Kanisya Rani Alana atau biasa dipanggil Syasa, Gadis kecil yang hitam manis berambut ikal gantung dengan usianya baru beranjak 6 tahun atau sudah masuk ke jenjang Taman kanak-kanak (TK). Syasa merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya yang masih kecil berumur 3 tahun, Wahfatun Nisa atau biasa dipanggil Nisa.
Syasa bukanlah gadis dari kalangan yang berada. namun, cita - cita nya setinggi angkasa. Ayahnya bernama Rusdi berjualan mainan yang diselingi memunguti barang bekas dipinggir jalan. Ibunya yang bernama Tini hanya seorang IRT dan disibukan ditengah waktu senggang dengan pemecah batu untuk menghasilkan rupiah.Suatu hari syasa sepulang sekolah bermain bersama dengan teman, tetangga rumahnya. Dengan asyik Syasa bermain bersama Rendi, Wita, Dean, dan Ani. Mereka bermain Masak - masakan di pekarangan rumah milik tetangga syasa. Mereka bermain masak-masak yang berbahan daun atau tumbuhan liar dengan menggunakan kaleng bekas yang ditaruh diperapian yang terbuat dari bongkahan Batu Bata. Mereka sangat senang dengan kegiatan itu penuh tawa dan keseriusan ketika meracik makanan.
Tiba-tiba datang seekor ayam dari belakang mereka. Dengan secepat kilat ayam itu terbang diatas mereka dan menendang makanan yang sedang diracik.
"Prangkkk" suara kaleng tumpah. "Aw...aw...aw...aw..." Suara mereka akibat terkena percikan air panas dari kaleng yang tumpah itu.
"Dasar ayam nakal, aku goreng kau jadi sayur sop", Kata Rendi penuh amarah.
"Heiiii!! Ayam klo di sop mah ngga usah digoreng kali langsung aja direbus", Wita menimpali perkataan Rendi.
" Terserah dong kan Aku yang masak", balas Rendi. Wita pun hanya membalasnya dengan ekspresi kesal.
"Udahlah biarin aja, kita beresin aja peralatan masaknya yukk biar besok bisa main masak-masak lagi. Udah siang Aku lapar pengin makan beneran." Ujar Syasa sambil mengelus perutnya.
"Iya nih yokkk lah beresin" ucap Ani.Akhirnya mereka memutuskan untuk membereskan peralatan masak mereka dan pulang. Setelah selesai satu persatu teman Syasa pamit untuk pulang.
"Dahh Syasa". Pamit merekaBermain pun selesai Syasa pun segera masuk kedalam rumah menaruh mainanannya dibelakang rumah dan langsung cuci tangan.
"Assalammualaikum," Ucap Syasa sambil membuka pintu belakang rumahnya.
"Waalaikumsalam " jawab wanita yang suaranya terdengar dari dapur.
"Mamah Syasa Laper Mah, pengin makan, Mamah masak apa ?" kepalanya sambil nengok ke area kompor.
"Alhamdulillah, Mamah masak sayur sop ayam sama tempe goreng, nanti Syasa makan yang banyak yah biar kuat." Mamah mengusap kepala Syasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit yang Diharapkan
Ficção GeralAnak yang selalu dibully setiap pertemuannya dengan Dunia. Namun, langit yang selalu diaharapkan. Dukungan dari dalam yeng membuatnya kuat. Segala cita - cita ingin dia gapai dengan semangat. Akankah dia bisa menjadi langit yang dia Harapkan? Mari i...