Bab 3

453 73 8
                                    

Taehyung tidak tahu kemana lagi ia harus pergi mencari istrinya. Ini sudah masuk minggu ke dua sejak Jihyo menghilang dan tidak ada satu kabar pun tentangnya. Bahkan polisi dan dektektif yang di sewanya pun tidak banyak membantu.

Sungguh Taehyung sangat khawatir dengan istrinya itu. Semua ini salahnya.

Andai saja ia tidak mendua, andai saja ia tidak membawa Tzuyu ke rumah mereka, andai saja bayi mereka tidak keguguran, semua ini tidak akan pernah terjadi. Jihyo tidak akan pergi. Ia tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri jika terjadi sesuatu dengan Jihyo.

"Masih belum ada kabar dari Jihyo?" Tanya Yoongi sambil mendudukkan dirinya disofa kulit berwarna cream depan Taehyung duduk yang hanya dibatasi meja kecil. Naruto Taehyung kepalanya pelan.

"Aku sudah memasang berita di koran dan di tv, tapi tidak ada hasil sama sekali. Bahkan dektektif yang ku sewa pun belum menemukan hasil," ucapnya frustasi.

Semuanya terdiam.

Di belakang Yoongi ada Seokjin berdiri dengan tangan terlipat di depan dada dengan ekpresi yang sulit di artikan namun Taehyung tahu bahwa kakak dari Jeon Jungkook sahabatnya itu tengah marah padanya.

Hari ini Seokjin menelpon, menyuruh Taehyung ke apartementnya guna membicarakan kepergian Jihyo yang tidak tahu keberadaannya sekarang. Taehyung sedikit menghela nafas lega ketika memasuki apartement mewah itu tidak ada Jungkook dan juga Chanyeol. Ia tidak tahu harus bersikap bagaimana dihadapan kedua pemuda itu, terutama Chanyeol kakak iparnya. Ia yakin baru saja ia melangkah masuk ia sudah lebih dulu dihajar. Nasib baik ia tadi tidak dihajar oleh Yoongi dan Seokjin.

"Kau tahu Chanyeol tidak akan melepaskanmu kali ini."

Taehyung tersenyum sedih. "Aku pantas menerimanya."

Yoongi memandang iba pada sahabatnya itu. Ia bisa melihat bagaimana kacaunya pemuda itu dan terus menyalahkan dirinya. Semenjak kepergian Jihyo, tak henti-hentinya Jihyo mencari keberadaan istrinya bahkan makan dan tidur pun tidak terlalu diperhatikannya.

"Jihyo pasti akan ditemukan." Seokjin yang sedari tadi hanya terdiam akhirnya membuka suaranya juga. Pemuda yang menjabat sebagai dokter keluarga Park itu memandang Taehyung prihatin. "Yang penting sekarang kau harus memperhatikan kondisimu. Kalau kau sakit kau tidak akan bisa mencari istrimu."

Benar saja, kondisi Taehyung saat itu bisa dibilang seperti mayat hidup. Rambut hitamnya tampak berantakan. Dibawah matanya tampak ada lingkaran hitam pertanda kurang tidur. Tapi semua itu tidak diperdulikannya yang penting sekarang adalah mencari Jihyo.

 Tapi semua itu tidak diperdulikannya yang penting sekarang adalah mencari Jihyo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tidak apa-apa."

.

.

"Rupanya kalian disini."

Suara bening Nayeon menyentakkan Jihyo dari bermainnya dengan si kecil LeeJoon. Pagi itu ia mengajak LeeJoon ke taman untuk menjemurnya di matahari pagi, menggantikan pekerjaan sang ibu. Jihyo menggeserkan dirinya sedikit dari bangku ayunan untuk Nayeon duduk. Ibu muda itu tampak membawa sebuah mapan yang berisi dua gelas susu hangat dan juga kue.

Hurt ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang