Jennie Ruby Jane. CEO Kim company.
yang berusia 26 tahun itu ketika terbangun dari tempat tidurnya lansung mengerang kesal ketika mengingat kejadian kemarin,Dimana ia sudah Menikah dengan orang dari pilihan orang tuanya, dan kini menyandang status sebagai istri,
Lalisa Manoban. 25 tahun.
Wanita setengah pria yang merupakan Seorang CEO Manoban Corp dengan sifat urakan,santai, terlalu baik dan selalu tersenyum, ceroboh, dan menyukai kebebasan, berbanding terbalik dengan jabatan yang dimiliki nya itu.
Oww- dan juga berbanding terbalik dengan sifat Jennie Kim yang tegas, pedas, dan perfectionist.
Jennie terpaksa menyetujui perjodohan ini karena demi nama baik dan lebih mengembang pesatkan perusahaan Kim yang sudah dibangun susah payah oleh Appa nya. Menjalin hubungan dengan Perusahaan Manoban yang namanya sudah terkenal di kancah International itu membuat keuntungan besar dengan perusahaannya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Tapi lihatlah Suaminya itu masih betah tertidur dengan memuluk erat tubuh Jennie tanpa izin darinya.
"Ck! Hyak! Lalisa Bangun!" Pekik Jennie lalu melepaskan pelukannya lalu mengubah posisi menjadi duduk bersandar di headboard. Mengabaikan Lisa yang mengerang protes karena posisi tubuhnya sekarang menjadi tengkurap akibat tangan kasar istrinya itu.
"Jahat banget sih sama suami sendiri!"
Jennie hanya memutar bola matanya malas sebagai respon. Tidak ingin memulai pertengkaran ia lansung berlalu masuk ke kamar mandi untuk bersiap pergi bekerja.
"Sabar Lisa.. Untung istri lo sexy. Kalo engga, udah gue buang ke padang pasir diatas semak belukar." Batin Lisa sambil mengelus dada karena kelakuan istrinya.
Kini Jennie sudah rapi mengenakan jas bermerk Chanel miliknya. Ia sudah duduk rapi diruang makan dengan membaca majalah menunggu suaminya untuk sarapan bersama.
Tidak sampai membutuhkan waktu lama, Lisa keluar berjalan menghampirinya dengan memakai celana kerja berwarna abu-abu yang senada dengan jas yang dipakainya.
Namun Jennie mengernyitkan dahinya ketika melihat kemeja putih yang dipakai suaminya itu yang dikancing acak-acakkan tidak sesuai tempat, beserta dasi yang hanya dikalungkan di lehernya.
"Pagi sayang~" Sapa Lisa ceria ingin duduk dan mencium pipi istrinya namun tidak jadi karena tangan Jennie mengisyaratkan agar ia tetep berdiri kemudian disusul dengan istrinya yang sudah berada di hadapannya itu.
"Kancingin kemejamu dengan rapi, dan pakai dasi mu Lisa." Perintahnya dengan tatapan datar tapi menusuk.
"Gabisa sayangg~ rapihin dongg?" Balas Lisa sambil beraegyo namun dibalas dengan gelengen kepala oleh istrinya itu.
"Jangan manja. Jangan cari alesan. Bahkan anak kecil berumur 8 tahun sudah bisa mengerjakan itu semua."
"Serah ah, dibilangin gabisa juga! malah dibilang cari alesan. Aku laper mau makan." Ketus Lisa lansung duduk mulai memasukkan roti kedalam mulutnya tanpa diisi selai mengunyahnya dengan kasar,
Ia mengabaikan Jennie yang menahan emosi melihat kelakuan Lisa yang seenaknya, bahkan sekarang suaminya itu tengah merajuk.
Akhirnya mereka pun menikmati sarapan dengan perang dingin.
Selesai sarapan, Lisa yang sudah berdiri hendak keluar dari ruang makan, tiba-tiba menghentikan langkahnya karena suara Jennie.
"Lisa tunggu."
Sontak saja yang dipanggil lansung berbalik menghadap istrinya yang sudah berdiri menyusulnya.
Tanpa sepatah kata, ternyata Jennie merapikan kemejanya, mengancingkan di tempat yang benar setelah itu ia berjinjit sebentar untuk memasangkan dasi suaminya. Yang diperlakukan seperti itu lansung mengembangkan eyesmile nya.