Cupid-1

65 14 0
                                    

They exist.

---

Angin yang bersepoi-sepoi menerpa pelan ambut halus berwarna pirang itu, sesosok seperti manusia yang duduk di atas batang pohon besar. Menikmati pemandangan hutan rimba disana sambil memakan buah apa yang ia pegang sekarang, ia tidak tahu.

Cupid makan semua jenis buah-buahan, biarpun itu sangat beracun buat mahluk hidup. Mereka mempunyai imun yang kuat.

"Yeosang!" Angin hebat tiba-tiba datang di sebelahnya, berasal dari kepakan sayap temannya membuat ia kejengkal sedikit

"Bisa ga pelan-pelan?!?" Kesalnya melempar sisa buah itu kearah temannya Wooyoung

"Buset galak amat" balas temannya ikut duduk di batang pohon tersebut

"Apa." Tanyanya
"I have something to tell you" ucap Wooyoung, Yeosang hanya berdehem tidak begitu memperhatikan.

"This is my last day" suasana disana langsung hening, Yeosang menoleh cepat kearah Wooyoung yang hanya tersenyum masam seakan memperlihatkan wajah pasrahnya

"Kau bercanda?" Wooyoung menggeleng, ada kilat sejenak terlihat di mata Yeosang saat melihat temannya.

"Siapa orangnya??? SIAPA ORANGNYA YANG MEMBUAT KAMU MERASAKAN HAL ITU"  teriaknya berdiri dari duduk, nafasnya berpacu cepat seakan siap membunuh siapapun

"I dont regret anything, kau tidak perlu khwatir. Aku puas dengan waktu yang sudah kuhabiskan." Yeosang menatapnya dengan tidak percaya

Puas?
Apa yang memuaskan soal cinta?

Mereka melakukan semua ini hanya untuk bertahan hidup, jika kau pikir dunia seorang cupid sangat indah dan penuh cinta. Kau salah.

Seorang cupid tidak boleh jatuh cinta.
Ironis? Padahal pekerjaan mereka sangat dekat dengan topik cinta, mereka bahkan menjadi lambang cinta. Tapi mereka tidak bisa merasakan hal tersebut.

Hal itu sudah menjadi hukum buat mereka, apalagi terhadap manusia. Jika mereka melanggarnya maka mereka akan menghilang, sebenarnya tidak ada yang tahu kemana mereka akan pergi setelah itu.

Yeosang telah kehilangan banyak sahabat, hanya karena cinta. Hal itu membuatnya membenci cinta. Sangat.

"Dimana lukamu." Tanyanya lagi setelah menenangkan diri, Wooyoung membuka sedikit pakaian putihnya. Memperlihatkan sebuah retakan merah di dadanya, seperti sebuah dejavu ia melihat hal itu di tubuh temannya yang lain.

"F-fuck Wooyoung, Fuck you!" Tangis Yeosang memeluk temannya, ia tidak siap ditinggal lagi. Jangan lagi.

Wooyoung menghela napas, tidak ada yang bisa ia lakukan.

Sudah banyak cupid yang lalai karena hal ini, mereka tidak bisa menolak perasaan itu.

"Lets go to the river, shall we?" Ajak Wooyoung menarik tangan Yeosang pelan dan terbang kearah sungai di pedalaman hutan, dimana mahluk lain tidak bisa melihat sungai tersebut dan hanyalah spesies Cupid yang bisa.

Di sungai itulah dimana mereka lahir dan juga pergi, jika satu cupid sudah di takdirkan pergi maka mereka harus melakukannya di River's of Gold. Kalau tidak maka mereka akan menghilang dengan sendirinya.

"I will miss you, a lot" ucap Wooyoung tersenyum pedih melihat Yeosang terisak

"Aku juga.." mereka berpelukan untuk terakhir kali dan Wooyoung membalikkan badannya mendekati sungai itu, perlahan tubuh Wooyoung menghilang terbawa sungai. Yeosang berlari untuk memeluknya lagi namun hanyalah baju dan alat panahnya yang ia dapat, jiwa dan raga Wooyoung sudah hilang dari dekapannya.

Ia mengambil kertas sisa misi Wooyoung sebelumnya.

Choi San

Seorang manusia yang Wooyoung cintai.

Jika saja Yeosang tidak terhalang hukum maka ia sudah akan membunuh lelaki itu setelah ini, namun ia tahu Wooyoung tidak akan menyukainya jika ia masih 'hidup'.

'ssshhh'
Sebuah angin menerpa pelan dari arah kantongnya, ia merogoh sebuah kertas dengan tertulis nama disana.

Misi barunya dimulai lagi.

Choi Jongho.

---

I swear abis ini chapternya bakal menarik kok :') huhu aga crappy penulisanku karena sudah lama, aku harap kalian masih tetap bisa enjoy sama tulisanku.

C u P i DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang