❗❗❗
TWBlood, Sadistic, Murder
❗❗❗
⋇⋆✦⋆⋇
Aku ingat, semasa hidupku, ada seorang manusia yang mengatakan bahwa bunga kecil yang lemah akan hembusan angin ini bisa mengabulkan harapan setiap orang. Katanya, setiap kau hembuskan nafasmu, menebarkan tangkai-tangkai kecil dengan helaian bulu putih diujungnya itu, buatlah sebuah harapan. Maka harapanmu akan jadi nyata.
Ia berucap dengan senyum yang begitu hangat, lembut dan membuat siapapun yang melihatnya ikut bahagia, termasuk diriku. Dia bilang bahwa ia datang setiap hari, mengambil satu tangkai bunga dan meniupkannya. Benar saja, ku perhatikan setiap hari, ia selalu ada di taman itu. Duduk sendirian menatap pegunungan, bibirnya selalu tersungging ke atas dengan begitu manis dan tetap seperti itu hingga senja.
"Anda tak ingin mencobanya, Tuan?" dia bertanya sambil mengulurkan satu tangkai bunga itu padaku.
"Untuk apa?"
"Entahlah, mungkin jika ada harapan yang tak ingin Tuan tuturkan, anda bisa tuturkan itu dengan bunga ini"
Omong kosong belaka, sangat cocok bagi para manusia. Tapi rasanya kasihan melihat gadis ini dibodohi oleh omong kosong semacam ini. Begitu pikirku hingga suatu saat, kala aku dengan sengaja menunggu kehadirannya di taman itu, dia datang dengan sorak gembira.
"Tuan! Harapanku terwujud!" begitu katanya.
Teringat jelas bagaimana wajah bahagianya kala itu. Terukir dengan jelas di kepalaku. Wajah cantiknya seolah menyihirku yang arogan ini untuk bisa bersikap lembut. Tawanya benar-benar membuat jantungku berdegup kencang. Senyum yang biasa ku lihat kini semakin lebar, begitu sumringah. Kesan manis, lucu dan rupawan seolah-olah bertambah berkali-kali lipat pada dirinya.
Sejak saat itu, entah bagaimana aku mengikuti ucapannya, mengambil satu tangkai bunga dan menghembuskannya ke udara sambil membuat harapan. Kami juga banyak bercerita—Ah, tidak. Tidak ada yang menarik pada kehidupanku yang penuh dengan darah. Dia, gadis itu justru banyak menceritakan kehidupannya padaku.
Ia bercerita bahwa dia adalah gadis desa yang dijuluki 'Kembang Desa'. Tapi tak seperti 'Kembang Desa' pada umumnya, dia menekuni ilmu pedang seperti nichirin dan katana. Dia juga mahir bela diri. Orang-orang desa selalu menyambutnya dan bersikap dengan ramah setiap hari. Ia juga punya seorang kakak laki-laki yang menyayanginya dengan sepenuh hati. Ibu dan ayahnya terkenal dengan kebaikan hati yang seolah tak pernah habis, sama seperti para penduduk desanya.
Dialah sosok gadis dengan wajah rupawan, senyum manis dan sikap lembut itu. Rasanya tidak bisa dipercaya bahwa dia punya kemampuan yang bisa melemahkanku kapan saja. Tapi dia sangatlah menarik. Sungguh sangat menarik.
Aku sebagai raja dari para raja kutukan yang serakah, arogan dan tidak pandang bulu terlihat layaknya manusia dimatanya. Tidak ada rasa gemetar atau takut yang menyelimutinya bahkan saat kami pertama bertemu.
"Mau penjahat sekalipun, jika mereka berlaku baik padaku atau keluargaku, aku tidak akan menyakiti mereka"
"Kenapa?"
"Bukannya aku harus balas budi atas kebaikan mereka seperti tidak membunuh mereka" ujarnya dengan ekspresi polos.
Dasar, benar-benar gadis yang terlalu baik. Mungkinkah sikapnya ini dipengaruhi oleh keluarga dan lingkungan sekitar? Apakah dia tidak takut jika yang mereka minta sebagai balas budi adalah nyawanya? Kenapa dia bisa begitu santai? Tapi begitulah dia. Meskipun aku sendiri tidak mengerti, tapi anggaplah hal itu sudah menjadi kebiasaannya karena dibesarkan di lingkungan seperti itu dan jika ada yang meminta taruhan nyawanya, mungkin aku harus turun tangan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelions [Ryomen Sukuna X Fem!reader]
FanfictionAku, Si Raja Para Kutukan yang terkenal angkuh, kejam, egois dan tidak pandang bulu seketika tunduk oleh gadis manusia lugu dan rupawan yang tidak sengaja ku temui di taman pada saat itu. Dia menawarkanku sebuah bunga dandelions dan membuat harapan...