Bab 2

251 31 7
                                    

Amber menatap pantulan dirinya di cermin. Wajahnya terlihat lebih muda dari sebelumnya, dan tampak bersih.

Ia ingat bagaimana rupanya ketika berada di penjara. Tubuhnya kurus kering dengan kondisi yang kacau. Bahkan Amber merasa tidak sudi untuk melihat wajahnya melalui genangan air.

"...syukurlah ini benar-benar nyata, aku masih hidup," gumam Amber.

Meski sulit untuk percaya, Amber merasa bersyukur. Dia bisa hidup dan tuhan telah memberikan kesempatan kedua untuknya.

Jika dipikir kembali, Amber merasa bodoh karena begitu terobsesi dengan kasih sayang Elliot. Bahkan sampai akhir, dia tidak mendapatkan itu.

Semua yang milikinya hancur dan semua orang yang menyayanginya mati di tangannya sendiri.

"Aku tidak akan kehilangan apa yang kumiliki untuk kedua kalinya." Amber bertekad untuk merubah semua halnya.

"Danau sihir ... Itu artinya Elliot belum bertemu dengan Cellin?"

Amber mengepalkan kedua tangannya. "Itu artinya aku masih memiliki waktu untuk menghindari kematianku dan orang-orang yang kusayangi."

Clak

Amber mengalihkan pandangannya ke arah Bella yang telah datang dengan obat ditangannya.

"Yang mulia, saya membawa obat untuk anda," ucapnya hati-hati.

Amber tersenyum dan mendekati Bella. "Aku pikir aku sudah baik-baik saja, kau tidak perlu membawakanku minuman, Bella."

"Tetap saja, saya khawatir. Anda tertidur selama dua hari karena kecerobohan saya, sa-saya benar-benar sangat takut ketika-"

"Tidak apa-apa Bella, itu bukan salahmu. Semua itu adalah karena pikiranku yang dangkal."

"Benar, karena begitu inginnya Elliot datang padaku. Aku rela mengorbankan semuanya. Bahkan tidak peduli ketika nyawaku hilang."

"Tidak yang mulia, sayalah yang bersalah karena tidak bisa membantu ketika melihat anda."

Amber tersenyum lembut, dia merasa senang karena Bella berada di sisinya. Dia ingat jika hari itu, Bella ikut turun ke danau ketika melihatnya sudah tidak berdaya karena sihir itu.

"Terima kasih karena sudah bersamaku, Bella."

Amber tersenyum tulus, Bella tertegun. Sudah sejak lama Amber tidak tersenyum seperti itu, Bella merasa senang sekaligus takut bersamaan.

Bella tidak bisa diam lagi ketika melihat Amber yang tersiksa karena sikap dingin yang di tujukan oleh Kaisar Elliot. Namun, dia juga tidak tahu harus melakukan apa untuk membuat Kaisar Elliot memandang Amber.

"Yang mulia, apakah anda ingin berjalan-jalan di sekitar taman? Saya melihat jika bunga bermekaran dengan indah," ucap Bella.

Amber terdiam, dia tampak berpikir sejenak sebelum tersenyum. "Sepertinya bukan ide yang buruk."

Sudah beberapa hari dia terperangkap di dalam ruangan, dan dia lelah karena memikirkan banyak hal. Melihat bunga cantik bukanlah ide yang buruk.

***

Elliot menatap dokumen di tangannya, ingatan kemarin saat bertemu Amber tiba-tiba mengusiknya. Dengan kesal dia membanting dokumennya, Grover yang sedari tadi duduk di meja tidak jauh darinya terkejut.

"Apakah ada yang salah dengan dokumennya?" pikir Grover.

Elliot merasa terganggu, ini kali pertama Elliot melihat Amber bersikap acuh. Dia tidak berisik seperti biasanya, dan kedua matanya tersirat kecewa saat memandang Elliot.

"Apakah semua ini karena danau sihir?" gumamnya.

Elliot menatap Grover serius. "Grover, apakah danau sihir memiliki efek samping pada seseorang? Semisal sikapnya yang berubah?"

"Danau sihir?" Grover berpikir sejenak dan menggeleng," sepertinya tidak yang mulia, danau itu hanya menyerap kekuatan yang dimiliki manusia. Meskipun ada efek samping, itu tidak berhubungan dengan perubahan sikap."

"Benarkah?" Elliot tampak ragu dengan penjelasan Grover. Jika bukan itu, lalu mengapa sikap Amber berubah?

Meski Elliot selalu mengacuhkan Amber, tetapi selama itu Amber tidak pernah menunjukkan sikap seperti itu. Hal ini membuat Elliot semakin pusing.

"Apakah yang anda maksudkan adalah yang mulia ratu? Ini tidak seperti anda biasanya. "

Elliot tertegun dan memandang Grover yang memandangannya dengan penasaran. Karena bagaimanapun, Elliot adalah pria acuh yang tidak peduli kepada Amber. Jadi, sangat aneh melihat Elliot yang terlihat memikirkan ratunya itu.

"...tidak!" balas Elliot mengalihkan pandangannya dengan malu dan sedikit jengkel.

Dia kemudian berdiri dari duduknya. "Aku akan pergi berlatih, urus sisanya olehmu,"ucapnya menghindar.

Elliot merasa jika dia terus disini, dia akan mendapatkan tatapan curiga dari Grover. Terlebih, Elliot ingin mengalihkan pikirannya untuk berlatih pedang dengan ksatria.

Kakinya terus melangkah dengan perasaan aneh yang mengusik. Sudah lama sekali dia tidak seperti ini.

"Apa yang telah terjadi padaku," gumam Elliot prustasi.

Disaat bersamaan, Elliot berpapasan dengan Amber di lorong. Elliot terkejut, dan merasa malu karena telah pikirannya tertuju pada Amber seharian ini.

Di sisi lain, Amber pun sama halnya terkejut karena berpapasan dengan Elliot. Ini adalah hal langka bisa berpapasan dengan Elliot.

Jika di masa lalu, Amber akan berlari dengan girang kepada Elliot. Sembari mengatakan hal bodoh tentang kerinduannya.

Namun, itu semua hanya masa lalu baginya. Semua itu hanya membuat kesedihannya semakin bertambah. Bahkan Amber masih merasa sedih ketika melihat ekspresi Elliot yang menunjukan ingin segera menjauh darinya.

"Kenapa aku begitu naif di masa lalu? Elliot tidak pernah menginginkan kehadiran diriku sedikitpun."

Amber menunduk, tersenyum sendu. Dia kemudian berjalan mendekat ke arah Elliot sembari memberikan salam padanya.

"Salam untuk kaisar," ucapnya menunduk.

Elliot hanya mengangguk. Dia terlalu memikirkan hal yang tidak perlu, sekarang dia merasa jika Amber kembali seperti dulu dan akan bergelayut sebentar lagi. Namun, kenyataannya berbading dengan yang dipikirkan Elliot.

"Maaf karena menghentikan perjalanan yang mulia, kalo begitu saya permisi untuk melanjutkan perjalanan." Amber memberi salam formal dan meninggalkan Elliot yang termenung di tempatnya.

Tidak hanya Elliot, Bella dan kedua pelayan yang bersama Amber terkejut melihat tindakan yang tidak biasa itu.

"Apa itu?" Elliot benar-benar terkejut dan kepalanya terasa kosong untuk beberapa saat. Dia kemudian berbalik dan menatap punggung Amber yang semakin menjauh.

"Apakah aku di acuhkan? Oleh Amber!?"

Kaisar Menyukaiku ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang