat. Titik-titik keringat muncul di dahinya. "Tidak! Aku tidak membunuh siapa pun! Bukan aku!"
Taeyong bangkit dari kursi dan memukul besi kepala ranjang dengan kuat. Aksinya membuat Mark dan Jeno terkejut karena suara pukulan itu.
Taeyong mencondongkan tubuh ke arah Yoo Seungho dan berbicara tepat di depan wajahnya. Suaranya jatuh beberapa kali lebih rendah. "Jika kau tidak ingin dicap sebagai pembunuh, maka katakan yang sebenarnya."
"Aku tahu bukan kau pembunuhnya," desis Taeyong. "Ada seseorang, kan?"
Setelah melihat reaksi Yoo Seungho yang mengelak histeris bahwa dia tidak mengenal Shim Euntae dan Min Ryeohi, Taeyong sudah tahu itu. Jika dia yang membunuh mereka, reaksinya tidak akan seperti tadi. Dia tidak akan histeris, apalagi pembunuh ini adalah psikopat. Ketimbang histeris, reaksi mereka adalah tetap bersikap tenang atau berakting seolah-olah mereka tak bersalah. Atau bahkan menjawab dengan alibi-alibi palsu yang masuk akal.
Mereka cakap dan gila. Tekanan-tekanan kecil seperti yang Taeyong berikan kepada Yoo Seungho tadi tidak akan merusak ketenangan mereka, dan reaksi Yoo Seungho menunjukkan level yang berbeda. Dibanding dengan mereka, dia seperti bocah ingusan yang tak tahu apa-apa.
Taeyong bertanya lagi, "Siapa itu?"
Yoo Seungho meneguk ludah ngeri. Udara di sekitar serasa mencekik dan tangannya tidak berhenti gemetar. Dia membuka mulut, "Jika aku mengatakannya, dia akan membunuhku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ven Lee | JAEYONG [ON HOLD]
FanfictionSeorang tiran dunia bawah dan seorang profiler. Takdir membawa mereka melewati darah dan jiwa-jiwa tak berdosa. "Mata ganti mata, gigi ganti gigi. Bajingan yang membunuh Verdi, biar aku yang menangkapnya." _____ "Aku telah memeriksa kasus yang dilap...