Sepanjang hari aku hanya diam di kamar, tak berani kemana kemana.. aku takut dengan ayah, dia selalu melakukan hal macam macam, dari kata kata maupun.. pukulan. Aku sering mendapatkan pukulan itu, mm.. sakit rasanya, tetapi mau tak mau aku harus menahannya. Setelah 3 hari aku di kamar saja, kakak memanggilku untuk keluar.
Karna aku tidak enak tuk menolak kakak, jadi aku oke oke kan saja suruhannya. Then aku kesana, OH SHIT! Ada ayah.. aku takut.
"Ck! Anak sialan ini, lagi?" Kata ayahku marah.
Aku hanya bisa terdiam, dengan muka yang kurang enak di pandang. Mukaku terlihat pucat, dan badanku berkeringat.
Aku takut di caci maki oleh ayahku itu.. aku takut di pukul, aku takut kakak.. ga bisa nyelamatin aku.
"Ayah! Udah berapa kali kakak bilang, jaga ucapan ayah! Itu anak ayah sendiri, Sion itu anak ayah!! Ayah gaboleh gitu ke Sion, ayah minta maaf!" Kata kakak tegas, aku bersyukur bisa memilikinya.
"Apa? Minta maaf katamu? Ew! Menjijikkan asal kau tau, aku tak akan pernah mengotori tanganku untuk hal tak berguna seperti itu, bahkan menatapnya saja sudah membuatku hampir muntah, apa lagi minta maaf dengannya? Tidak sudi sama sekali."
Kata katanya.... lagi lagi membuatku sakit hati.
"Aku muak dengan ayah, ayah begitu kejam" angkatku bicara.
"Oh, mulai berani kau sekarang? Tidak bersyukur sudah dirawat disini hah?!"
"AYAH! AKU INI HANYALAH MANUSIA, AKU MEMILIKI HATI, AKU TIDAK TERIMA AYAH KATAKAN HAL SEKEJAM ITU PADAKU! AYAH..! AKU HANYA INGIN AYAH MENERIMAKU."
Lalu akhirnya air mata menetes dari mataku. Kakak langsung paham dan memelukku, disitu rasanya kesal. Tapi mau bagaimana lagi kan ya.
"Ayah, setega itu ayah sakiti Sion yang tak berdaya seperti ini? Ayah macam apa kau."
"Apa? Memangnya kenapa? Salah siapa tak berdaya? Salah ayah? Tidak kan."
"Tapi ayah, minimal kamu sadar diri! Kamu masih belum sempurna sudah saja mengolok-olok orang lain dan menjelek-jelekkan orang lain, bagaimana nanti kalau sudah sempurna? Tetapi orang sepertimu tak akan pernah menjadi orang yang sempurna, haahh."
"Aamon! Berani sekali kamu membentak ayah karna bocah sialan ini, dia ngasih kamu apa sih?"
"Aku membela dia karna dia benar! Aku membela dia karna aku sayang!, Tak seperti kau yang kerjaannya hanya menghina saja, menjijikkan."
"Pergi ke kamar kalian sekarang juga, ayah lelah dibebani Gusion."
"Dan kau Aamon, kalau kau masih saja membentak ayah, jangan harap gusionmu selamat.""Terserah kamu yah, aku tak peduli."
Aku gendong kakak ke kamar, aku ditidurkan disana. Kakak berkata "sayangku Gusion, jangan dimasukkan ke hati ya ucapan ayah tadi, kakak bakal selalu ada disisimu dan selalu bersamamu." Ahh, inginku menangis rasanya.
"Iya kakk, tenang saja!"
"Bagus, sekarang istirahat saja dulu.. kamu kelihatan masih sedih"
"Ah aish! Tak apa kak, aku udah mendingan kokk"
"Aku juga ada janji buat ketemuan sama kak Mel di rumahnya, jadi yaa hehe""Mau ngapain memang disana? Kakak antar"
"Eh eh kak, gausah! Aku bisa sendiri kokk!!"
"Yaudah gih sana, pergi"
Aku langsung buru buru keluar, dan seperti yang ku katakan aku pergi ke rumah kak Melissa. Aku disana untuk curhat dan berbincang bincang sebentar sih.
Sampai disana aku mengetuk pintu rumah Melissa yang cukup kecil rumahnya, walau dia sepupuku namun dia tinggal di rumah yang kurang layak. Tetapi dia berkata kalau semuanya itu untuk kenang kenangan nya dengan keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ini, bentuk cintaku untukmu. (amongus)
RomanceAmonGus Emang kisah cinta kakak adek semenyakitkan itu ya? Baca aja cerita ini, cerita tentang aku dan kakakku. Yang menyakitkan pastinya. ⚠️Warning⚠️ -bxb -banyak kata toxic? -alurnya nyebelin -banyak perusak hubungan (wikwok) Happy ending, And hap...