21. GAUN MERAH

44 23 11
                                    

"Aku merelakan mu demi orang yang ku sayang."

"Terus kenapa lu buat gua nungguin lu?"

Kata-kata itu masih terngiang terus menerus di kepala Frisillia seolah baru saja terjadi. Padahal, sudah 3 hari. Masihkah ia tak bisa mencintai seorang laki-laki dalam kehidupannya? Namun ia tak ingin seperti ini terus menerus.

"Fris, entar malem ikut gua, ya," Baruna membubarkan lamunan Frisillia.

"Kemana?"

"Ke rumah gua,"

"Buat apa? Gak mau, ah!" Frisillia memalingkan wajahnya.

"Bokap gua ngadain party buat ngerayain keberasilan usahanya," Ujar Baruna menjelaskan.

"Gak, gak mau ikut pokoknya!" Ujar Frisillia sembari beranjak meninggalkan Baruna.

"Kenapa gak ikuut?!" Nada suara Baruna merengek seperti bayi.

"Itu acara formal, Bar," Frisillia berhenti sejenak.

"Emangnya kenapa?"

"Gua gak bisa jadi orang formal," Jawab Frisillia.

"Lu gak ikut?" Tanya Baruna.

"Iya!" Jawab Frisillia ketus.

"Oke," Lantas Baruna pergi dari pandangan Frisillia.

"Gak biasanya tuh anak kayak gitu," Frisillia bergumam lalu pergi ke kantin.

Frisillia jalan ke kantin menemui Eliza yang sedang duduk sendirian di kursi kantin."Eliza? Kesempatan gua, nih!" Frisillia bergumam lalu menghampiri Eliza.

"Hai, Za! Jangan pergi dulu ya gua mau ngomong sama lu," Frisillia mencegahnya pergi.

"Apa?" Tanya Eliza ketus.

"Nanti malem lu ke rumahnya Baruna, ya," Ujar Frisillia.

"Ngapain?" Eliza tak menatap Frisillia.

"Katanya dia mau ngundang seluruh temen-temennya buat ke rumah dia, soalnya ada party apa gitu," Frisillia berbohong.

"Kenapa gak lu?" Ujar Eliza.

"Gua nanti keluar sama temen gua," Jawab Frisillia.

"Gua di undang? Kok Baruna gak ngomong ke gua?"

"Nah, ya ini gua ngomong sama lu. Sekalian juga lu PDKT sama dia," Ujar Frisillia.

"Bukannya lu suka sama Baruna?" Tanya Eliza.

"Gua kan udah bilang kalau gua gak suka!" Frisillia menjelaskan statusnya dengan Baruna.

"Oke. Thanks, ya!" Eliza tersenyum lalu pergi mengembalikan piring yang kotor ke kantin.

Frisillia sudah ada rencana nanti malam ia tak akan mengikuti party yang di katakan Baruna tadi. Sebagai gantinya, ia kirim Eliza ke sana sebagai penggantinya."Fris, Di suruh ke belakang sekolah sama Baruna," Alland menepuk pundak Frisillia.

"Kenapa?"

"Gak tau, tapi katanya penting."

"Ohh, ya."

Frisillia pergi ke arah belakang sekolah dengan terburu-buru lalu menemukan seorang laki-laki yang berdiri seorang diri di bawah pohon yang rindang.

"Bar!" Frisillia memanggilnya.

"Fris, dateng juga lu," Baruna menarik senyumannya yang sangat manis.

BARUNA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang