Allooo
Update nih yaa
Sorry kalo lama
Komen dong kalo mau next cepettHappy Reading!!
* * *
"Thanks ya, Raf. Gue masuk dulu." Anaya berpamitan, melepas seatbeltnya dan keluar mobil.
"Perlu gue jemput, nggak?"
"Nggak usah, gue bisa balik sendiri," tolaknya langsung. Anaya tidak mau merepotkan Rafael lagi, lebih baik ia menyuruh Rafael segera pulang ke kotanya saja. "Oh ya, lo pulang kemana?"
"Gue paling nginep di rumah Oma."
"Oke deh, hati-hati di jalan kalo gitu."
"Anaya ...." Andra memanggil Anaya yang kembali berbalik. "M-maksud gue Kak Anaya."
"Panggil nama aja." Anaya sudah menceritakan tentang dirinya pada Rafael termasuk usia mereka yang terpaut 2 tahun dan tujuannya melakukan semua ini.
"O-oke, Nay."
"Ada yang mau ditanyain lagi?" Rafael nampak gugup ketika berbicara dengannya, makanya Anaya menanyakan apa ada sesuatu yang msih mengganjal dan belum dijelaskan sehingga ia bisa menjawabnya sekarang.
"Kalo gue tetep masih ada rasa sama lo, nggak apa-apa?"
Anaya tersenyum tipis, tak sungkan-sungkan Rafael bertanya tentang hal ini. Anaya yang merasa lega Rafael sudah mengetahui jawaban sebelumnya bahkan sepertinya menarik kembali ucapannya dalam hati.
"Nggak risih, kan?" tanyanya lagi.
"I-itu hak lo Raf, tapi gue belum punya rasa sama sekali sama lo," aku Anaya.
Rafael membuang muka sejenak, lalu menatap Anaya kembali yang masih tetap menatapny dari luar mobil.."Gue nggak masalah, artinya gue harus lebih berusaha lagi buat lo suka sama gue."
Anaya mengangguk seolah paham maksud Rafael, tidak ada pembicaraan lagi, Rafael mengakhiri dengan melajukan mobilnya pergi. Sementara Anaya pergi memasuki unit apartemen, menemui Lalita yang katanya berada di lobi menunggunya karena setelah ini mereka berniat makan di salah satu restoran terdekat.
"Nana!" Baru saja masuk, pandangannya menoleh ke arah sumber suara temannya itu yang sudah berdiri di dekat pintu masuk."
"Ta, lo nung—"
"Gue kangen banget gilak sama lo, Anaya!" seru Lalita memeluk Anaya yang datang menghampirinya.
"Jangan asbun!" Anaya menoyor kepala Lalita menjauh.
"Eh iya lupa—" Lalita menyengir.
Anaya berdeham. "Lo jangan coba-coba bahas tentang gue di depan umum ya, Ta," bisiknya memperingatkan.
"Iya-iya, kita langsung ke restoran aja nggak, sih? Gue laper, makanan hotel soalnya—" Lalita mendekat, berkata pelan, "kurang enak. Lidah gue lidah Indo banget."
Anaya dan Lalita pergi menaiki taksi menuju salah satu restoran terdekat yang menyediakan makanan Asia yang menyediakan makanan asal kampung halamannya Indonesia.
Anaya juga tak habis pikir, entah kenapa selera makan Lalita memang pilih-pilih, lidahnya tidak terbiasa dengan makanan rasanya berbeda, perlu menyesuaikan diri dahulu bisa-bisa muntah jika dipaksakan.
"Udah itu aja."
"Baik, ditunggu sekitar 15 menit, ya."
Anaya menutup buku daftar menu usai memesan dua paket hidangan untuk makan sore pengganti makan malam mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/290584477-288-k87076.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GALANDRA (ON GOING)
Teen FictionMenjadi mahasiswa unggulan dan idaman para gadis tidak membuat Andra menjadi sosok playboy di kampusnya, bahkan dari ribuan mahasiswi Sevielle ia malah lebih baik mengencani Gaby, sahabatnya sendiri. Liburan semester genap yang seharusnya menjadi w...