revenge ; sungpil

prolog

"Kak, ayo udahan."

Tubuh Wonpil menegang saat mendengar kalimat Dowoon. Dowoon mendekati Wonpil dan memegang pundaknya dengan erat.

"Kakak lebih fokus ngurusin les piano kakak. Kakak juga lebih sering belajar piano daripada jalan sama aku. Aku cape kak, kakak ga pernah anggep aku!"

"Kakak juga cape, Woonie. Kamu pikir kalo kakak main piano itu karena kemauan kakak sendiri? Kakak dipaksa sama mama papa buat main piano! Mereka ga ngasih kakak waktu buat jalan sama kamu!"

"Kakak pikir aku percaya? Buktinya kakak kemaren jalan jalan sama bang Taeyong. Mau nikung adek sendiri secara diem diem apa gimana? Selingkuh?"

"Kamu yang selingkuh! Kakak liat kamu jalan berdua sama Yerim dan kamu cium dia kan?"

Dowoon terdiam. Pegangannya di pundak Wonpil menguat, membuat Wonpil meringis dan melepaskan diri dari pegangan Dowoon lalu mundur beberapa langkah.

"Kenapa diem aja? Bener kan? Yang kakak bilang bener kan?"

"Kakak jangan sok tau. Aku sama Yerim cuma temen, jangan bawa bawa dia."

"Oh iya? Cuman temen? Temen yang pelukan? Ciuman? Bahkan saling meniduri?"

"Kak, cukup."

"Belum cukup, Dowoonie. Udah berapa lama?"

"Kak, udah."

"BERAPA LAMA?!"

"UDAH 2 BULAN, PUAS?!!"

Wonpil memundurkan tubuhnya hingga punggungnya menabrak dinding, lalu tubuhnya merosot ke bawah. Ia menangis. Tidak menyangka, kekasihnya mengkhianatinya.

"Udahan aja, kak. Lagian Yerim lebih baik daripada kakak." Dowoon meninggalkan Wonpil yang terduduk di rooftop sekolahan. Meninggalkan Wonpil yang menangis sendirian.

Wonpil mengusap matanya, ia mengambil hapenya yang berada di saku celananya. Ia menekan ikon telepon di kontak Brian.

"Halo, Pil?"

"Bri..."

"WONPIL, LU KENAPA?! LU DIMANA?! SINI GUE SAMPERIN!"

"Di rooftop, hiks. G-gue butuh lu.."

"Otw, lu jangan aneh aneh atau gue slepet pala lu."

Tut..

Wonpil kembali menangis untuk kesekian kalinya, menangisi manusia bajingan yang bernama Park Dowoon.

[ t. b. c. or unpub? ]

holaaa, aku balik dengan new book !
votement are appreciated, guys <3