Baekhyun tak banyak bicara selama perjalanan, lebih banyak mengalihkan pandang ke luar jendela dari pada harus bertemu tatap dengan Chanyeol yang duduk di kursi sebelahnya, kursi kemudi. Tadinya dirinya ingin mengambil kursi penumpang di belakang, tapi Chanyeol melarangnya dengan alasan,
“Kalau kaya gitu saya kelihatan jadi supir kamu dong, Hyun.”
Ya, benar juga.
Akhirnya Baekhyun mengesampingkan egonya dan duduk bersebelahan dengan Chanyeol selama kurang lebih tiga jam perjalanan.
Dalam mobil itu tidak sepi, Chanyeol memutar lagu dari band kesukaannya yang kebetulan kesukaan Baekhyun juga. Sesekali tanpa sadar Baekhyun akan ikut bernyanyi dengan suara lirih. Meski lirih, tapi Chanyeol masih sanggup mendengarnya dan tersenyum tipis setelahnya tanpa niat menginterupsi.
“Sudah sampai.”
Ucapan Chanyeol menyadarkan Baekhyun dari lamunan. Buru-buru dirinya mengangguk dan membuka pintu.
“Saya sudah pesankan kamar, nanti kamu bilang saja ke resepsionisnya atas nama Park Chanyeol.” Chanyeol berkata lagi sebelum Baekhyun menutup pintu mobilnya.
“Baik, Pak.”
Setelah itu Baekhyun berlalu dengan barang-barangnya serta milik Chanyeol ke dalam hotel yang sudah dipesan oleh Chanyeol. Sebenarnya dia cukup bertanya-tanya, bukannya yang memesan hotel dan mengurus segala macam biasanya Lisa? Sekretaris Chanyeol?
“Oh, atau mungkin Chanyeol takut gue belum tau atau gak faham sama aturannya kali ya makanya dia inisiatif gitu. Hm, bisa jadi.” gumamnya kemudian berlalu ke resepsionis, melakukan apa yang diminta oleh Chanyeol tadi.
Semalam dia telah menanyakan segala macam apa yang dibutuhkan selama rapat dan bepergian bersama Chanyeol kepada Lisa, sekretaris Chanyeol. Wanita cantik itu menjelaskan dengan sabar padanya seperti apa konsep dan bagaimana caranya. Menurutnya tak begitu sulit, tergolong sangat mudah malah. Dia juga diberi tahu kalau yang memesan hotel dan mengatur segala macam jadwal adalah Lisa, jadi Baekhyun sudah cukup tahu cara kerjanya. Tapi mungkin itu tadi, Chanyeol khawatir Baekhyun belum mengetahui apa yang harus dilakukan.
Tiba di kamar hotel Baekhyun merebahkan badannya di atas tempat tidur. Pandangannya terarah pada langit-langit kamar yang putih bersih, bayangannya berlari pada kejadian pagi tadi ketika dirinya diminta untuk datang ke rumah Chanyeol.
Rumah itu sepi, tak ada kehadiran seorang wanita atau anak kecil lucu yang meramaikan. Hanya Chanyeol sendiri. Penataan ruangnya juga sedikit berantakan, seperti ditata sembarangan saja dan tak ada yang berniat merapikan.
“Apa Chanyeol tinggal sendirian di sini sedangkan istrinya tinggal di rumahnya yang di kotanya ya? Maksudnya istrinya gak ikut diboyong ke sini selagi dia kerja.” celetuknya, dirinya memiringkan badan, “Hm, iya sih bisa jadi.”
Diam lagi, si cantik kembali terhanyut dalam banyak pikiran tentang Chanyeol.
Ah, mengapa begitu sulit mengenyahkan lelaki beristri ini dari pikirannya? Baekhyun tak mau jadi orang jahat dengan menjadikan Chanyeol objek fantasi haramnya. Dia tak mau menjadi benalu dalam kehidupan rumah tangga orang, terlebih ini kepala divisinya sendiri.
Bunyi derak pintu yang terbuka membuat Baekhyun segera bangkit dari acara berbaringnya. Senyum Chanyeol menyambutnya kemudian. Mereka hanya memesan satu kamar dengan dua tempat tidur.
“Kamu bisa istirahat dulu, pertemuannya masih nanti siang.” ujar Chanyeol dengan suara besarnya yang lembut.
Baekhyun nampak kiku, namun dirinya tak membantah sama sekali.
Dia memperhatikan diam-diam apa yang Chanyeol lakukan. Mulai dari menata barang-barangnya, melepas beberapa kancing atas kemejanya, melepas sepatu hingga duduk melamun di atas tempat tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jadi, Mau Gak? [CHANBAEK] ✔
FanfictionSulit bagi Baekhyun untuk move on dari crush-nya, empat tahun berlalu setelah kabar pernikahan Chanyeol dia dengar, kini dia dipertemukan kembali dengan pria tinggi itu di tempat kerja yang sama. Baekhyun tak ingin dekat dan menciptakan luka, namun...