#1

125 11 1
                                    

Ah, aku sangat malas. Lagi-lagi mama menyuruhku untuk masak. Padahal hari aku mau bertemu dengan Wakatoshi, lalu kami akan membeli es krim coklat.

Tendou hanya bisa mengerutkan dahi dan melenguh. Mamanya ingin ia melanjutkan bisnis toko kuenya, atau menjalankan restoran milik pamannya, tentu saja ia memilih toko kue. Tendou malas sekali kalau sudah urusan memasak, jadi kalau disuruh memilih, ia lebih memilih baking. Apalah daya, ternyata memasak juga masih harus dipelajari. Mau tak mau, Tendou juga harus menuruti kata mamanya.

Ia beristirahat di kamarnya menunggu sup kentangnya jadi, saat tengah menonton tv, bel rumah berbunyi.

" Iya, sebentar! " Sahut Tendou dari lantai atas, kemudian ia mencuci tangannya dan berlari ke bawah untuk membuka pintu. Tampak sosok yang sangat dikenal olehnya dibalik pintu, memakai jaket hijau gelap, menggenggam cone es krim coklat di tangannya.

"Wakatoshi!"  Sapa Tendou dengan semangat yang membara seperti biasanya. Sementara itu Ushijima masuk dengan nyaman layaknya masuk ke rumah sendiri.

"Es krim" ucapnya. Ekspresi Tendou berseri-seri, ia sigap mengambil es krim coklat dari tangan Ushijima dan menikmatinya. Ia terus menatap Ushijima sampai es krimnya habis, beserta cone-nya. Betapa dia menyayangi lelaki berjaket yang saat ini duduk di sofa sambil membaca majalah harian dengan santai.

Tendou hanya tersenyum untuk waktu yang lama, menatap Ushijima dalam. Tak terasa 20 menit sudah berlalu, ia masih saja melamun dalam khayalannya.

"Bau gosong?" Gumam Ushijima melirik Tendou.

Kaget, ia membelalakkan mata dan berlari secepat kilat ke dapur, mematikan kompornya. Sup kentang yang ia masak sudah gosong, warnanya hitam dan baunya sangat tidak sedap, Tendou duduk di lantai dengan posisi tangan yang memeluk lutut, ia menenggelamkan kepalanya dan merungut.

"Sudah kubilang aku tidak bisa memasak, kan.." Ucapnya pelan dengan suara yang parau. Rasanya ia ingin menghilang saja, sudah berapa kali kekacauan di dapur ini terjadi, bahkan tidak bisa dihitung olehnya.

Ushijima berjalan ke arah dapur, mengambil sendok, lalu menyendok sedikit sup yang tersisa dan mencicipinya. Ia menghampiri Tendou yang tengah duduk di lantai, masih menenggelamkan kepalanya.

"Rasanya lumayan, hanya kurang gula"

Mendengarnya, Tendou langsung mengangkat kepala dan memandang Ushijima dengan perbedaan tinggi mereka saat ini, matanya berair.

"Jangan menangis"

"AKU TIDAK MENANGIS!"

"Kalau begitu jangan berteriak"

Don't Quit (Ushiten)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang