Part. 17

219 20 3
                                    

Jukyeong tersenyum saat melihat Seokjin yang baru keluar kamar mandi dengan mengenakan baju polos dan rambut yang masih menyisakan percikan-percikan air di rambutnya. Tangan Seokjin mengusak-ngusak rambut nya yang basah dengan handuk kering guna menghilangkan sedikit percikan air yang menetes di ujung rambutnya.

Seokjin merasa heran, kenapa belakangan ini sikap Jukyeong sangat sering kali berubah-ubah setiap waktu, kadang Jukyeong akan sangat manja padanya, atau marah dengan sesuatu hal yang sangat kecil. Entahlah Seokjin tak mempermasalahkan nya, yang terpenting jika Jukyeong aman dan sehat berada dengannya.

Jukyeong mengambil alih handuk yang berada di tangan Seokjin, karena tinggi badan Seokjin yang menjulang tinggi, Jukyeong bekerja keras untuk berjinjit agar dapat mengeringkan rambutnya dengan mudah

"Oppa jangan menggodaku ayo menunduk" rengek Jukyeong

Seokjin tertawa setelahnya menundukan kepala, tangan Jukyeong dengan telaten mengeringkan rambut Seokjin yang basah dengan handuk tersebut. Setelah selesai Seokjin menarik Jukyeong sehingga tubuhnya tak berjarak sedikitpun.

"Ini" tunjuk Seokjin pada bibir Jukyeong dengan telunjuk jarinya "terlihat manis dan menggoda" ucap Seokjin dengan sedikit nada menggoda

Jukyeong tersenyum, lalu detik selanjutnya meremang kala rungunya mendengar bisikan seduktif dari suaminya itu "aku menginginkannya" ucap Seokjin dengan nada begitu sensual yang terdengar di rungu Seokjin

Dengan sigap Jukyeong menjauh membagi jarak dengan Seokjin dengan perasaan yang entahlah Jukyeong juga tak tahu, gelenyar aneh itu kembali dia rasakan setelah Seokjin berbisik padanya. Seokjin tersenyum setelah melihat bagaimana prilaku Jukyeong yang terlihat sedikit panik dan wajah yang merah

"Hey tenang aku hanya bercanda" ucap Seokjin sambil mengusap-usap rambutnya

Tangan Seokjin merasa sesuatu yang aneh saat mengusap kepala Jukyeong, seperti terasa hangat namun entah. Seokjin lantas memastikan dengan terus menempelkan telapak tangannya pada keningnya dan Jukyeong secara bergantian, melihat itu Jukyeong heran dengan apa yang Seokjin lakukan lantas menghentikan pergerakan Seokjin dan menatapnya

"Apa yang kau lakukan oppa?" Tanyanya

Seokjin menatap Jukyeong dengan raut sedikit khawatir "kau tidak enak badan sayang" ucapnya

Jukyeong mengernyit "hah? Tidak oppa aku baik-baik saja"

"Tapi kau panas"

"Hanya perasaan mu, sudah jangan khawatir" Kekeh Jukyeong

Namun tetap saja Seokjin khawatir, jelas-jelas suhu tubuhnya berbeda dan juga Seokjin baru menyadari jika Jukyeong terlihat sedikit pucat, bibir merah Cherry nya sedikit sembab jika setiap hari dia melihat bibir itu merah mempesona, namun ternyata tidak untuk sekarang, dan membuat Seokjin semakin dibuat khatir saja

"Lihat wajahmu sayang" ucap Seokjin sambil menggiring Jukyeong menuju cermin.

Jukyeong kembali mengernyit saat Seokjin membawanya menuju cermin "ada apa dengan wajahku?" Tanyanya

Seokjin menatap Jukyeong lewat cermin

"Wajahmu pucat sayang kau tidak lihat hmm?"

Dan memang benar jika wajah Jukyeong hari ini pucat, bahkan lebih pucat dari kemarin. Jujur saja memang Jukyeong ini sedikit tidak enak badan dia rasa dia masuk angin sehabis melihat matahari terbenam di bibir pantai kemarin, tapi ternyata sampai sekarang pun masih terasa, pusing dan mual itulah yang dirasakan Jukyeong.

Seokjin mengusap kembali kening Jukyeong yang terasa panas itu dan Jukyeong memejam dan menghela nafas yang terasa panas itu "kau sakit sayang" cicit Seokjin

Your Eyes Tell [Kim Seokjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang