8. Malam yang Memalukan

2.2K 268 12
                                    

" Hallo Kak Vio, Kak Vio ada dimana? Sky ada di parkiran kampus kakak " Ucap Gael dengan kakak nya melalui telpon. Dari awal Gael terus menghubungi kakak nya dan baru sekarang diangkat.

Setelah mengantarkan sang pemeran utama menuju rs Gael langsung pergi ke kampus kakak nya, sebelumnya Gael sempat menelpon orang rumah mengenai kakak pertamanya, mereka bilang kakanya itu belum juga pulang.

" Hallo kak, Kak kok disitu berisik sih, kak Vio lagi ngapain sih, kak jangan buat Sky khawatir deh " Dengan terus berbicara Gael turun dari motornya sembari mengotak-atik hp nya mencari lokasi kakaknya dengan menyadap hp kakak nya. Dikehidupannya yang dulu Inara memang pernah mempelajari tentang hal yang bersangkutang dengan IT.

" Kak Vio kenapa belum pulang sih kan Sky khawatir, biasanya juga kakak pulang tepat waktu " Gael terus bicara sembari mengikuti titik merah yang berarti lokasi kakak nya. Dengan terus menatap titik merah itu Gael melangkah dengan cepat tetapi tetap menjaga langkahnya agar tidak menimbulkan suara.

Gael menatap pintu dihadapannya yang tertutup, merasa aneh tadi jelas-jelas ia mendengar suara berisik di telpon tetapi kenapa sekarang sangat hening. Gael mencoba membuka hendel pintu tetapi pintu itu terkunci, melangkah kebelakang untuk menendang pintu itu gael mengambil ancang-ancang terlebih dahulu.

Brakkk..

Melihat pintu terbuka Gael langsung melangkah masuk kedalam, baru saja menoleh kesamping Gael langsung mematung melihat pemandangan yang ia lihat.

" Kak Vio... " panggil Gael dengan lirihnya
" Kak kenapa... "
" Kenapa kakak gak bilang... kalo lagi ngerjain tugas.... " suara Gael semakin terdengar kecil, tetapi suaranya masih bisa terdengar karena keadaan yang hening.
" Kak... " Rengek Gael saat melihat kakak nya yang terlihat menahan tawa, merasa tak tega dengan adiknya yang matanya sudah berkaca-kaca Viona langsung beranjak dari tempatnya dan menghampiri adiknya.

Gael benar-benar merasa malu saat ini, ia kira kakaknya kenapa-kenapa sampe tidak mengangkat tellonnya tetapi ternyata kakaknya sedang disibukkan oleh tugas.
Melihat kakaknya yang berada dihadapannya Gael langsung memeluk kakaknya menenggelamkan kepalnya ke ceruk leher kakaknya.

" hahahaha kamu kenapa sih Sky " Viona sudah tidak bisa menahan tawanya.
" Ini semua salah kakak kalau kakak ngehubungin orang rumah aku gak akan gini " jawab Gael dengan rengekannya
" kakak lupa soalnya tugas ini harus dikumpulin sekrang " Viona merutuki sifat pelupanya.
" Pokok nya sekarang kakak harus pulang sama Sky "
" Tapi tugasnya belum selesai, bagian kakak sedikit lagi "
" Bentar dulu " Gael melepaskan pelukannya pada kakak nya dan menghampiri teman- teman kakaknya yang mengerjakan tugasnya juga.
" Kakak yang cantik bileh gak Gael bawa Kak Vio pulang duluan soalnya kalau Gael gak bawa kak Vio pulang sekarang nanti Gael dimarahin Bunda, boleh ya " Dengan memperlihatkan tatapan memohonnya pada beberapa teman cewe kakak nya, terlihat wajah semua teman kakaknya yang memerah.
" Boleh kok apa mau kakak anter juga biar Gael gak dimarahin " salah satu cewe itu bicara.
" Gak usah kakak cantik, kalau gitu Gael bawa pulang Kak Vio nya ya by kakak-kakak cantik, cepet pulang ya udah malem soalnya.
~~~

" Kak pokonya kalau mau kerja kelompok kakak harus bilang ke aku, aku gak mau ya kejadian kaya tadi ke ulang "

Sesampainya Gael dan Viona dirumah pemida itu tak hentinya mengomel sebernya iya hanya malu saja karena kejadian kolor itu tapi ia tutupi dengan terus mengomel pada Viona.

" Iya dek iya " jawab pasrah Viona
" kakak jangan iya iya doang " Kesal Gael
" Ya terus harus gimana Sky "
" Kakak harus janji dulu kalau mau apa-apa itu harus bilang ke Sky klau engga orang rumah lah "
" Iya nanti kakak inget-inget deh haris ngabarin kalian "
" BUND NIHH KAK VIO BUND " Tanpa memikirkan kalau suaranya akan mengganggu orang lain dengan santainya Gael berteriak.
" AYAH MARAHIN KAK VIO YAH SKY GAK MAU TAU POKOK NYA KAK VIO HARUS DI MARAHIN " Merasa belum cukup berteriak untuk meluapkan rasa kesal dan malunya Gael berganti memanggil Ayahnya.

Sedangkan Viona yang saat ini berjalan dibelakang Gael hanya menggelengkan keoalanya saja, tak habis pikir dengan kelakuan adiknya yang semakin aneh saja, padahal Viona sangat tau kalau adiknya itu hanya ingin melupakan rasa malunya dengan misuh-misuh seperti itu.

" Adek kenapa sih teriak-teriak ini bukan hutan loh " sautan dari bundanya yang keluar dari lorong kamar orangtuanya. Bunda Allana berjalan menuju ruang tengah yang saat ini ada Gael dan Viona.
" Kenapa juga ayah harus marahin kakak mu itu " sahutan ayah yang ada di belakang Bunda Allana.
" Pokonya ya marahin aja kan kak Vio bikin orang serumah khawatir, kalau orang rumah gak khawatir kan Sky gak akan sampe nyari kakak ke kampus " ucap Gael sembari melepas jaketnya dan merebahkan kepalanya ke pinggiran sofa mendorong Viona yang duduk disampingnya untuk menjauh menggunakan kakinya, ia benar-benar kesal ke kakak pertamanya ini.
" Sky jangan gitu nak gak sopan " tegur bunda allana
" Sky gak mau deket-deket sama kak Vio, sana kak pindah dong " Gael terus mendorong kakak nya untuk menjauh, Gael mendorongnya juga pelan takut kakak nya nanti malah jatuh.

" Ayah cepet marahin kak Vio nya Sky gak mau tidur nih kalau belum liat ayah marahin kak Vio " Dengan kekeh nya Gael meminta sang Ayah memarahi kakak pertamanya

" Huhh Kak kamu jangan kaya gitu lagi ya kasian adek kamu khawatir lain kali kamu harus hubungin orang rumah ya "
" Udah gitu aja Ayah serius itu marah yang kaya tadi itu marah, ayah kok gitu sih " Merasa kurang puas Gael memaksa ayahnya untuk kembali memarahi kakaknya
" Kamu itu udah sana masuk ke kamar mu "
" Gakk ya Sky gak mau " Gael membalikan badannya menghadap ke arah sofa.
" Tidur ya nak kan udah ayah lakuin yang kamu mau, kalau engga gini deh kalau kamu mau naik ke kamar mu sekarang ayah bakal nurutin satu permintaan kamu apapun itu " Bujuk ayah Gael, Gael itu tipe orang yang kalau telat tidur kebesoannya akan sulit bangun, jadi dari pada ia lagi yang repot untuk membangunkan anaknya kan lebih baik ia menuruti kemaunan anak bungsu nya ini.
" Beneer ya yah awas kalo bohong " setelah mengatakannya Gael langsung berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.
~~~

Pagi ini Gael tidak berangkat seperti biasanya yang swlalu pergi pagi, karena buat apa toh dia sudah ketemu dengan Kak Beca dkk, malahan saat ini Gael baru sampai di sekolah padahal jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi yang artinya 15 menit lagi bel berbunyi.
Dengan santainya Gael melangkah melewati jajaran osis yang sedang memeriksa kelengkapan atribut oara murid, Gael yang biasanya berangkat pagi tidak tahu kalau setiap paginya ada pemeriksaan kelengkapan atribut, Gael yang memang biasanya tidak pernah memakai dasi di buat panik saat kakaknya jalan kearahnya dengan senyum tersungging di bibirnya, ia merutuki kakak nya yang tak memberitahukan perihal pemeriksaan atribut.

" ehh kamu dek kemana dasinya " Tanya Kak Aya, mendengarnya Gael memutar bola matanya.
" Kakak Cantik dasi adek ketinggalan di kelas ini juga mau ngambil dulu dasinya ke kelas jadi tolong biarkan adik kelas gemes ini ke kelasnya untuk mengambil dasi ya kakak cantik " Gael sebisa mu mngkin menampilkan senyum menawannya untuk menutupi kekesalannya pada kakak terakhir nya ini, beberapa murid perempuan yang melihat senyuman Gael dibuat terpesona
" Aduh kok bisa sih dasinya ketinggalan gitu " Ayyara sepertinya belum puas mengusili adik nya ini
" Ya lupa aja " Jawab jutek Gael
" Yaudah sana ambil dasi mu terus pakai " Titah Ayyara
" Okey kakak cantik nanti adik kelas mu ini akan mengikuti titah kakak Cantik, by kak " Gael beroamitan sembari mengedipkan sebelah matanya, membuat beberapa murid yang melihatnya bersemu sedangkan seseorang yang dikedipi hanya menatap jengah Gael.
~~~

" Wahh gak adil ini gw yang gak pake dasi disuruh lari puterin lapangan lah elu juga yang gak pake dasi cuman di nasehatin doang, wahh Kak Shen pilih kasih nii " Gerutu Rian yang baru masuk kedalam kelas dengan keringat membasahi jidatnya.
" Lah gw mah bawa dasi cuman nii disimpen di bawah meja aja kaga gw pake " Bela Gael yang merasa tidak terima dengan ucapan Rian
" Yamana gw tau kalo dasi lo emang ada di bawah meja ah gw juga mau nyimpen dasi di bawah meja juga lah suka lupa gw " ucap Rian
" Ehh tapi tadi kak Oscar perasaan liatin lo mulu deh pas lagi di tahan sama Kak Aya " Timpal Arsel.
" Liatin kerjaan Kak Aya kali, udah lah ngapain jga bahas itu, sekarang kita tentuin aja mau ngerjain ni tigas kapan " Gael yang malas mendengar perkataan keduanya memutuskan mengalihkannya.
Memang guru yang seharusnya masuk kekelas Gael ini tidak ada karena memiliki urusan jadi guru yersebut memberikan tugas kelompok.
" Di rumah gw aja waktunya kalain bicarain aja gw mah bisa-bisa aja " ucap Rian

~~~~

Jum'at, 22 Juli 2022

Transmigrasi bad boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang