Cuplikan akhir

13 1 0
                                    

"Aku memanggilmu ... Sonneillon ..."

Bahu Juan sedikit gemetar ketika suara tawa pelan itu mulai terdengar. Alexander menegakkan tubuhnya, memutus kontak fisik keduanya. Tatapan putus asa itu mengarah pada sosok pemuda yang kini tengah tertawa. Mulanya terdengar pelan, tapi kemudian semakin terdengar jelas dari waktu ke waktu.

"Iblis terkutuk," gumam Alexander.

Suara tawa itu memudar, perlahan Juan mengangkat wajahnya. Dan ketika ia bertemu pandang dengan Alexander, seulas senyum lebar menghiasi wajah pemuda itu.

"Halo, Alexander ..."

Juan kembali tertawa setelah memberikan teguran. Sebuah tawa yang seakan-akan ingin mengejek Alexander. Tatapan pemuda itu tiba-tiba berubah, terlihat lebih gelap dan wajah pucat itu terlihat lebih hidup. Namun, dari bawah rahangnya muncul garis-garis kemerahan yang menyerupai pembuluh darah yang terlihat cukup jelas, mengarah ke wajah.

Dialah Sonneillon, iblis dari laut timur yang telah mengutuk hidup Alexander. Iblis dari laut timur yang tidak pernah melepaskan Alexander. Iblis dari laut timur yang mengikat kehidupan Alexander.

Tawa itu kembali terhenti. Namun, tepat saat tawa sang iblis terhenti, angin tiba-tiba datang dan memadamkan semua lilin yang ada di tempat itu. Juan atau yang kini bisa kita panggil dengan Sonneillon, kembali mengangkat wajahnya dan memandang Alexander dengan tatapan yang arogan.

Lebih tenang, iblis itu memulai pembicaraan dengan Alexander. "Sudah sangat lama, Alexander. Kenapa kau membutuhkan waktu yang begitu lama hanya untuk menyebut namaku?"

Menggunakan tangan kirinya yang masih terlilit rosario, Alexander mencengkram rahang Juan dengan kuat. Tak berpikir bahwa tindakannya itu akan melukai tubuh pemuda itu.

Alexander bersikap lebih dingin dan berkata, "tinggalkan tubuh ini, urusanmu denganku."

Si iblis membalas, "bagaimana aku bisa meninggalkan tubuh ini jika kau tetap menolakku? Kenapa kita tidak memulai semua dari awal? Jika kau tidak keras kepala, semua itu tidak akan terasa menyakitkan."

"Tutup mulutmu!" ujar Alexander, pelan tapi penuh penekanan.

Juan sempat tersentak, tampak menghindari sesuatu dan Alexander berhasil menangkap pergerakan kecil itu. Pandangan Alexander tertuju ke arah yang dihindari oleh si iblis, dan Alexander menemukan sebuah salib yang menggantung pada pergelangan tangannya. Alexander kembali memandang si iblis, menemukan celah untuk melumpuhkan si iblis.

"Malaikat Agung Saint Michael ..."

Sonneillon langsung memandang Alexander dengan tatapan yang terlihat gugup. Ia tersenyum tak percaya dan berkata, "kau pikir itu akan berguna untukmu?"

Alexander mengabaikan dan melanjutkan barisan doa yang ia ucapkan, "... lindungi kami dalam pertempuran melawan kejahatan dan jerat iblis. Dan lakukanlah ..."

"Dan lakukanlah ..." Sonneillon menyahuti doa Alexander dan sempat membuat Alexander berhenti sejenak.

"Hai, tuan rumah surgawi ..."

"Hai tuan rumah surgawi," Sonneilon kembali mengucapkan kalimat yang sama dengan Alexander. Tapi Alexander tak ingin goyah.

"... setan dan semua roh jahat yang berkeliaran di seluruh dunia mencari kuasa Tuhan, dimasukkan ke neraka ..."

"Setan dan semua roh jahat yang mencari kuasa Tuhan, dibebaskan dari neraka," ucap Sonneilon hampir bersamaan dengan Alexander hingga suaranya menyerupai bayangan dari suara Alexander sendiri.

"Amen," Alexander menutup doanya.

"Amen." Disusul oleh Sonneilon yang kemudian menertawakan Alexander. Sang iblis kemudian berkata, "kau sudah melupakan aku, Alexander? Pikiranmu masih sedangkal dulu."

THE PRIEST : 21st CENTURY EXORCISMS [Series 1 : Alexander Lim]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang