Chapter 32 🔞

268 14 3
                                    

Sebagai hadiah terakhir, Wave benar-benar menyerahkan dirinya. Dan pasrah atas perlakuan Tonmai pada tubuhnya. Ciuman mereka diperdalam oleh Tonmai, sementara Wave hanya bisa mematung diam. Wave tetap membiarkan Tonmai yang mulai nakal bermain-main di lehernya.

Dan  satu hal yang membuat Wave terkejut,  tangan Tonmai yang entah karena sengaja atau tidak telah menyentuh dan  meraba-raba paha nya, malahan sekarang tangan mungil itu mulai nekat  menyentuh adik kecilnya, dan alhasil membuatnya terbangun begi...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan satu hal yang membuat Wave terkejut,  tangan Tonmai yang entah karena sengaja atau tidak telah menyentuh dan meraba-raba paha nya, malahan sekarang tangan mungil itu mulai nekat menyentuh adik kecilnya, dan alhasil membuatnya terbangun begitu saja.

"Sshhh..."

Desisan rendah terdengar. Wave pejamkan matanya pasrah, nikmati permainan jari Tonmai yang sedang meraba paha dalamnya.

Mendengar desah dari Wave, Tonmai semakin menjadi. Jarinya bergerak kian lincah, mainkan area sensitif milik  kekasihnya itu

"Hubbyyy...."

Desahan kembali lolos saat Tonmai ingin bertindak lebih jauh, namun sebelumnya ia perlu izin dari si pemilik tubuh. Tanpa sepatah kata yang terucap, hanya tatapan mata yang bicara penuh makna. Wave anggukan kepala sebagai tanda persetujuan atas segala pinta yang tak mengudara.

Senyuman terbesit dari manis wajah yang muda. Kecup singkat bibir tebal milik yang tua sebelum lanjutkan kembali kegiatannya yang tertunda. Wave  mendesah merdu, desahan Waave akan menjadi candu. Tonmai ingin dengar lagi hingga pagi.

Tangan Tonmai tidak bisa diam. Ia bergerak menggerayangi tubuh Wave. Jemarinya mengelus bagian perut, bagian perut adalah bagian yang akan menjadi list favoritnya.

"Tonmai, stop."

Wave meminta Tonmai yang tengah bermain dengan tubuhnya untuk berhenti. Tonmai menghentikan kegiatannya, ia pandangi wajah Wave dengan penuh tanda tanya.

"Take off your clothes."

Tidak bisa menolak, Tonmai langsung turuti pinta kekasihnya. Aura Mon memang sangat kuat, membuat libido Wave semakin bergejolak. Ia lepas dan lempar asal pakaiannya, sisakan celana dalam miliknya.

Tonmai rapatkan lagi tubuh keduanya. Kali ini kulit mereka bertemu secara langsung. Berikan efek sengatan hangat pada tubuh masing-masing.

Tonmai yang mempertemukan ranumnya dengan milik yang lebih muda. Kecupan mesra keduanya berubah menjadi lumatan halus, dan lembut.

Tak puas hanya dengan saling pagut, lidah mereka kini mulai turut andil dalam permainan panas itu. Lidah Tonmai melesak masuk untuk menjilat benda tak bertulang milik Mon yang bersambut dengan balasan serupa. Setelahnya Wave kembali raup ranum tipis sang kekasih.

Tangan Tonmai mulai bergerak lagi, kali ini bukan bagian dada yang jadi sasarannya. Jarinya bergerilya ke arah bawah, meraih bagian yang belum terjamah namun sudah menggembung minta dikeluarkan.

"Nghh..."

Lenguhan tertahan dari keduanya. Wave baru saja menggigit bibir bagian bawah Tonmai, karena ulah tangan Wave yang meremat selatannya.

The Gifted Graduation (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang