Chapman menyarankan, tanyalah pada pasangan hal-hal apa saja yang ia sukai dan yang dapat meringankan bebannya. Setelah itu, aturlah waktu untuk mengerjakannya.
Acts of Service
(Tindakan Melayani)
Dokter memperkirakan Junkyu akan melahirkan buah hati pertama mereka sekitar dua minggu ke depan. Sebagai suami siaga, Jihoon tentu selalu sigap menemani Junkyu hampir setiap saat. Usai mengambil cuti panjang dari kantor, Jihoon lebih sering menghabiskan waktu di rumah bersama sang istri.
Dan sejak memasuki usia kandungan delapan bulan, pergerakan Junkyu mulai terbatas. Wanita itu lebih sering menghabiskan waktunya di atas tempat tidur. Terkadang, Junkyu juga suka mengeluh kala melihat kondisi kedua kakinya yang kian membengkak seperti kaki gajah.
"Ji."
"Kenapa, Yang?"
"Aku makin kelihatan gendut gak sih?"
Rasa-rasanya Jihoon ingin tertawa mendengar pertanyaan bernada polos yang dilontarkan oleh Junkyu. Namun, sebisa mungkin ia tetap menahan diri agar tidak tertawa. Kalau tidak, mungkin istrinya itu bisa tersinggung.
"Memangnya kenapa kalau gendut? Kamu masih kelihatan cantik kok di mata aku," jawab Jihoon tulus dari lubuk hati yang paling dalam.
Secara spontan Junkyu memanyunkan bibirnya, merasa tak begitu yakin terhadap jawaban sang suami.
"Masa sih? Badan aku melar gini padahal. Mana sekarang kaki aku mulai bengkak kayak gajah. Aku pasti jelek banget, ya kan?"
Jihoon menggeleng pelan seraya menggeser tubuhnya ke samping, mendekati Junkyu yang sedang bersandar di kepala kasur sambil memeluk bantal koala miliknya.
"Mau kamu gendut atau kurus sekali pun, kamu masih tetap kelihatan sama di mata aku."
"Dih, bohong banget!"
"Aku serius, Sayang. Kamu masih terlihat seperti Kim Junkyu yang aku kenal dua belas tahun yang lalu. Cantik, imut, ceria, bawel, sama kadang masih suka lemot, tapi gak apa-apa, aku masih tetap cinta sama kamu bagaimanapun kondisinya."
Jihoon menarik kepala Junkyu untuk kemudian disandarkan pada bahunya. Pria itu kembali fokus meninjau beberapa pesan email yang masuk di layar laptop.
"Ji?"
"Kenapa? Kamu mau apa?" Atensi Jihoon lagi-lagi teralihkan kala Junkyu menarik-narik lengan bajunya.
"Ngantuuuuk!" rengek Junkyu disertai tatapan memelas.
Kekehan pelan keluar dari mulut Jihoon. Ia pun bersicepat membantu Junkyu memperbaiki posisi supaya wanitanya itu bisa berbaring dengan nyaman.
"Mau aku bikinin susu hangat sebelum tidur?" tanya Jihoon sesudah menidurkan Junkyu.
Junkyu menggeleng pelan. "Gak usah. Mau langsung tidur aja," gumamnya dalam kondisi mata yang mulai sayu dan nyaris tertutup sempurna.
"Ya sudah, kamu tidur duluan aja. Aku masih harus menyelesaikan pekerjaan dulu, nanti aku nyusul."
Usapan lembut Jihoon berikan di kepala Junkyu. Tak lupa, ia pun memberikan ciuman selamat tidur di kening serta perut bulat istrinya.
Tujuh menit berselang, suara dengkuran halus mulai terdengar, menandakan bahwa Junkyu sudah terlelap. Karena merasa gemas, Jihoon tak kuasa menahan gerakan tangannya yang refleks memotret wajah pulas Junkyu. Ekspresi wanita itu terlihat semakin lucu ketika pipi gembilnya menggembung akibat terdorong bantal hamil yang dikenakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Languages : JIKYU
Fanfiction[BAHASA | COMPLETED] "Real love is figuring out how someone wants to be loved and loving them in that way." ─ Jay Shetty (Alternate Universe ─ GENDERSWITCH) A Jikyu Fanfiction snflwexdejane © 2022