"Pekerjaan kita menumpuk, jangan ada yang pulang lebih awal sampai rekan satu tim kita selesai semua." Bisa-bisanya dia mengatakan kalimat itu pada bawahannya beberapa menit lalu sebelum otaknya teringat pada janjinya untuk makan malam bersama kekasihnya. Buruknya lagi, dia tidak bisa menghubungi kekasihnya sama sekali karena kekasihnya itu tengah rapat bersama penerbit buku atau semacamnya itu.
Mati udah gue di tempat kayak gini. Mengutuk dirinya berkali-kali dan terus melirik ponselnya yang tak kunjung berbunyi untuk mendapatkan balasan dari kekasihnya itu. Sayangnya, selama hampir sepuluh menit, dia hanya mendapat pesan dari ibunya yang saat ini berangkat ke Australia kembali, lalu beberapa teman semasa sekolahnya yang akan menikah, dan kedua sahabatnya yang memintanya untuk berkunjung pada akhir minggu ini untuk melakukan perayaan sebelum mereka melakukan pernikahan.
"Pak, saya izin telfon dulu ya." Akhirnya dia berani mengatakan hal itu pada atasannya yang tengah memeriksa setiap ide dari para karyawan satu departemen dengannya.
Kedua kakinya melangkah menuju toilet dan langsung saja menghubungi nomor kekasihnya tanpa menunggu atau melihat keadaan sekitar. Merapalkan banyak mantra penuh harap pada kekasihnya yang tak kunjung mengangkat panggilan yang dia lakukan saat ini.
"Maaf baru aku angkat, kenapa?"
Akhirnya. Tersenyum senang dan memasuki salah satu bilik kamar mandi. "Maaf, kayaknya hari ini aku lembur, Kak" jelasnya tak enak dan menatap layar ponselnya sejenak.
"Beneran? Ya, kalau gitu masih bisa besok kok, tapi... kamu udah makan?"
Tersenyum kembali. "Belum, rencananya kan makan di rumah kamu, cuman... karena aku baru dapet job banyak banget, makanya enggak sempat, entar sebelum pulang kayaknya aku bakal pesan makanan" jelasnya senang dan menutup matanya menahan rasa debaran yang dia rasakan saat ini.
"Oh ya? Kalau gitu, besok pagi aja aku ke rumah kamu, nanti aku telfon lagi ya, maaf enggak jawab pesan kamu."
Enggak apa kok. Menganggukkan kepalanya dengan wajah merah merona. "Iya enggak apa kok, Kak. Semangat kerjanya ya" ucapnya tersenyum senang.
"Kamu juga, love you."
Shit, double kill. Menganggukkan kepalanya kembali. "Love you too, Kak" balasnya dan memutuskan panggilan setelahnya. "Sialan, pacaran sama cowok dewasa emang menakjubkan" lanjutnya dan menepuk pelan kedua pipinya untuk menyadarkan dirinya.
Merapikan sejenak rambutnya sebelum melangkah menuju area departemennya kembali untuk melanjutkan pekerjaannya. Dia harus cepat menyelesaikan pekerjaannya karena besok dia akan dibuat lembur kembali, belum lagi dia harus mengunjungi pemotretan prduk secara langsung untuk memastikan pemotretan berjalan sukses. Lusa dia harus menyiapkan daftar produk yang akan dijadikan bahan promo besar-besaran sesuai perintah atasannya langsung untuk menarik minat remaja yang saat ini tertarik pada brand kosmetik mereka.
Pecah kepala gue lama-lama. Menepuk keningnya pelan dan memperhatikan mejanya yang terdapat plastik berisikan makanan di sana. "Ada yang order makanan, ya?" tanyanya heran.
"Dari pacar, Mbak."
Triple kill. Menahan senyumnya untuk tidak terlihat oleh karyawannya sekaligus atasannya itu.
Pacar🧡
Jangan lupa makan malam🤍Damn. Tersenyum senang dan membalas pesan tersebut secara perlahan tanpa mempedulikan para karyawan lainnya yang tengah menatapnya keheranan.
Me
Kamu juga🤍--
🔞🔞🔞
!!DIPERUNTUKKAN UNTUK DEWASA!!
🔞🔞🔞Selamat membaca🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
Lock you
Romance🔞!!HARAP BIJAK!!🔞 -- Hubungan kekasih sederhana antara Rima--perempuan yang ambisius dalam pekerjaannya dan Rizal-kekasihnya yang bersikap tenang namun selalu membuatnya berdebar tanpa henti akan kelakuan manis tanpa jeda tersebut. -- Selamat mem...