Bab 2

485 83 7
                                    

Beberapa minggu setelah Jihyo memutuskan untuk berpisah dari Taehyung, disinilah Jihyo sekarang. Tinggal bersama sahabat kecilnya Im Nayeon di suna. Ia tidak tahu harus mau kemana lagi. sebenarnya dia bisa pulang kembali ke rumah orang-tuanya, tapi Jihyo tidak ingin merepotkan keluarganya.

Terlebih lagi mendengar perceraian yang akan dia lakukan, setelah menenangin dirinya di rumah Nayeon. pasti baik keluarganya maupun keluarga Taehyung akan marah besar. Tapi inilah keputusan yang akan dia ambil, ia tidak bisa menerima kenyataan ketika suami yang dia cintai mempunya istri lain.

Mempunyai wanita lain saja sudah membuatnya sakit hati, apalagi mempunyai istri lain yang bahkan sudah mempunyai anak dari hasil hubungannya. Ia tidak kuat. Ia tidak bisa menerima hal itu. baginya dengan perceraian yang dia lakukan semuanya akan beres. Walau sebenarnya ia tidak rela. Tapi ini demi kebaikan dirinya, Taehyung dan Tzuyu.

"Bagaimana bisa dia melakukan hal ini kepadamu Jihyo?" tanya Nayeon waktu pertama kali Jihyo menceritakan masalahnya. Untuk sesaat Jihyo hanya bisa tertawa pelan dan tak lama setelah itu beberapa tetes air mata mengalir di wajah cantiknya. Membiarkan cairan bening suci itu turun di kedua pipinya. Kedua matanya meredup sayu mengingat kejadian saat itu.

Dengan terisak ia berkata. "Aku mengerti perasaannya pun seorang suami ingin mempunyai seorang anak dari istrinya. Sedangkan aku tidak bisa memberikannya. Kalau kau jadi aku, apa yang akan kau lakukan."

Nayeon terdiam tidak menjawab. Jihyo tersenyum pahit.

"Kau tahu Nayeon-ah, semua ini memang menyakitkan. Aku merasa sakit harus memberikannya kepada wanita lain. aku pun juga merasa cemburu, sebab aku tidak akan lagi menjadi pusat hidupnya. Tapi aku akan merasa lebih sakit lagi ketika melihat dia bersamaku seumur hidupnya tanpa adanya keturunan. Jadi jangan menyalahkannya. Dia tidak bersalah."

Nayeon menghela nafas panjang, mencoba mengerti perasaan sang sahabat. "Kau tahu Jihyo-ya, aku tidak akan sekuat dan setegar dirimu jika aku berada di posisimu."

Jihyo menghapus air matanya dan mencoba tersenyum kepada Nayeon.

"Aku akan baik-baik saja Nayeon-ah." Ucap Jihyo setegar mungkin. Tapi Nayeon tahu di dalam hati sahabatnya itu tak akan setegar apa yang diucapkannya.

"Ya aku tahu."

.

.

"Anak kurang ajar. PLAKK." Lelaki paruh baya yang diperkirakan berumur sekitar 60 tahun itu berteriak marah kepada laki-laki yang sedang berlutut dihadapannya. Bahkan ketika laki-laki itu ditampar, kedua orang-tuanya tidak menolongnya. Sang ibu yang hanya bisa menangis dalam dekapan sang suami. Sedangkan istri kedua dari pria itu hanya bisa menunduk takut.

"Bagaimana bisa kau membiarkan istrimu pergi HAH!." Teriaknya marah lagi. kali ini ayah pria tersebut mencoba meredamkan amarah sang ayah(kakek pria tersebut).

"Ayah tenangkan dirimu." Ucap JiHoon hati-hati.

"Diam kau JiHoon. jangan kau sekali-kali membela anak kurang ajar ini. coba kau lihat apa yang telah diperbuatnya dengan menantu kesayanganku itu."

"Ayah," panggil sang menantu yang lebih dikenal dengan nama TaeHee. Mencoba meredam kemarahan sang mertua. Lantaran TaeHee tahu sedikit saja mertuanya itu stress akan berakibat fatal untuk keadaan jantungnya.

"Maafkan aku kek. Aku akan mencari Jihyo. Aku akan membawanya pulang."

"Cih, memang sudah seharusnya kau melakukan hal itu. dan aku tidak ingin melihat wanita ini ada disini." tunjuk JinYoung kepada Tzuyu. Tzuyu yang ditunjuk hanya bisa menahan tangisnya.

"Aku tidak bisa kek, bagaimana pun juga dia adalah istriku. Dia ibu dari anakku yang telah dilahirkan dengan susah payah," Ucap Taehyung membela Tzuyu.

"Jadi kau membelanya, anak kurang ajar." JinYoung menggeram marah kepada cucunya itu. dengan cepat tangan JinYoung mencoba untuk menampar Taehyung lagi tapi...

Hurt ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang