Part 3

17 2 0
                                    

...........................................

"Heh, kenapa lo." Fares menepuk bahu Sastra yang tengah melamun memandangi halaman kampus di kantin seperti biasanya. Ia tersontak kaget dengan kedatangan Fares yang tiba-tiba mengagetkannya.

"Anjir, salam dulu kek. Untung gue gak sakit jantung." Sastra menoleh menatap malas Fares

"Dih, kenapa sih lo." Fares menatap Sastra dengan tatapan penuh tanya.

"Gue kepikiran kakak gue." Fares yang tadinya duduk disamping Sastra kini berpindah ke depannya.

"Kenapa kakak lo? Ada yang diomongin sama lo?"

"Tugas proposal gue dia semua yang ngerjain." Ucap Sastra,

"Iya terus?" Fares dengan simak siap mendengar cerita Sastra.

"Jadi gini," Fares yang sangat penasaran mulai mendekatkan wajahnya kehadapan Sastra.

"Gak usah deket-deket juga anjir." Sastra menoyor dahi Fares.

"Ya abisnya gue penasaran."

"Gue ke kamar kak Langit, pas dia revisi proposal gue eh malah gue ketiduran. Jadi gak enak sama dia, semua dikerjain sampe selesai. Pas gue bangun kaget dong gue, karna keinget gue belom ngerjain sama sekali." Sastra mengoceh panjang lebar.

"Abis itu?" Fares yang menyimak menyandarkan dagu ke tangannya.

"Kakak lo tiba-tiba pingsan?" Tebak Fares asal

"Ha? Masa iya sih sampe pingsan?" Sastra malah bertanya balik. Tentu saja hal itu mendapatkan pukulan di kepalanya dari Fares.

"Lo kok nanya gue, terus gue nanya siapa?" Fares mulai malas dengan seorang Sastra.

"Ya cuman gue ngerasa gak enak. Gitu aja sih." Lanjut Sastra

"Plis deh, Sastra gue seserius ini dengerin lo, dan ternyata cuma kayak gitu aja? Gak ada yang menarik sama sekali." Fares beranjak berdiri meninggalkan Sastra.

"Anjir iya gue serius, belum juga selesai gue ceritanya." Sastra kemudian beranjak mengikuti Fares.

"Awas aja gue denger cerita gak jelas lagi dari lo."

"Gue gak tau pasti sih, karna posisi tidur gue sambil duduk disebelah dia dan itu gak nyaman banget, tapi gue paksain." Sastra kembali melanjutkan ceritanya.

"Tapi yang gue lihat, kak Langit sempet pergi ngambil sesuatu gitu terus diminum." Fares menghentikan langkahnya ketika mendengar perkataan Sastra barusan.

"Minum apa? Pil biar gak ngantuk kali." Ujar Fares

"Gak, gue rasa bukan, lo pernah gak sih ngerasain disaat tubuh lo udah gak kuat buat ngelakuin sesuatu tapi lo paksa. Nah dia semalem juga kayak gitu. Mana sering banget megangin dadanya kayak ngerasa sesak gitu gak sih." Fares mulai menatap Sastra. Mungkin memang ada sesuatu yang sengaja disembunyikan dari Langit.

"Cuman mimpi kali lo."

"Gue tau gue ngantuk banget, tapi gue masih denger dia ngomong samar-samar gitu. Suara dia ngetik juga kedengeran sama gue, tapi mata gue emang lengket banget."

"Coba lo tanya sama kakak lo." Fares menyarankan Sastra untuk menanyakan langsung.

"Dan liat dia jawabnya kayak gimana. Lo perhatiin setiap detail kalimatnya." Lanjut Fares. Sastra yang mulai penasaran juga tentang kakaknya menurut mengikuti saran Fares.

"Res, hari ini kan dia libur. Tapi dari pagi dia udah keluar sama mama. Gue gak tau sih mungkin meeting diluar atau apa. Tapi aneh gak sih kalo sepagi itu buat ketemu sama klien." Sastra mulai merasakan ada sesuatu yang ia gak ketahui.

LangitWhere stories live. Discover now