05 - Rencana Healing

26 5 1
                                    

Pagi ini keributan sudah menguasai rumah unik nan aneh Shandy. Sherly dengan barang-barangnya menggendong Seli dan berniat minggat dari rumah untuk kesekian kalinya. Mungkin bagi Farhan dan Ricky pemandangan ini hal yang lumrah, tapi bagi Gilang yang baru saja kembali memasuki kehidupan teman-temannya, ini cukup serius.

Seingatnya dulu, pertengkaran Shandy dan Sherly memang selalu bikin pusing satu circle, tapi yang satu ini sudah next level. Lala yang datang dari dapur langsung menengahi. Farhan dengan muka bantalnya hanya menonton sambil memeluk pintu kamar. Ricky dan Angle tidak tampak batang hidungnya, padahal keributan ini cukup membangunkan satu kampung, tapi mereka berdua tidur sangat nyenyak.

Sementara Gilang tidak tahu harus melakukan apa. Sebenarnya ini bukan hal yang baru karena ia sering melihat pasangan bertengkar, bahkan sampai pada tindak kriminal. Namun melihatnya terjadi pada teman sepermainan entah mengapa jadi berbeda untuknya. Dia jadi lebih takut mengatakan sesuatu yang akan membuat keadaan semakin kacau.

"Aku capek, Sen. Aku gak peduli kamu mau ngelakuin apa aja, tapi please jangan bawa-bawa aku apalagi Seli. Kalau kamu terus maksa gini, aku gak bisa tinggal disini lagi."

"Ini demi kebaikan kita. Kita gatau berapa banyak orang diluar sana yang gak suka dan berusaha jatuhin kita. Aku gak mau kayak dulu lagi sampe harus ngorbanin orang lain lagi, Ly."

"Apapun masalah kalian, lebih baik diomongin baik-baik deh. Ini masih pagi, kasihan Seli juga," kata Gilang

Tidak ada yang menggubris kata-kata Gilang, seolah Gilang seharusnya tidak mendengar pertengkaran ini. Lantas Sherly melanjutkan niatnya untuk minggat. Seli tentu saja tidak mau berpisah dengan ayahnya. Anak itu sama nakalnya dengan Shandy dan tentu saja selalu memihak Shandy. Tapi bukan berarti dia tidak menyukai ibunya.

Setelah begitu banyak percobaan, Sherly hilang di ambang pintu bersama Seli. Bahkan Farhan yang tadinya hanya memeluk pintu kamar ikut menghentikan Sherly, meski hanya berkata, "Jangan minggat," kemudian kembali ke kamar saat tahu Sherly mengabaikannya.

"Eh, Han! Bukannya bantuin malah tidur lagi," protes Gilang

"Halah, besok juga balik lagi."

Namun nyatanya sudah seminggu Sherly berada di rumah orang tuanya. Farla terus merengek minta bertemu dengan Seli. Walaupun pertemanan mereka seperti Tom & Jerry, jika salah satunya tidak ada, mereka pasti saling merindukan. Apalagi beberapa waktu lalu mereka asik membicarakan tentang teman baru yang akan lahir 4 bulan lagi. Pembicaraan itu terpaksa tidak berlanjut.

─o─

Di sebuah restoran yang cukup besar, acara reuni sekolah mereka terlaksana. Semua orang datang terkecuali Sherly. Shandy frustrasi karena sejatinya dia tidak bisa hidup tanpa Sherly dan Seli.

"Makanya lo jangan banyak tingkah!" hujat Fiki

"Ya itu kan demi kebaikan mereka juga."

"Yakin?" tanya Fenly

"Ya emang salah kalau gue punya kepercayaan gue sendiri? Apa hak lu pada ngelarang gue?"

"Terus apa hak lo buat Sherly dan Seli mempercayai hal yang sama kayak lo? Mereka juga punya kepercayaan sendiri," kata Ricky

Shandy diam. Ia memang tidak bisa memaksakan kepercayaan orang lain. Seharusnya dialah yang membuat mereka mempercayainya, bukan dengan memaksa tapi meyakinkan mereka.

"Terus gue harus apa dong?"

"Ya lo tinggal minta maaf, akui kesalahan lo, janji gak akan ngulang lagi. Gue yakin Sherly bakal maafin," kata Fajri

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Irama Dalam Hutan || Gilang UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang