Bab 1

770 104 33
                                    

Jihyo

Ketika kau hanya bisa pasrah saat suamimu membawa istrinya yang lain ke rumah. Apa yang kau rasakan. Sakit, cemburu, itu adalah hal yang pertama kali ku rasakan. Entahlah. Aku bingung harus menyikapi seperti apa. Dia orang yang ku cintai, membawa istri dan serta anaknya ke rumah kami.

Awalnya aku bingung, untuk apa dia membawa seorang wanita kerumah malam-malam begini, belum lagi aku melihat wanita itu sedang menggendong anaknya. Sebelum aku berpikir lebih jauh. Aku mempersilahkan mereka masuk, karena cuaca sangat dingin diluar. Karena sudah memasuki musim dingin.

Kali ini suasana sangat canggung, entah kenapa aku meraskan firasat buruk. Pasalnya dia tidak duduk di sampingku melainkn duduk di samping wanita itu. Aku melihat dia gelisah, sudah berapa kali ingin berbicara membuka mulutnya tapi di urungkan dan tidak jadi berbicara. Aku menunggu sambil memandang wanita yang ada di depanku ini. Wanita itu terus menunduk.

"Ada apa ini Tae.'' Ucapku langsung. Aku benci sedari tadi dia hanya terdiam. Tanpa menjelaskan maksudnya membawa seorang wanita kerumah kami.

"Maaf.'' Hanya itu yang dia ucapkan dibibirnya sembari menunduk tanpa memandangku.

"Maaf untuk apa Tae?'' Aku mencoba untuk tidak bergetar dalam suaraku. Tapi kurasa itu percuma. Aku tidak bodoh menyadari situasi ini. Anak dalam pelukan wanita itu sekilas aku melihat mukanya persis seperti suamiku.

"Jihyo, a aku···''

"Sudah berapa lama kau bersama wanita ini?'' Ucapku langsung memotong perkataannya. Aku bisa melihat dua orang di hadapanku ini tubuhnya menegang. Tanganku mengepal. Aku tidak kuat menerima kenyataan ini. Aku belum siap.

"Li─ lima tahun···'' Jadi selama ini dia telah mengkhianatiku selama lima tahun. Betapa bodohnya aku. Aku mencoba menahan amarahku. Mengingat ada seorang bayi yang sedang tertidur.

"Siapa namamu?'' Kali ini aku bertanya kepada wanita yang di hadapanku sedari tadi hanya menundukkan kepala. Dia menganggkat kepalanya ragu-ragu. Takut.

"Jung Tzuyu.'' Jawabnya takut.

"Oh.'' Jawabku singkat. Aku tidak tahu harus bagaimana lagi. Apa karena kekuranganku dia harus memiliki istri lagi. Aku tidak menyalahkannya. Aku tahu kekuranganku, tapi apa harus sembunyi-sembunyi di belakangku. Setelah beberapa lama terdiam, aku menghela nafas. Dan memulai berbicara lagi.

"Sebaiknya kau istrahat Tzuyu-ssi.''dia menatapku seakan tak percaya. "Kau pasti lelah. Dan anakmu juga butuh tempat tidur, kau pakai kamar tamu saja.'' Ucapku sambil menunjuk kamar yang akan dipakainya. Aneh, disaat seperti ini aku masih memikirkan keadaan wanita yang ada didepanku. Sedangkan keadaanku, oh jangan di Tanya lagi. Aku sangat sakit hati. Tapi aku juga kasihan melihat dia, apalagi ada bayi yang di dalam gendongannya.

Dia sempat ragu dan menengok kesamping, kearah Taehyung, dan Taehyung mengangguk mengiyakan pekataanku. Segera saja Tzuyu dan anaknya memasuki kamar yang tadi ku tunjuk.

.

.

Normal

Entah berapa lama mereka terdiam diruang tamu. Mereka sibuk dengan pemikiran masing-masing.

Karena tak tahan dalam keheningan akhirnya Jihyo memutuskan untuk meninggalkan pria yang ada dihadapannya itu. Terlalu sakit rasanya harus berhadapan dengan Taehyung. Taehyung yang melihat Jihyo beranjak pergi dari duduknya hanya bisa meringis. Dia melihat punggung itu, punggung yang bergetar, punggung yang tersakiti. Kesalahan yang di buat kali ini lebih fatal dari yang sebelum-sebelumnya.

 Kesalahan yang di buat kali ini lebih fatal dari yang sebelum-sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hurt ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang