03 - Kilas Balik

40 5 1
                                    

10 tahun yang lalu

Gilang dengan barang bawaannya sudah tiba di bandara bersama orangtuanya dan Farhan. Hari ini dia akan terbang ke Kanada untuk menemui temannya. Orangtuanya juga membawa barang bawaan mereka, namun tidak dalam penerbangan yang sama dengan Gilang--mereka hendak kembali ke Makasar.

Farhan yang ikut mengantarnya sudah bersungut kesal sejak diberitahu tentang keberangkatan Gilang. Pasalnya dia tidak tahu sama sekali bahwa Gilang bahkan memiliki kenalan di Kanada. Sudah sejak kemarin Farhan terus bertanya karena rasa penasarannya dan setelah mengantar orangtua Gilang, dia mulai bawel menanyakannya kembali.

"Lo kenal siapa sih di Kanada? Kenal dari mana coba? Dari lo masih jadi zigot juga kayaknya lo gak pernah ke Kanada deh. Jangankan Kanada, lo gak pernah kemanapun selain bolak-balik Jakarta-Makasar-Papua."

"Eh jaman modern kayak gini mah kenalan sama penduduk Mars juga bisa, Han."

"Cewe ya? Gue aduin Irma lu!"

"Terus menurut lo Irma bakal percaya gitu sama lo?"

Farhan kembali kesal. Dia tahu Irma sangat mempercayai Gilang.

Setibanya di bandara Vancouver, seseorang menjemput Gilang. Namanya Robby, ibunya dari Kanada sementara ayahnya datang dari Indonesia yang sudah lama menetap di Kanada. Bagaimana mereka bisa saling mengenal? Robby adalah sepupu jauh Gilang. Ayah Robby adalah sepupu dari sepupu ayahnya. Jadi Robby adalah anak dari sepupu sepupu ayahnya. Pusing? Tidak usah dipikirkan, karena yang penting mereka saling mengenal.

Dulu Robby pernah tinggal di Indonesia, hanya saja Farhan yang memang sejak lahir sudah dekat dengan Gilang tidak pernah tahu. Saat itu pertama kalinya bagi Farhan dan Gilang untuk berpisah karena Gilang harus ikut ke Makasar bersama orang tuanya. Gilang pun merasa kesepian dan Robby mengisi sunyi itu. Jadi di hidup Gilang, Robby dan Farhan sama berharganya.

Robby dan Gilang sama-sama menyukai hal-hal berbau mistis dan misteri. Farhan juga. Namun yang satu ini Gilang tidak ingin melibatkan Farhan. Anak itu hanya mendengar dan menyaksikan dari jauh, tidak mungkin mau terlibat langsung dengan hal-hal seperti itu. Yang ada nanti dia hanya menyusahkan Gilang.

Mistis. Meskipun Gilang menyukainya, tapi ia tidak pernah percaya sama sekali dengan hal-hal berbau mistis. Itu hanya hiburan menarik bagi Gilang. Ketika ada sesuatu yang dia sendiri bisa jelaskan dengan logika, tapi orang-orang memandangnya sebagai sesuatu yang mistis, itu sangat lucu baginya. Dia merasa lebih pintar dengan tidak mempercayai hal itu.

Sebaliknya dengan Robby, dia sangat percaya dengan hal mistis. Bahkan di komunitas yang mereka berdua ikuti, kerap kali Gilang dan Robby beradu argumen, sementara anggota lainnya hanya menyimak seolah perdebatan Gilang dan Robby lebih menarik ketimbang  hal-hal mistis di luar sana yang membuat mereka berada dalam satu komunitas ini.

Hari ini, komunitas pecinta mistis itu mengadakan perkumpulan untuk pertama kalinya. Mereka memutuskan untuk membahas kemistisan yang ada di Indonesia--itu sebabnya Gilang harus hadir.

Sebenarnya Gilang malas. Komunitas ini hanya hiburan untuknya, ia tidak seserius itu menanggapinya. Apalagi masalah kembaran Lala baru saja selesai. Dia lelah. Tapi karena ada sesuatu yang ganjal dengan kematian Lala, yang ia rasa ada hubungannya dengan apa yang akan komunitas bahas--walau sebenarnya Gilang menolak untuk mengaitkannya dengan mistis, dia tetap ingin menyelidiki semua kemungkinan--maka disinilah ia berada.

Komunitas yang beranggotakan tidak lebih dari 70 orang dari berbagai negara ini mulai membahas materi mereka malam ini. Sebuah ruangan mereka sewa menyerupai ruang sidang dan Gilang berada di tengah seperti hendak di hukum.

Gilang tertawa kecil menyadari posisinya. Meskipun memang alasan mengapa ia berada di tengah sangat jelas, yaitu sebagai narasumber, Gilang tetap merasa seperti di interogasi.

"We want to find out about a sect called Caos Dhumateng Durbiksa. Can you explain a little about the sect?" ucap sang ketua.
(Kami ingin mencari tahu tentang sebuah sekte bernama Caos Dhumateng Durbiksa. Bisa kau jelaskan sedikit tentang sekte itu?)

"Of the many sects in this world, why ask a sect that I don't know anything about? Just find out about the Ku Klux Klan sect or if you want to stay in Indonesia maybe you can find out about the Jellyfish Kingdom?" Beberapa orang tertawa saat mendengar kata Jellyfish Kingdom.
(Dari sekian banyak sekte di dunia ini, kenapa menanyakan sekte yang tidak ku ketahui sama sekali? Cari tahu saja tentang sekte Ku Klux Klan atau kalau ingin tetap di Indonesia mungkin bisa cari tahu tentang Kerajaan Ubur-Ubur?)

"Jellyfish Kingdom?"

"Jellyfish Kingdom in Indonesia is Kerajaan Ubur-Ubur," kata Robby meluruskan. Sang ketua mengangguk paham.

"The famous sects were unattractive. We are more interested in sects that not many people know about. But you don't even know anything about the sect. I'm getting more and more curious."
(Sekte-sekte terkenal itu tidak menarik. Kita lebih tertarik dengan sekte yang tidak diketahui banyak orang. Tapi kamu bahkan tidak tahu sama sekali tentang sekte itu. Aku jadi semakin penasaran.)

Sisa waktu dilanjutkan dengan pemaparan materi tentang sekte Caos Dhumateng Durbiksa. Bagaimana orang-orang asing ini tahu tentang sekte yang bahkan Gilang sendiri tidak pernah dengar? Ia hanya pernah melihat lambang dari sekte ini saat menyelidiki kasus Lala.

Berbeda dengan sekte lainnya, Gilang lebih mendeskripsikan penjelasan itu sebagai tempat praktek dukun. Sekte ini memang unik, entah kenapa bisa disebut sekte. Ini lebih terlihat seperti sebuah sekolah perdukunan. Di ajari tentang santet dan ilmu hitam lainnya, bahkan ada buku LKS dan buku paketnya. Gilang terus berusaha menahan tawanya sejak awal pemaparan materi. Ini benar-benar aneh, tapi lucu.

.
.
.

Setelah pertemuan dengan komunitas pecinta mistis--yang lebih seperti komunitas para komika bagi Gilang, dia menghabiskan sisa waktunya dengan berkeliling Kanada. Kapan lagi keluar negeri sendiri? Self reward setelah menyelesaikan kasus Lala.

Di salah satu toko, Gilang membelikan oleh-oleh untuk teman-temannya. Gilang ini tipe orang yang malas membeli atau membawa banyak barang saat bepergian, jadi dia hanya membelikan gantungan kunci yang sama persis untuk semua temannya.

Namun untuk Irma spesial, dia memberikan sebuah syal berwarna hijau pastel dengan rajutan tangan sendiri. Ya meskipun berantakan, setidaknya dia tulus melakukannya.

Syal yang sama dengan syal yang ia terima 10 tahun kemudian, dengan tambahan rajutan huruf-huruf aneh yang Gilang sendiri tidak tahu artinya.

Bersambung...
.
.
.
Maap ges basa enggresnya modal translate, tapi ya pengen aja basa enggres biar lebih rill:v




Btw aku kambek lagi karena feelingku masyun juga bakal kambek😂 di twitter udah pada ngebadut. Oiya HAPPY YOUN1VERSARRY (meskipun telat) 💗💗💗 Persiapkan diri kalian n1t, siapa tahu masyun beneran kambek setelah adek-adeknya kambek whehe.

Mohon dukungannya dengan vote, komen dan follow akun author ya..
Terimakasih sudah membaca ❤❤❤

Irama Dalam Hutan || Gilang UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang