1

5 0 0
                                    


Happy Reading.
.
.
.
.
.

Suasana kota Semarang hari ini cukup terik. Membuat gadis yang sedang berjalan di trotoar itu sesekali mengelap peluhnya.

Huftt...

Helaan nafas sudah ia lakukan sepanjang jalan, hari ini ia sedang mencari lowongan pekerjaan. Berbekal ijazah S2-nya SD dan SMP, ia nekat mengetuk pintu ruko dari pintu satu ke pintu yang lainnya. Sudah terhitung lima belas ruko yang ia kunjungi namun sampai sekarang belum ada hasilnya.

"Pak, teh juz gula batu satu ya.!" Dila memilih untuk menepi dipinggir jalan, sembari membeli minum yang dijual oleh para pedagang motor.

"Monggo nduk."

Note : Nduk=Dek dalam B. Indonesia

"Matur suwun, pak!" Dila menerima es dalam plastik itu. Harganya cukup relatif murah dari pada es teh kemasan botol.

"Baru pulang kuliah nduk?" Tanya si bapak.

"Mboten pak, kulo badhe golek pekerjaan" (Enggak pak, saya lagi cari kerja) Jelas Dila karna memang ditempat Dila ber istirahat biasa digunakan untuk tongkrongan para mahasiwa.

"Owalahh.. Terus saniki mpun ditrima teng pundi?"( ohhh, terus sekarang udah diterima dimana?)

Dila menunduk lesu, keterima bekerja??bahakan Dila sudah mendatangi lima belas ruko namun belum ada yang membutuhkan kariawan .

Pikiran Dila pun menerawang jauh yang lulusan sarjana sajah masih banyak yang susah mencari pekerjaan apa lagi Dila yang hanya lulusan SMP saja.

"Kulo dereng katrimo kerja pak, taksih golek malih." ( saya belum ketrima kerja pak, masih nyari lagi.)

"Owalahh. Ngoten toh, kuwi nduk. Kowe mengarep rono mangke enten kios kembang. Nah, wau bapak ngobrol kalih sing nduwe kios kembang sanjange lagi nggolek kariawan" (Oh, gitu. Ohya bapak kasih tau kamu jalan kedepan nanti ada toko bunga. Nah, tadi bapak ngobrol sama yang punya kios bunga katanya lagi nyari kariawan)

Mendengar pernyataan dari pak kopi keliling membuat Dila bersemangat. Lantas ia buru-buru menghabiskan esnya dan beranjak untuk mendatangi toko tersebut.

"Serius pak?"

"Nggih nduk"

"Matur suwun nggih pak, nek ngoten  kulo mengkin mriko mawon mpun. Oh nggih, niki es'e pinten pak?" (Makasih banyak ya pak, kalo gitu saya nanti kesana. Oh, iya pak ini es nya berapa?)

"Tigongewu mawon nduk. Nggih, semoga  kretrima nggih nduk. Bapak mung iso ndungokaken." (Tiga ribu saja dek. Iya, semoga nanti ketrima. Bapak hanya bisa mendoakan saja.)

Setelah berbincang dengan bapak kopikeling Dila pun bergegas menuju Toko tersebut.

Toko bunga....

Suara pintu terbuka mengalihkan seseorang yang sedang berkutat dengan kertas dan juga bunga mawar merah dimeja. Hanya ada satu orang saja yang sepertinya sedang membuat sebuah buket bunga.

"Selamat siang Kak,, cari apa kak? Ada yang bisa saya bantu?" Tanya cici tersebut karna memang dari penampilannya ia seorang chiness.

Tiba-Tiba jodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang