Ch. 1

10.5K 329 34
                                    

A Jaehsung Fanfiction

A Jaehsung Fanfiction

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

A wizarding world au

.

Enjoy the story and please give your votes and coments!!!




1998

Perang telah berakhir setahun yang lalu, seperti yang banyak diberitakan bahwa Dark Lord atau Voldemort telah hancur saat peperangan sengit yang terjadi di Hogwarts. Tak sedikit korban yang di hasilkan atas peperangan tersebut, mereka kini di kenang sebagai pahlawan dunia sihir kerena telah bertaruh nyawa melawan Dark Lord dan para pengikutnya.

Sementara itu, saat ini Jisung terpekur sendiri di tepi danau, menatap sinar bulan yang terpantul di permukaan. Besok adalah hari terakhirnya di Hogwarts, dia akan lulus dan meninggalkan sekolah yang selama delapan tahun ini telah menjadi rumahnya. Ribuan bayangan berkelebat di kepalanya, dan dia tenggelam dalam lamunan. Salah satunya adalah bayangan saat dimana ayah dan ibunya meregang nyawa akibat kutukan avada kedavra yang di lontarkan oleh salah satu Death Eater ketika kedua orangtuanya sedang berjuang melawan Dark Lord.

Tak lama kemudian, tiba-tiba matanya tertumbuk pada sebuah sinar terang yang terbang mendekat dari arah danau. Tubuh Jisung membeku disaat menyadari kalau sinar itu ternyata adalah kumpulan dari sinar-sinar kecil yang diciptakan oleh sayap perak para peri.

Pemuda berambut gelap itu tetap tak bergerak saat para peri itu mengelilinginya, menciptakan cahaya terang di sekitarnya, sampai akhirnya mata caramelnya menangkap satu sosok kecil yang menyalakan sinar paling terang diantara semuanya. Kulit makhluk itu begitu putih, entah lelaki atau perempuan tapi parasnya begitu cantik, juga tampan.

Makhluk itu tersenyum padanya dan dari bibir kecilnya mengeluarkan sebuah suara yang begitu merdu di telinga Jisung, "Hormat kami untukmu, Park Jisung. Kau berikan kami kebebasan lagi untuk menghirup udara segar dan menikmati cahaya bulan yang indah di bumi penyihir ini setelah perjuanganmu melawan sang kegelapan. Perlu waktu setahun bagi kami untuk mengumpulkan para keluarga untuk kembali di danau dan hutan ini, dan inilah kami, kembali ke rumah kami," kata peri itu seperti melantunkan sebuah melodi yang indah.

Jisung tetap tak mampu bereaksi apapun, mata caramelnya tetap fokus pada makhluk yang berbicara di depannya.

"Sebelum kau pergi, wahai sang pencerah, terimalah hadiah dari kami, cinta kami dalam hidupmu," kata peri itu lagi. Lalu dia merentangkan tangan kecilnya yang disambut oleh peri lainnya dan membentuk sebuah lingkaran yang mengelilingi tubuh Jisung.

Jisung memejamkan matanya saat rasa hangat menyelimuti jiwanya, dan dia tersenyum saat suara kecil yang sejak tadi didengarnya mengucapkan kata 'terima kasih'. Setelah itu hening, tak terdengar lagi suara apapun, dan saat Jisung membuka matanya hanya kegelapan yang dilihatnya.

✔️SoulmatesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang