Chapter 2

2 0 0
                                    

"MISI PAKET!"

"HALO? ADA ORANG TIDAK?"

"Caca berisik! Biasanya langsung masuk kenapa teriak?" jawab Rezel aka Alfa dari arah garasi kemudian melewati Caca yang berada di depan pintu.

Maklum guys rumahnya Rezel aka Alfa tuh gerbang nya ada dua. Yang satu gerbang langsung pintu masuk, yang kedua gerbang buat ke garasi.

Ya wajar aja Caca gak liat ada Alfa. Orang dia lewat gerbang pintu masuk.

"Yaa keliatan sepi, gue kira engga ada orang" ucap Caca sambil menggaruk kepala bagian belakangnya. Kemudian mengikuti langkah Alfa yang memasuki rumah.

"Rezel, tante mana?" tanya Caca ketika tidak melihat keberadaan mamah Alfa.

"Lagi arisan" jawab Alfa singkat.

"Abel ikut" lanjutnya.

Caca hanya menganggukkan kepalanya saja dan duduk di sofa.

"Bude kemana?" tanya Caca lagi mencari keberadaan asisten rumah tangga di rumah ini.

Rumah Alfa tuh lumayan besar, tapi engga besar banget. Maklum anak orang kaya, dari bentuk zigot Alfa tuh udah banyak uang.

"Udah pulang barusan. Kalo mau makan, makan aja. Tadi disuruh mamah makan kalo lo kesini." balas Alfa sambil menaiki tangga menuju kamarnya.

Asisten rumah tangga yang bekerja di rumah Alfa memang tidak menginap, tetapi pagi datang sore udah pulang. Jadi tidak 24 jam bekerja.

"Lo mau kemana? Gue ditinggal sendirian ini?"

"Mau ke kamar. Mau ikut?" jawab Alfa sambil membalikkan badan.

"Dih ogah, sana-sana" usir Caca halus.

Alfa hanya berdecak pelan dengan tingkah Caca.

Yang punya rumah siapa, yang kaya yang punya rumah siapa.

Caca yang mulai bosan pun kemudian melangkahkan kakinya menuju dapur dan mendekati meja makan.

"Rejeki anak baik ya gini, dapet makanan enak" ucap Caca spontan ketika melihat makanan yang berada di meja makan keluarga Alfa.

"Oke Caca, anggap aja rumah sendiri. Kata tante mamah gapapa" ucap Caca sambil tersenyum lebar.

"Makan apa ya enaknya?" gumam Caca pelan.

"Ada ayam bakar, tapi gue engga suka"

"Ada ikan bakar, tapi gue males makan ikan"

"Ada sayur, apa gue makan itu aja ya?" putus Caca.

Ditengah lamunannya, tiba-tiba piring Caca direbut dengan cepat dari arah samping.

Siapa lagi kalo bukan Alfa. Emang ya itu cowok minus akhlak.

"Piring gue Rezel!" Kesal Caca ketika piringnya diambil.

Sambil berkacak pinggang dan mata melotot Caca melanjutkan "kalo mau makan ambil piring sendiri! Itukan buat gue piringnya!"

Alfa? Jangan tanya, dia tidak menggubris Caca dan sibuk mengambil nasi, sayur, dan telur.

Caca yang merasa diabaikan menghentakkan kakinya menuju rak piring dan mengambil piring satu lagi.

"Makan! Jangan manyun-manyun begitu!" ucap Alfa sambil menyerahkan piring yang direbut tadi dan sudah diisi nasi dan lauk pauk.

"Aku engga mau telur Rezel!"

"Makan Ca, mau ayam bakar? Engga mau kan?" balas Alfa santai. Alfa tau Caca itu tidak suka ayam bakar. Kalau ditanya kenapa jawabannya 'aneh, gak enak' gitu.

Kenapa engga makan ikan bakar aja? Caca males ribet sama duri ikan. Simple tapi bikin pusing. Pantes agak bego, orang ngga mau makan ikan.

"Dah duduk anteng, gue ambilin air es dulu"

"Es teh dong Zel" balas Caca yang mulai menikmati makanannya dengan tenang.

"Banyak mau! Bikin sendiri"

-∞-

"Besok kalo kerumah gue pake celana panjang" ucap Alfa yang sudah duduk di sofa depan TV.

"Gak enak main kerumah cowok pake celana pendek" lanjutnya.

"Gerah Rejel! Gak tau apa siang tuh panas banget" balas Caca tidak terima.

"Tapi kan lo cewek, gak enak diliat tetangga cuma pake celana segitu" ucap Alfa yang kini sudah mengalihkan tatapannya kepada Caca yang semula menghadap TV.

"Mana baju lo modelan crop begitu. Celana lo tuh liat, setengah paha aja ngga ada" kesal Alfa.

"Julid amat sih lo heran. Suka-suka gue lah, yang pake pakaian aja gue kenapa lo yang sewot?" sinis Caca sambil meraih bantal sofa dan meletakkannya di paha.

"Lo tuh dibilangin baik-baik Arrasya! Jangan ngeyel! Gimana bunda lo gak marah-marah coba kalo lo begitu" balas Alfa cepat dengan sedikit emosi.

"Tapi kan aku sukanya gini Rezel. Aku nyaman begini. Masa engga boleh?" ucap Caca sambil menunduk. Tidak berani menatap Alfa yang sudah siap mengeluarkan kata-kata mutiaranya.

"Bukannya engga boleh, tapi coba renungin. Apa bagus cewe pake pakaian begitu" balas Alfa pelan. "Kalo lo kenapa-kenapa gimana?"

"Iya maaf, besok engga gini lagi" ucap Caca pelan.

"Besok aja apa seterusnya?"

"Besok doang lah ya kali terus!" balas Caca sambil ancang-ancang kabur dari rumah Alfa.

"Lari Caca lariiiii. Alfa mode maung!!!!" batin Caca.

"Mau kemana lo nyet! Dibilangin malah kabur!" Cegah Alfa tak kalah cepat sambil menarik kerah kaos Caca kebelakang.

Dan akhirnya Caca hampir terjengkang kalau Alfa tidak menahan bahunya dari belakang.

Jangan harap bakal ada adegan pelukan sambil tatap-tatapan. Soalnya ini bukan roman picisan.

"Mampus" ucap Alfa pelan sambil menyeringai. Kemudian melepaskan tangannya dari bahu Caca.

Akibatnya Caca sedikit oleng.

"Sabar Caca, Rezel emang gitu" batin Caca menguatkan.

"Sabar Caca, Rezel emang gitu" batin Caca menguatkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Undergo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang