04

1K 111 12
                                    

Cieee kangen ya?

.

Jisung berlari kencang saat mendengar kabar tentang cello anaknya. Sungguh siapa sangka saat ia baru saja menyelesaikan rapat dan melihat ribuan notif dari istrinya yang mengabarkan bahwa cello putranya masuk kerumah sakit.

"Ya tuhan apa yang terjadi kepada anak ku, sebelumnya dia tak pernah sakit-sakitan seperti ini." Jisung terus berdoa supaya anaknya baik-baik saja, dia baru saja sampai di depan pintu masuk RS dan langsung berlari mencari kamar anaknya.

Dengan lega dari kejauhan jisung dapat melihat wajah anaknya yang sedang tertidur di gendongan Jaemin, ia berlari dan langsung menciun kening putranya.

"Ada apa? Apa yang terjadi?!" Tanya jisung khawatir, kekhawatiran nya mulai bertambah melihat tangan anaknya yang di perban dan di gunakan papan. (Gtw namnya)

"Maafkan aku jie, hiks.. Aku tidak bisa menjaga cello dengan baik" Haechan menangis di pelukan jisung ia sangat amat merasa takut dan kecewa dengan dirinya sendiri saat melihat wajah panik jisung.

Jisung yang melihat istrinya menangis langsung mengelus surai lembut Haechan dan mencoba menenangkan Haechan. "Ssttt tidak apa-apa, ini bukan salahmu, aku hanya bertanya, apa cello baik-baik saja?" Dengan bertanya hati-hati jisung menangkup pipi gembul itu lalu mencium kening Haechan yang langsung di tatap tidak suka oleh Jaemin.

"Ta-tadi waktu aku kebawah untuk mengambil minum dan membuatkan kopi untuk ja-jaemin Hyung cello terjatuh dan tangannya terjepit mainanya" Jelas Haechan dengan sesegukan.

Jisung mengerutkan keningnya, bagaimana bisa mainan bisa membuat jari putranya patah? Bahkan mainan cello semua berbahan karet Jisung menang sengaja tidak memberikan mobil-mobilan dan mainan yang berbeda keras ke cello karena takut terjadi apa-apa oleh anaknya.

"Bagimana bisa? Mainan cello karet semua"

"Saat aku masuk ingin menemani cello, cello berusaha mengambil mainannya di bawa meja namun alarm⏰ mu tak sengaja terjatuh itu cukup berat bukan? Itu terbuat dari besi, jadi aku lari dan memenangkan cello tapi cello tidak berhenti lalu Haechan datang."

"Ini bukan salah Haechan, ini salah ku, aku sudah bilang akan menjaga cello tapi bahkan belum ada satu menit cello sudah terluka" Jelas Jaemin panjang dengan raut sedih.

Jisung menghela nafasnya lalu menganggukkan kepalanya percaya perkataan Jaemin, jisung lantas memeluk erat-erat tubuh Haechan yang masih bergetar.

"Stt sayang buka salah mu, berhenti menangis, ayo kita pulang dan istirahat oke? Cello juga harus istirahat bukan?" Haechan mengangguk.

"Cello di kamarnya sendiri yang sudah disiapkan, aku sudah bilang dokter untuk membawa peralatan agar luka cello cepat sembuh beserta perawat untuk menjaga cello, karena Haechan sepertinya masih begitu syok." Ucap Jaemin.

Jisung mengangguk setuju lalu menuntun istrinya untuk ke mobil dan berjalan pulang.

Saat sampai di rumah Jisung langsung mengantarkan Haechan ke kamarnya dan menyuruh istrinya untuk beristirahat, awalnya Haechan menolak karena ingin menemani anaknya, namun Jisung tetap melarangnya karena takut Haechan akan menangis lagi melihat Cello dan mengalahkan dirinya sendiri.

Setelah menidurkan Haechan, Jisung pergi kekamar sebelah, kamar anaknya. Ia bisa melihat ada beberapa 2 perawat dan 1 dokter, ia juga melihat Jaemin yang masih berbincang-bincang kepada sang dokter.

"Hyung? Sudah selesai?"

Jaemin menoleh dan tersenyum tipis "sudah, dimana Haechan?" Tanya Jaemin.

"Dia ada di kamar, sedang tidur"

Jaemin mengangguk dan keluar dari kamar saat Jisung berkata ingin menjaga anaknya sendiri, ia keluar lalu menoleh ke kamar Haechan, tersenyum tipis namun ia berjalan melewati kamar itu dan turun ke lantai 2 untuk ke kamarnya dan menyelesaikan tugas kantornya.

.
TBC

Dikit-dikit ya asal end gw juga mau up cerita lainnya hehehe.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Soulmate died [Jiehyuck/Nahyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang