[03] Gue bukan Ilham!

101 23 8
                                    

Singapura.

Minggu, 22 Desember 2030 || 20.00

Aku duduk tepat di bawah lampu pualam.

Siku tangaku bertumpu pada meja kayu yang berdebu.

Mataku menatap nyalang sosok di depanku, tidak! hanya gelap, tak terlihat.

Sesekali Aku meringis betapa sakitnya luka di tubuhku.

Darah kering  menodai jaket hitamku.

Sepatuku seperti terikat kuat.Ralat, tapi kakiku yang terikat.

Rasa sakit terasa seperti ribuan jarum yang menghujam tubuhku.

Mati matian ku bertahan.

Bernafas saja, Aku takut.

Bergerak se inci saja, Aku takut.

Ya Allah, tolonglah Aku.

Hanya kepada-Mu lah Aku memohon pertolongan.

Tolong hambamu  ini.

Dimana benda pentingku?

Aku merabanya di mana mana namun nihil hasilnya.

Argh! Gelap!

Saat ini Aku seperti kehilangan arah dan tujuan.

Jika besok Aku mati yang Aku Inginkan adalah bertemu saudaraku.

Tidak disini yang gelap dan Pengap.

Disini Aku terasa sesak dan tersiksa.

Tolong Aku, siapapun!

Tanganku terbebas, kakiku terikat.

Tenagaku habis terkuras.

Lelah letih menjadi satu.

Sukma, Jiwa dan ragaku seperti telah terpisah pisah.

Aku tak tau tempat dimana ini?

Siapa yang membawaku ke mari?

Tolong! Aku takut.

Aku sakit.

Aku lapar.

t-tolong..

Brak!

Dak!

Aku bersikeras berusaha lepas dari tempat ini.

Namun sia sia, Aku malah semakin tersiksa.

"Hey! Kau! Diamlah! Jangan berisik! Apa ingin ku penggal kepalamu!" teriak seseorang yang tak ku tahu siapakah dia.

Seseorang itu mencengkram dan mengangkat daguku, membuatku sedikit mendongak ke atas.

"Ayahmu! Sudah menghancurkan perusahaanku! dan ini saatnya Aku membalaskan dendamku," ucapnya yang melepaskan cengkramannya dengan kasar hingga wajahku menghadap Ke samping.

"D-Dia.."

Dor!!!

Suara Tembakan itu Aku tak tahu dari mana suara itu berasal, dan siapa yang melakukannya, serta siapa sasarannya.

Aku menghirup nafas dalam, lalu tercium aroma amis seperti Darah dan Aku  menyadari bahwa Aku tak mendengar suara seseorang yang telah lama menyiksaku itu, Lagi.

Aku merasakan ada yang melepaskan tali yang mengikat kakiku lalu ada yang menarik tanganku.

"Ayo Ar!" seru orang itu.

Aku mengenalinya, Dia saudaraku.

"Hiks, bang..takut.."

Seseorang itu merengkuh tubuhku membawaku pada pelukannya yang telah lama ku rindukan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Surat Surga2 || Hoshizora [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang