Chapter. 3

1.8K 331 3
                                    

·Sudut pandang Kim Dokja...

Pastinya ini pemandangan yang sangat menggelikan bagi orang-orang yang melihat kondisiku. Seorang pria dewasa bergelantungan seperti monyet dari lehernya yang dicengkeram pria lain yang lebih besar tubuhnya.

Aku bisa melihat Lee Hyunsung yang menatap ke arahku dari seberang jembatan sana. Meski wajahnya tampak cemas, tapi yang dia cemaskan pastinya adalah karena dia tidak bisa melihat apa yang terjadi akibat adanya penghalang yang juga berfungsi sebagai pengaman.

Jadi, meski aku bisa melihat yang terjadi sana, yang di sana tidak bisa melihat yang terjadi di sini.

"Nama."

"Apa?"

"Siapa namamu?"

Lihatlah cara bicaranya yang acuh tak acuh ini seperti hal nya karakter utama Meski menjengkelkan, tak baik untuk leherku kalau aku memprovokasi dia di situasi ini.

"Kim Dokja."

"Nama yang aneh."

"Aku sering mendengar itu."

Tiba-tiba, perutku terasa seperti dihantam dengan keras dan aku merasa mual, semua hanya gara-gara satu pukulan dari si Yoo Jonghyuk ini.

"...Ugh."

Meskipun kulitku yang sudah setebal kulit badak dan bisa menangkal pisau, pukulan yang kurasakan benar-benar sangat menyakitkan.

"Badanmu kuat. Apa kamu sudah mengunakan koin?"

"Aku juga mau menanyakan hal yang sama padamu..."

Bam. Sekali lagi perutku kena lagi. Aku nyaris tidak bisa menahan erangan ku.

Orang ini level strenght-nya sudah sampai sekitar 15. Padahal sekarang baru berjalan satu skenario utama dan satu skenario tambahan. Orang yang berbakat jadi monster sejak lahir memang beda levelnya ya.

"Hentikan ocehanmu. Mulai sekarang cukup jawab pertanyaanku. Paham?"

Aku memilih untuk diam dan terlarut dalam pikiranku sendiri. Tiba-tiba sebuah layar ungu transparan muncul.

["Aku melihatmu"]

(Name) mengirim pesan lagi.

'Dia hanya datang melihat dan tak menolongku.' Entah kenapa aku jadi merasa kesal.

["Untuk apa?"]

'Oh, kau bisa membaca pikiranku.'

["Ya"]

Jika dipikirkan tak ada alasan untuk (Name) memberi bantuan padaku. Lebih baik memberikan alasan yang logis untuk pria didepanku ini.

...

·Sudut pandang orang pertama...

'Kim dokja' nama manusia itu.

Aku tak mengira nasibnya akan berakhir secepat ini. Yah aku juga tak ingin berharap banyak pada makhluk hidup seperti manusia. Tapi setidaknya mereka tak se-membosankan para rasi bintang itu.

Aku mengirim pesan lagi hanya untuk memberitahukan keberadaanku disekitarnya.

['Dia hanya datang melihat dan tak menolongku.']

Malas, untuk apa aku ikut campur.

['Oh, kau bisa membaca pikiranku.']

Ya.

Bisa dibilang aku suka melihat situasi seperti itu. Manusia secara umum akan mengeluarkan apa pun yang dia punya untuk bertahan. Otak kecil mereka akan bekerja lebih keras dari biasanya. Kecuali jika mereka merasa buntu dan langsung putus asa, ku sarankan lebih baik mati dari pada menjadikan otakmu hanya pajangan semata.

Find The Lost (ORV Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang