Happy reading 💐
Lagi dan lagi si biang kerok ini mulai berulah. Lihat sekarang dia tengah duduk dengan kepala menunduk. Wajahnya lebam di bagian pipi. Terdengar helaan nafas jengah darinya. Abe terus ngedumel karena hanya hal sepele saja dia sudah berada di ruang BK. Seorang guru tengah mengomelinya dengan wajah garang. Kepalanya yang botak kinclong, dan kumis tebal terus saja membuat Abe gagal fokus, apalagi dengan perut buncitnya. Abe terus menunduk dalam mencoba mati-matian menahan tawa. Guru yang tengah mengomelinya saat ini terlihat seperti badut di mata Abe, wajah yang garang tapi malah terlihat konyol di mata Abe.
"Kalian pikir berkelahi itu adalah hal yang baik hah!? Cepat jelaskan kenapa kalian bisa sampai berkelahi"
"Dia duluan yang mulai pak" sembur cowok yang sedari tadi duduk di sebelah Abe.
"Lah kenapa jadi gue? Orang lo duluan yang sengaja dorong gue" ketus Abe tak terima dirinya disalahkan.
"Lo!!"
"Jelas-jelas Lo yang salah"
"LO!!"
"LO!!!"
"LO!!!!" Kedua remaja itu terus saling menyalahkan tanpa ada yang mengalah satu sama lain. Melihat mereka saling menyalahkan dan tidak mau mengalah, membuat pria botak itu geram dan berakhir menggebrak meja.
BRAKKK
"DIAMMM!!! Saya tidak peduli siapa disini yang salah, saya hanya ingin penjelasan bagaimana kalian bisa sampai berkelahi" ditatapnya kedua remaja yang tengah memalingkan wajah mereka. Tidak ada satupun dari mereka yang membuka suara membuatnya harus terus menghela nafas lelah.
"Jadi ceritanya begini pak botak, sa...."
"MAHMUD !!! Jangan panggil saya dengan sebutan pak botak!!" Potongnya cepat, membuat cowok yang duduk di sebelah Abe terkikik geli. Namun hal itu langsung dia hentikan ketika melihat pak Mahmud sedang menatapnya tajam.
"Eh.. iya maksudnya pak mamud, eh anu.. pak Mahmud. Maaf pak hehe"
"Cepat jelaskan"
"Jadi begini pak, hari ini di jam kedua kami anak kelas 11 IPS 1 sedang mendapat mapel penjaskes mempelajari materi bola basket. Dan para murid cowok mulai main basket sedang para murid cewek praktek cara mendribble bola basket. Nah di saat kami bertanding dan dia adalah salah satu dari kelompok lawan tanding saya, dan saat saya menggiring bola dia mencoba merebut bola dengan mendorong saya pak, hingga lutut saya lecet, saya yang gak terimapun langsung menarik kerah bajunya, dan dia langsung memukul saya" jelas Abe dengan jujur. Pak Mahmud hanya mengangguk sembari melihat lutut Abe yang lecet, celananya yang panjang ternodai oleh bercak darahnya.
"Apa benar seperti itu putra?" Tanya pak Mahmud pada putra yang tengah memalingkan wajahnya menahan malu.
Kondisi putra juga sama lebam dengan Abe, tapi lebih parah karena Abe memukulnya dengan brutal."Kalian berdua saya skors, ini peringatan saya yang terakhir jika sampai kalian mengulangi kesalahan yang sama, kalian berdua akan saya hukum" mendengar kata hukum sudah membuat putra tak berkutik dan takut. Abe yang menyadari itu bertanya-tanya, kenapa harus sampai takut seperti itu? Palingan juga cuman disuruh bersihin toilet atau lari mengelilingi lapangan.
"Ya sudah sekarang kalian kembali ke kelas kalian"
Mereka berdua akhirnya pun keluar dari ruang BK. Abe yang emang dasarnya kepoan, dia ingin bertanya mengenai ekspresi ketakutan yang di tampilkan oleh putra. Dia memegang pundak putra agar berhenti berjalan. Dengan dahi mengkerut putra menatap ke arah Abe."Apaan lagi"
"Kenapa lo setakut itu, mendengar kata hukuman? Palingan juga cuman disuruh bersihin toilet kan, kenapa Lo takut?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Silhouette (slow update)
Mystery / ThrillerAbercio seorang remaja laki-laki berusia 16 tahun si biang kerok, panggil saja Abe. Dia terkenal bandel dan susah di atur, banyak guru di sekolahnya yang angkat tangan menghadapi sikap dan kelakuan Abe. Kedua orang tuanya sibuk dengan pekerjaan masi...