Part. 33

137 17 0
                                    

Seokjin masih diam di tempatnya, berfikir kebingungan karena melihat gelagat istri yang begitu aneh menurutnya, dia seperti ketakutan dan mencoba menghindar.

Tak mau ambil pusing, Seokjin beraksi mencari sang istri, menggeledah seisi rumah namun tak mendapati presensi istri tercintanya, Seokjin diam sejenak tepat di dekat pantri, di meja makan sana sudah tersaji beberapa makanan yang mungkin sekarang sudah dingin, sebenarnya Seokjin sudah ingin sekali mengisi perutnya, tapi kejanggalan yang terjadi mengharuskannya menemukan sang istri terlebih dahulu.

Seokjin berkacak pinggang dan tinggal, masih ada ruangan atas yang belum dia jelajah, kakinya terangkat untuk pergi, namun pergerakannya berhenti kala dirinya tak sengaja melihat bayangannya di cermin hiasan dekat lemari yang berisikan pernak-pernik, matanya menyipit melihat ke arah lehernya yang terdapat lebam merah, tangannya menyentuh area merah tersebut dan berfikir kenapa dia bisa seceroboh ini sampai lehernya meninggalkan bekas luka. Dan seingatnya Seokjin memang tidak pernah jatuh sebelumnya.

Berfikir cukup lama, Seokjin mengingat kembali seluruh apa yang terjadi sebelum sekarang dan_

Matanya melotot, melihat pantulannya di cermin lalu menyentuh kembali bekas merah di lehernya. Tangannya bergerak seperti menghapusnya namun tak bisa. Dia ingat sekarang, dan dia juga tahu apa alasannya kenapa Jukyeong menghindarinya pagi ini

"Brengsek!" Umpatnya marah.

Kakinya buru-buru bergerak untuk mencari keberadaan Jukyeong, dirinya was-was dan hatinya bergemuruh hebat, Jukyeong pasti melihatnya, dia pasti sangat kecewa, karena itu Seokjin harus memberi penjelasan yang dapat kembali menghapus kekecewaannya.

_____flashback_____

Seokjin hanya diam saat Hyewon terus saja berbicara banyak hal, malas! Sangat malas dan ingin menutup mulutnya saja, atau mungkin membunuhnya itu lebih baik pikir Seokjin.

Kepergian Seokjin kali ini kembali mengharuskannya berbohong pada Jukyeong, Hyewon mengancam lagi dan entah kenapa Seokjin malah ikut-ikutan saja dengan permainannya tanpa tahu konsekuensinya seperti apa. Mungkin dengan dalih ingin melindungi, namun pada akhirnya akan ada yang tersakiti!

Hyewon mengambil alih kemudi, dan Seokjin diam sebagai penumpang, raut wajahnya saat pertama kali tak pernah berubah, tegas, angkuh dan dingin.  Mereka mengelilingi kota dan berakhir dengan Hyewon yang membawa Seokjin ke club malam. Seokjin tak habis pikir jika Hyewon akan mengajaknya ke tempat haram seperti itu.

Hyewon sengaja membawanya ke club malam untuk memperlancar aksinya, dia memesan kamar VIP, hanya untuknya dan Seokjin. Hyewon rasa malam itu akan menjadi malam panas pertamanya bersama Seokjin, sungguh Hyewon yang sinting bukan?

Menggarap lelaki yang sudah beristri ke club malam!

Seokjin tentu marah dia bahkan berkali-kali ingin kabur namun Hyewon berhasil mencegahnya, selalu!

"Minumlah Jin, kau juga pemabuk kan? Tidak usah takut!" Ucap Hyewon yang duduk di kasur berukuran besar dengan menyilangkan kaki dan tangannya mengangkat menggenggam gelas yang berisikan Soju.

Seokjin mengambil gelas yang berisi Soju itu, bukan karena kemauannya, hanya ingin ini semua cepat selesai setelahnya dia bisa pulang.

"Bagus, mari kita bersulang" ajakan Hyewon ditolak dengan Seokjin yang langsung meminum alkohol tersebut dengan sekali tegukan. Hyewon tak marah, dirinya hanya mengangkat alis sebelah dan mengangkat bahu laku kembali duduk di kasurnya, matanya terus menilik Seokjin yang sepertinya sudah merasa tak nyaman, badannya bergerak acak sementara Hyewon hanya tersenyum miring sambil sesekali menyesap alkohol yang ada di tangannya.

Your Eyes Tell [Kim Seokjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang