02

1.9K 221 9
                                    

Jisung tampak tersenyum ketika sang ayah memuji-muji istri nya, terlebih masakan istrinya yang memang kelewat enak menurutnya, tidak hanya cantik dan montok tapi istrinya ini juga jago masak.

"Kau pintar memilih istri, jie!" Puji sang ayah lagi.

Jisung tersenyum bangga "tentu dad, aku memang pintar" Ujarnya.

Haechan sedari tadi hanya bisa tersipu malu atas pujian yang bertubi-tubi untuknya. Haechan melihat sekitar, ia sedang menyuapi anaknya, tapi ia tak melihat kakak ipar sama sekali sedari pagi.

"Di mana kak Jaemin?" Tanya nya.

"Dia berasa di kantor, tadi malam ada masalah di kantornya, dan jie kau sekarang bekerja di perusahaan Jaemin."

Jisung menganggukkan kepalanya, ia memang tetap harus berkerja.

Haechan hanya tersenyum dan kembali menyuapi anaknya.

.

.

Haechan mengangguk dan membungkukkan tubuhnya saat sang ayah pergi dari sana.

Ya akhirnya Haechan sendiri dirumah ini karena jisung yang harus pergi bekerja dan ayah mertuanya yang tiba-tiba ada urusan mendadak di cafe nya.

Haechan masuk dan duduk di sofa, anaknya juga tengah tidur, tak ada pekerjaan lain semuanya sudah di urus dengan para pembantu disini, jadi yang bisa Haechan lakukan hanyalah duduk dan menonton kartun favorit nya.

Haechan sudah hampir 20 menit menonton televisi hingga ia hampir saja tertidur namun suara pintu utama terbuka membuatnya menoleh menatap orang yang baru masuk kedalam rumah atau lebih tepatnya mansion itu.

Ahh kakak iparnya.

Haechan mau tidak mau berdiri dan mengambil air minum untuk kakak iparnya, bagaimana pun dia tetap harus sopan di depan kakak ipar dan ayah mertuanya.

"Kakak baru pulang?" Tanya Haechan yang menyerahkan air minum ke Jaemin.

Jaemin tersenyum miring lebih tepatnya, lalu menerima air pemberian Haechan "Terima kasih" Haechan mengangguk.

"Ya aku baru pulang, tadi aku berniat untuk ke apartemen Ku saja namun aku ingat bahwa ada lelaki cantik dirumah ini sendirian, dan lihat sekarang dia menyapaku seperti seorang suami istri"

Haechan tertawa pelan menggaruk tengkuknya yang tak gatal "kata jisung aku harus hormat kepada kakak dan ayah jadi--"

"Jadi kau melakukan ini karena disuruh Jisung? " Sela Jaemin.

Haechan menggeleng cepat "ti-tidak, tapi aku ingin melayani semuanya" Haechan gagap dia bingung mau bilang seperti apa, karna dia melakukan ini sebenarnya ke orang yang di hormati agar dia tidak di anggap hanya beban disini.

"Termasuk melayani di atas ranjang?"

Haechan terkejut mendengar pertanyaan Jaemin dia menggeleng "aku sudah memili suami" Ujarnya.

Jaemin tertawa "aku hanya bercanda, aku akan ke kamar Ku dulu" Ujarnya lalu pergi meninggalkan Haechan yang terlihat masih sedikit syok atas pertanyaan Jaemin tadi.

.

.

"Ka-kak jangan" Ujar Haechan dengan mata berkaca-kaca ingin menangis.

Bagaimana tidak, sekarang posisinya ia di kungkung oleh kakak iparnya sendiri, siapa lagi jika bahkan Jaemin, Haechan rasanya ingin berteriak keras namun dia takut, mendorong tubuh Jaemin berkali-kali namun tetap gagal.

Jaemin tersenyum melihat wajah ketakutan adik iparnya, ia mengelus pipi mulus itu dan tersenyum tipis. "Kau tak ingat dengan Ku, sayang?" Tanya Jaemin.

Haechan yang panik tak mendengarkan perkataan Jaemin, ia takut Jisung pulang dan memergoki mereka.

Jaemin menikmati pemandangan di depannya, tak sesekali Jaemin mendekatkan wajahnya ke wajah Haechan yang membuat Haechan lebih panik dari pada sebelumnya, ia sangat suka menggoda Haechan seperti ini, dan mungkin sekarang hobinya adalah menggoda Haechan untuk melihat wajah panik itu.

Dikit dulu, soal ya yg kmrn ngevote nya dikit

Soulmate died [Jiehyuck/Nahyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang