Karena gue lagi gabut, jadi lanjut aja.
Enjoy, gaes!
-*-
Baekhyun segera melepas mantel hujannya ketika sampai di rumah kontrakan yang dia tempati bersama Sehun. Sehun pun melakukan hal yang sama, ditambah dia juga harus menutup dua payung.
“Yang tadi itu gebetan lo dulu pas sekolah kan?” tanya dia ketika pekerjaannya melepas mantel dan menutup payung selesai.
Baekhyun mengangguk kemudian buru-buru masuk karena tak tahan dengan udara dingin. Sehun mengekor di belakang lalu mengambil segelas air hangat untuk teman-- ah tidak, untuk sepupunya.
“Iya.” jawab Baekhyun, “Gila aja, Hun, gue udah susah payah move on dia tiba-tiba nongol jadi kepala divisi gue, mana tadi pas gue dipanggil perlakuannya manis banget. Gue takut tiba-tiba gue baper lagi, sedangkan gue inget dia udah punya istri.”
Lelaki cantik itu mengusak rambutnya yang sedikit basah hingga berantakan. Cukup frustasi sebenarnya mengingat apa yang dia alami akhir-akhir ini.
“Tapi lo gak dilecehin kan, Hyun?” Sehun bertanya lagi, mulai awas.
“Gila aja lo. Ya kaga lah, Chanyeol gak sebrengsek itu.”
Sehun hendik bahu kemudian merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.
“Ya siapa tau, muka polos gak jadi jaminan otaknya juga polos.” katanya.
Baekhyun melirik sepupunya beberapa saat kemudian melemparkan handuk yang baru saja dia gunakan untuk mengusap rambut dan wajahnya telak mengenai wajah tampan sepupunya.
“Suudzon!” serunya dan hanya dibalas dengan putaran bola mata malas dari Sehun.
Si mungil berdiri, melepas pakaiannya kemudian beranjak ke kamar mandi.
“Lo kalo digenitin sama si Cahyo lagi bilang aja ke gue. Atau kasih tau aja kalau lo udah punya pacar.” ujar Sehun sebelum kaki Baekhyun menapak di atas lantai kamar mandi.
Baekhyun menoleh, “Terus kalo dia tanya pacar gue siapa, gue mau jawab apa, hah?”
“Ya bilang aja pacar lo gue. Lo tadi ngakunya gue temen lo kan?”
Yang lebih kecil tak segera menjawab, dia terdiam beberapa saat di ambang pintu. Decakannya keluar kemudian mengibaskan tangan dan masuk ke kamar mandi. Tak mau memikirkan itu dulu, kepalanya sudah sangat pusing.
“Pikir entar aja, gue pusing.” serunya disusul debam pintu kamar mandi yang tertutup.
Sehun tak begitu peduli. Dia lebih memilih menarik guling dan meringkuk di atas tempat tidur sembari menunggu adik sepupunya mandi.
Dirinya cukup tahu tentang Chanyeol karena Baekhyun acap kali menceritakan lelaki ini dulu ketika sepupu kecilnya masih menyimpan perasaan terhadap lelaki tersebut. Dia dan Baekhyun berada di sekolah yang berbeda sehingga dia tak benar-benar tahu seperti apa sosok lelaki yang disukai oleh sepupunya ini. Namun mendengar bahwa Chanyeol telah berkeluarga, dirinya mencoba membantu Baekhyun untuk melupakan sosok lelaki tinggi yang tak bisa dia pungkiri sangat tampan, ya walau dia tetap menganggap dirinya lah yang paling tampan.
-*-
Kembali ke rutinitas, berhadapan dengan tumpukan kertas yang menggunung seperti gunung kerang zaman purba. Mata Baekhyun teramat lelah dan kepalanya panas sekali, ingin rasanya dirinya mencelupkan kepalanya ke dalam kolam ikan di belakang kantor. Sepertinya akan sedikit segar.
Punggungnya dihempas ke sandaran kursi, matanya terpejam. Tidur beberapa menit saja sudah cukup untuknya menghempas lelahnya walau sejengkal. Tapi sepertinya untuk menutup mata dan bersantai selama beberapa detikpun dirinya tak diizinkan karena suara seseorang yang dia hindari masuk dengan luwesnya ke dalam telinga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jadi, Mau Gak? [CHANBAEK] ✔
FanfictionSulit bagi Baekhyun untuk move on dari crush-nya, empat tahun berlalu setelah kabar pernikahan Chanyeol dia dengar, kini dia dipertemukan kembali dengan pria tinggi itu di tempat kerja yang sama. Baekhyun tak ingin dekat dan menciptakan luka, namun...