[No edit]
.
Happy Reading!
"KALO JALAN TUH PAKE MATA! BUTA YA LO???!!"
Ya siapa lagi kalo bukan Jennie Ruby Jane si Queen of bully dan bad girl, siswi tingkat akhir, yang selalu buat onar, sekaligus anak dari Pemilik Seoul International High School tempat ia sekarang bersekolah.
Bersama dengan 3 temannya, Irene, Rose, dan Joy mereka pada saat jam istirahat berjalan memasuki kantin tiba-tiba ada seorang laki-laki berlari tidak sengaja menabrak bahu Jennie yang menghasilkan gadis itu terdorong ke belakang.
"Ma-mmaaf J-Jen--"
"APA LO BILANG?!! YANG JELAS DONG KALO NGOMONG!!" Bentak Jennie kesal lansung menarik rambutnya yang menyebabkan kepala pria itu tertunduk kebawah menyesuaikan tinggi Jennie.
Seluruh siswa/i yang ada di kantin lansung heboh bergerombol menonton pertunjukkan Jennie.
"ARGHTT- S-ssa-sakit a-ampunnn!" Aduh pria itu meringis kesakitan minta dilepaskan namun Jennie semakin menarik rambutnya kebelakang.
"Huh lemah lo!" sahut Joy
"Dih letoy bat kek cewe centil." Timpal Irene.
"Cepet dikit dah ah, gue laper nih." Eluh Rose sambil mengembungkan pipinya.
"ARGHTTT- SAKITTTT"
"Lo mau dapet maaf dari gue? Hm?" Tanya Jennie sambil tersenyum licik, pria yang bernama jimin itu lansung menganggukkan lansung menganggukkan kepalanya cepat.
"Lo cium kaki gue cepet!!!"
Dengan kuatnya cengkaman tangan gadis bermata kucing itu, Ia menundukkan wajah Jennie kebawah menunjuk sepatu kanannya membuat pria itu berlutut.
pada saat wajah Jimin sudah 5cm lagi didepan sepatu Jennie, tiba-tiba --
"Jennie ikut saya ke ruang BK sekarang." Intrupsi dingin dan datar seorang wanita memotong ucapannya.
Ya, Dia adalah Lalisa Manoban. Sang Ketua Osis dan Duta Siswa sekaligus siswa berprestasi dan kesayangan guru di Sekolah itu.
"Ck!!" Jennie mendengus sebal, lalu melepaskan cengkamannya dari rambut Jimin kemudian berjalan cepat menuju Ruangan Duta Siswa meninggalkan Lisa sendiri disana.
Lisa menggelengkan kepalanya melihat punggung Jennie semakin menjauh.
"Terimakasih Lisa."
Ia hanya menganggukkan kepalanya dengan wajah yang datar seperti biasanya merespon ucapan Jimin. Setelah itu pergi menyusul Jennie.
.
.
-
Ceklek
Lisa membuka pintu ruangan. Ia melihat Jennie yang sudah duduk disofa panjang dengan satu kakinya dijulurkan ke meja depannya lengkap dengan tangan yang bersedekap dada dan wajah yang angkuh dan sombong menatap Lisa.
"Lihatlah Kucing kecil ini. Ck." Desis Lisa mengusap wajahnya frustrasi melihat Jennie.
"Apa?!!" Ketus Jennie sinis menantang.