16

64 8 5
                                    

Arshita melihat Erlangga yang tertidur di karpet bulu berwarna biru miliknya. Wajahnya dan di pergelangan tangannya ada lebam yang cukup mencolok karena Erlangga memiliki kulit yang putih.

"Kamu kenapa sih mau berkorban kayak gini? Bahkan aku aja belum sepenuhnya percaya sama kamu. Aku takut, kamu bakal sama aja kayak orang lain. Kasih effort di awal, tapi bakal ninggalin pas aku udah telanjur jatuh ke kamu." Arshita memainkan rambut hitam Erlangga, "aku takut, kamu ninggalin aku kayak yang kamu lakuin ke orang sebelum aku."

Dan akhirnya Arshita kembali terlelap.

📚📚📚

"Selamat pagi. Maaf saya ketiduran disini, saya ganggu tidur kamu ya? Kamu gak nyenyak ya tidurnya?" Pertanyaan beruntun itu Erlangga tujukan pada Arshita yang sudah duduk satu jam lalu.

Perempuan itu menggeleng, "yang ada kamu gak nyeyak tidur di karpet tipis."

"Tadinya saya mau langsung pulang setelah kamu tidur, tapi saya malah ketiduran disini."

"Gapapa. Makasih ya udah nungguin."

"Ada yang sakit? Kita ke rumah sakit ya?"

Arshita memegang tangan besar Erlangga, "kamu aja yang ke rumah sakit, kayaknya kamu yang sakit." Gelengan Erlangga malah membuat Arshita makin tersenyum, "kamu khawatir sama aku, tapi kamu abai sama diri kamu sendiri, Kak. Gak boleh begitu."

"Maaf."

"Kamu kangen gak sih sama zaman kita awal ketemu? Aku berasa jadi manusia paling usil banget yang bisa nyeplos gak jelas sama kamu si orang baru."

Erlangga terkekeh, "kamu anaknya gak bisa ditebak. Tapi, saya suka sama sisi ceria kamu. Kalau sekarang, saya suka kamu dari banyak sisi. Kamu ceria, tapi rapuh. Itu membuat saya jadi apa ya, selalu ingin jagain kamu."

"Kamu omongannya masih ngelantur alias masih pagi. Mending mandi deh, Kak. Aku cari sarapan dulu di depan. Cuma aku gak ada baju bersih, gimana dong?"

"Saya ada baju di bagasi motor, buat jaga-jaga."

Arshita tersenyum, "ya udah, cepet mandi. Aku mau ke kamar Yuka, mau ajak beli sarapan."

📚📚📚

"Ka, gimana caranya gue bisa percaya sama cowok lagi ya?" Pertanyaan itu keluar saat Arshita dan Yuka ada di tempat penjual nasi kuning, "maksudnya sama Kak Erlan."

"Gue gak bisa kasih saran yang gimana banget, Ci. Tapi dari kejadian kemarin, gue bisa ambil kesimpulan kalo dia beneran tulus sama lo. Lo gak liat sih dia mendadak bego karena dia panik takut elo kenapa-kenapa. Dia yang biasa kita liat tegas, dingin, dan bahkan pinter banget, kemarin tuh langsung keliatan blank parah kayak otak dia tuh macet."

"Masa sih?"

"Demi Tuhan, Ci. Lo tau gue itu picky kalo mau bilang cowok itu baik apa enggak? Gue bisa bilang Kak Erlan baik tuh karena semalem dia beneran heboh sendiri biar elo safe. Lo ngerti?"

Arshita mengangguk. Yuka memang punya standar yang tinggi soal pasangan, tak heran mengapa ia baru menjatuhkan hatinya pada Agun saat kuliah. Dan benar saja, Agun adalah laki-laki yang benar-benar sesuai dengan standar yang Yuka miliki.

Lovabook ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang