5: Dinner

198 38 12
                                    

Richard menghela napas begitu masuk kedalam mobilnya setelah dia memberikan kesaksian pada polisi mengenai kematian Gyuri yang terbilang sangat tragis.

Bagaimana pun, polisi meyakini bahwa Gyuri meninggal karena dibunuh. Setelah melakukan penyelidikan pada riwayat panggilan di telepon, Richard tentu saja menjadi orang terakhir yang melakukan panggilan pada Gyuri. Karenanya dia dipanggil oleh polisi untuk memberikan kesaksiannya.

Richard menjawab pertanyaan dari tim penyidik sesuai apa yang terjadi. Bahwa Gyuri adalah perempuan yang menjadi partner ranjangnya tadi malam. Dia sudah menawari Gyuri untuk menginap tapi seperti yang terjadi, perempuan itu menolak dan Richard tidak tau apapun lagi setelah mengantarnya sampai ke depan gerbang rumah.

Rekaman cctv juga tidak banyak membantu karena ternyata sudah cukup lama tidak berfungsi dengan baik.

"Tolong antar aku pulang." Kata Richard. Dia ingin istirahat saja di rumah karena pikirannya sudah terlanjur kacau setelah diperiksa oleh polisi selama hampir dua jam.

"Baik tuan." Peter mengangguk dan mulai menjalankan mobilnya. "Apa anda diharuskan untuk datang lagi nanti?"

"Tidak, karena aku sudah memberikan semua keterangan yang aku tau. Tapi jika polisi memanggilku lagi, tentunya aku harus datang." Richard memijat pelipisnya.

Sial!

Dia benar-benar tidak menduga bahwa Gyuri harus merenggang nyawa setelah melakukan seks dengannya. Benar-benar miris!

"Apa aku menikah saja ya? Aku jadi takut untuk memanggil psk lagi."

"Jika anda menikah hanya untuk memenuhi kebutuhan seksual saja, sebaiknya jangan. Saya memberikan saran saja karena saya sudah menikah." Ujar Peter.

"Ha, benar juga!" Richard mengusap wajahnya.

"Tapi apa anda tidak tertarik untuk mengikuti kencan buta atau semacamnya?" Tanya Peter.

Mendengar itu, Richard seolah teringat sesuatu.

Wendy!

Astaga, dia kan baru saja berkenalan dengan seorang perempuan yang bisa dibilang sangat memenuhi tipe idealnya dari segi fisik. Bagaimana bisa Richard melupakannya?

"Peter, sebenarnya aku punya kenalan. Dia seorang perempuan."

"Benarkah? Apa dia masih singel? Jika iya, bukannya itu kesempatan anda untuk mendekatkan diri padanya?" Ujar Peter. Dia melirik Richard lewat kaca spion.

"Sebenarnya, kami berencana untuk makan malam bersama. Tapi aku belum menghubunginya."

"Makan malam bersama? Oh, sepertinya hubungan anda berdua sudah jauh ya."

Richard menggeleng, "bukan begitu. Sebenarnya aku tidak sengaja membuat kakinya terluka, dan ya dia mengajakku makan malam." Pria itu mengangkat kedua bahunya. Dia kini memainkan ponselnya untuk mencari kontak Wendy. Setelah itu, Richard mengirimkan pesan mengenai waktu makan malamnya dengan Wendy.

Wendy
Apa kamu punya alergi
pada makanan tertentu?

Richard sempat bimbang sebentar sebelum akhirnya mengetikan jawabannya.

Aku sedikit malu mengatakannya
Tapi aku tidak bisa makan udang

Wendy
Ah begitu ya
Sebenarnya aku ingin mengajakmu
ke restoran Jepang
Apa kamu cocok dengan makanannya?

Mata Richard berbinar membacanya. Jujur, dia sangat suka dengan makanan dari negeri matahari terbit itu, namun sedikit kesulitan untuk mendapatkan teman makan jika pergi ke restoran Jepang. Ini karena beberapa temannya tidak cocok dengan makanan Jepang, termasuk Olivia bahkan Peter. Jadi tawaran dari Wendy jelas tidak bisa ia tolak.

It's (Not) LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang